51. Allen Mulai Berani

5K 376 8
                                    

Setelah makan malam, keluarga Hermawan berkumpul di ruang keluarga yang terletak di lantai 2. Di sana, terdapat satu set sofa dan sebuah TV berukuran besar.

Viona sedang asyik nyemil popcorn karamel sambil menonton cartoon Casper yang diputar di TV. Gadis itu duduk di atas karpet bersama ketiga abangnya.

Selina juga ikut menonton bersama putrinya dengan sepiring strawberry potong di pangkuannya.

Kedua wanita itu fokus menonton tanpa mempedulikan perang batin yang sedang terjadi di antara para pria itu.

Adit melirik putra pertamanya dengan dingin. Tatapan matanya seakan-akan berkata, "Gak becus banget jagain adek!"

Adit sangat kesal tiap kali mengingat perasaan yang dirasakannya saat bangun tidur tadi, di mana putrinya tidak terlihat di mana-mana.

Setelah mencari ke semua tempat di rumah itu, dia kemudian diberitahu oleh putra sulungnya kalau putrinya sudah "diantar" menemui pria yang mereka temui beberapa hari yang lalu. Parahnya lagi, putrinya itu ditinggal sendirian dan putranya malah pulang. Ingin rasanya putranya itu ditukar tambah saja!

Radit yang dipelototi sang papa juga merasa sangat bersalah. Pria itu balas menatap Adit dengan tatapan melas, "Menurut papa aku bisa nolak adek? Mana tadi aku disogok lagi."

Di sisi lain, Rian dan Rendi yang duduk di sisi kiri dan kanan Viona juga saling bertatapan dengan emosi kesal di mata masing-masing. Mereka mengeluhkan hal yang sama. "Ini tadi kita ngapain sih sok-sokan ke gym? Mending juga di rumah jagain adek!"

Adit dan kedua putranya masih dapat mengingat dengan jelas perasaan marah mereka tadi siang. Setelah memelototi Radit yang merasa bersalah karena sudah menerima "suap" dari Viona tanpa sepengetahuan yang lainnya, mereka bertiga pun mengikuti pria itu untuk menjemput Viona yang telah selesai makan. Sekalian ingin memperingati "anak muda" yang tidak kenal takut itu.

Selina saat itu menatap datar keempat pria yang sedang menyusun strategi untuk berurusan dengan Allen. Dia tidak mengerti di mana salahnya jika putrinya bertemu temannya. Bukannya bagus ya kalau adek punya banyak teman? Terus temannya adek juga ganteng banget, gak ada salahnya ketemu sesekali.

Pada akhirnya, wanita itu hanya bisa memutar bola matanya malas dan membiarkan mereka melakukan apapun yang mereka mau. Pokoknya resiko tanggung sendiri!

Tidak mengetahui medan perang di sekitarnya, gadis kecil itu malah tertawa ngakak saat melihat scene lucu hingga hampir terjungkal ke belakang. Untung Adit yang duduk di sofa siap siaga menangkap kepala kecil putrinya.

Adit menggelengkan kepalanya pasrah dengan tangan yang terus mengelus kepala putrinya.

"Hati-hati adek," pesan Adit yang dibalas Viona dengan tatapan polos. Membuat Adit geram dan tidak bisa menahan diri untuk memberikan ciuman bertubi-tubi di wajah mungil putrinya.

"Hahaha papa~ geli lho!" Rengek Viona yang berusaha bersembunyi dari papanya.

Adit pun tidak mau kalah. Pria itu mengangkat tubuh mungil putrinya dan mendudukkannya di pangkuannya. Kemudian tangan nakal Adit mulai menggelitiki pinggang gadis kecil itu.

Viona terus menggeliat dengan tawa ceria di wajahnya sambil berusaha mencari perlindungan dari mamanya.

"Mama!" Panggil gadis kecil itu sambil berusaha menyempil di belakang punggung Selina.

Selina hanya bisa tersenyum tidak berdaya karena tingkah kekanak-kanakan suaminya itu.

Viona tambah tertawa ketika ketiga abangnya juga berusaha menggelitiki telapak kakinya.

Viona (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang