28. Maniac Shopping 🛒

7.7K 475 6
                                    

Setelah makan malam, Viona yang sedang asyik membaca buku sambil senderan di perpustakaan dipanggil oleh Rian.

"Dek, pergi yuk?" Ajak Rian.

Viona mengangkat kepalanya dari buku yang sedang dia baca dan menatap Rian yang tengah bersandar di pintu perpustakaan.

"Mau kemana bang?" Tanya gadis itu.

"Ke mall dek. Beli perlengkapan camping," jawab Rian. "Ikut gak?" Tambah pria itu.

"Ikut dong!" Seru Viona dan buru-buru meletakkan buku sejarah yang sedang dibacanya kembali ke tempat semula.

"Yuk bang!" Seru Viona seraya menggandeng tangan Rian.

Kedua kakak beradik itu kemudian turun menuju basement. Adit dan Selina tidak terlihat karena tadi setelah makan malam mereka pergi jalan-jalan berdua ke pantai.

Di basement, Radit dan Rendi sudah menunggu di samping mobil Range Rover Evoque berwarna merah milik Rendi.

"Adek!" Panggil Radit dan Rendi sambil melamai ke arah Viona.

"Abang!" Sahut gadis kecil yang sedang berlari kecil sambil melompat itu.

"Masuk dek," ujar Radit dan membuka pintu penumpang untuk Viona.

"Okey," jawab Viona sambil duduk di kursi ekslusifnya.

Setelah semua orang naik, Radit melajukan mobil mewah itu di jalanan yang lumayan lenggang pada malam itu.

Mall yang mereka tuju adalah salah satu mall milik Adit.

Radit mengajak ketiga adiknya naik lift menuju lantai 4 di mana konter jacket mewah terletak.

"Dek, jacket ini bagus deh," ujar Rendi sambil menunjukkan jacket tebal berwarna pink bertali maroon kepada Viona.

Mendengar panggilan Rendi, Viona pun menghampiri abang ketiganya itu. Viona dengan hati-hati memandangi jacket yang sudah dipilih Rendi.

"Ini juga bagus dek," sela Radit yang datang sambil membawa jacket berwarna kuning.

Sebelum Viona sempat menjawab, Rian pun datang dengan jacket mewah berwarna putih di tangannya.

"Ini aja dek, cantik banget. Adek pasti kayak princess kalau pakai ini," saran Rian.

Melihat ketiga abangnya menatapnya dengan penuh harap, Viona merasa bingung dan tidak tau harus memilih yang mana agar ketiga abangnya puas.

"Adek bingung bang," jawab Viona jujur.

"Ya udah. Beli ketiganya aja," putus Radit dan meminta pelayan untuk membungkus ketiga jacket itu.

"Tapi kan acaranya cuma satu malam bang. Adek gak bisa pakai ketiga jacket-nya," protes Viona.

"Nggak apa-apa. Nanti adek pilih aja mau pakai yang mana waktu malam Rabu. Selebihnya biar jadi koleksi aja," ujar Rendi sepele.

"Tapi lemari adek udah penuh bang," keluh Viona saat mengingat 10 lemari di ruang gantinya sudah penuh dengan puluhan pakaian yang bahkan belum pernah dia pakai.

"Gampang dek. Nanti pulang ruang ganti kamu kita lebarin, ambil setengah dari ruang ganti abang juga gak apa-apa," ucap Rian.

Viona memandangi ketiga abangnya yang selalu ingin memperluas ruang gantinya dengan tidak berdaya. Dia tidak mengerti mengapa ketiga abang dan papanya sangat suka membelikannya pakaian dan merasa bahwa bajunya sangat sedikit, saat mereka bahkan tidak tertarik membeli pakaian untuk diri mereka sendiri.

Setelah penolakannya tidak valid, Viona hanya bisa pasrah dan menerima nasibnya kalau ruang gantinya akan direnovasi lagi.

"Abang beli jacket yang mana?" Tanya Viona sambil melihat-lihat jacket pria.

"Adek pilihin aja," ujar Rendi yang mengikuti Viona.

"Pilihin untuk abang juga ya dek," sela Rian.

"Untuk abang terserah yang menurut adek bagus aja," tambah Radit.

Sesuai permintaan para abang, Viona akhirnya memilih 3 jacket yang sekiranya cocok untuk abang-abangnya. Radit dan kedua adiknya tidak protes dan malah dengan senang hati membeli jacket pilihan Viona.

Setelah dari toko jacket, Viona mengajak ketiga abangnya menuju supermarket di lantai 1 untuk membeli cemilan.

"Eh dek. Berhenti dulu, kayaknya dress itu cocok deh untuk adek," ucap Radit saat mereka sedang turun menggunakan eskalator.

Rian menunjuk sebuah toko dress kelas atas yang setiap barangnya limited. Rian dan Rendi ikut melihat toko pilihan Radit. Keduanya menyetujui pilihan Abang pertamanya itu dan dengan tegas menyeret Viona yang ogah-ogahan untuk singgah dulu di lantai 3.

Viona tidak bisa menolak lagi saat abang pertamanya itu langsung membungkus dress pilihannya tanpa menyuruh Viona untuk mencoba.

Setelah dress pilihan Radit, ternyata Viona masih belum bisa lepas dari kenyataan bahwa ketiga abangnya tiba-tiba menjadi maniac belanja.

Rian dan Rendi juga tidak mau kalah. Kedua pria itu dengan senang hati menarik Viona ke berbagai toko dress, sepatu, tas, hingga aksesoris.

Jika tidak dihentikan oleh Viona dengan jurus mewek andalannya, mungkin ketiga abangnya bisa betah belanja hingga tengah malam.

"Bang. Aku mau beli cemilan. Kalau abang masih mau di sini, aku pergi sendiri aja," ancam Viona.

Untuk menyatakan keseriusannya, Viona langsung pergi meninggalkan ketiga pria itu.

Rendi buru-buru membayar jepit rambut pilihannya untuk Viona dan mengikuti gadis kecil yang sedang ngambek itu.

Radit dan Rian yang sedang berada di toko sepatu juga dihubungi oleh Rendi dan dengan berat hati mereka harus membatalkan sepatu-sepatu lucu yang sedang mereka lihat.

Setelah 2 jam belanja pakaian, Viona dan ketiga abangnya akhirnya sampai di supermarket.

Rendi bertugas memegang troli dan Viona bertugas memilih makanan, sedangkan Rian dan Rendi menjadi kuli angkut. Kedua pria tampan dan tinggi itu bertugas mengambil barang-barang tinggi yang tidak bisa digapai oleh tubuh mungil Viona.

"Bang, tendanya gimana?" Tanya Viona saat sudah mengisi troli dengan segunung cemilan dan makanan instant lainnya.

"Tendanya udah abang suruh beli sama asisten Abang," jawab Radit lembut sambil mengusap kepala adik kecilnya.

Selesai memilih cemilan, tugas untuk membayar pastilah menjadi milik eksklusif anak pertama.

Radit mengantri bersama beberapa ibu-ibu, sedangkan ketiga adiknya berdiri menonton sambil makan es krim.

Pria tampan dengan troli penuh cemilan itu terlihat sangat mencolok saat berada di tengah perempuan-perempuan paruh baya yang habis belanja bulanan.

Setelah urusan belanja selesai. Rian mengemudikan mobil pulang menuju rumah dengan bagasi penuh paper bag dan segunung cemilan yang harus segera mereka sembunyikan agar tidak ketahuan Selina.









Viona (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang