26. Kak Vio

9.5K 543 22
                                        

Jam 8 pagi, acara ospek Hermawan High School resmi dimulai. Semua siswa baru yang berjumlah 90 orang duduk di atas hamparan rumput di samping lapangan basket, sedangkan para senior yang berjumlah 20 orang berdiri di depan dan belakang.

Acara pertama dimulai dengan pembukaan oleh ketua panitia, Faiz.

Remaja berkacamata itu berbicara dengan berwibawa di depan seluruh siswa baru. Pengalamannya sebagai ketua kelas selama 9 tahun membuatnya dapat memimpin para siswa baru yang masih tengil dengan baik.

Setelah Faiz selesai memimpin upacara pembukaan, kini giliran Viona untuk memberikan pengarahan.

Setelah Faiz mundur, Viona maju dan berdiri menggantikan Faiz. Gadis cantik dengan rambut diikat ekor satu itu berdiri menantang matahari pagi. Sinar cahaya matahari menyinari tubuhnya layaknya peri yang tidak sengaja tersesat di bumi.

Gadis dengan senyum manis di bibirnya itu perlahan mengangkat mikrofon ke depan bibirnya.

"Halo para peserta didik baru. Perkenalkan, nama saya Viona Zara Hermawan. Kalian bisa panggil saya kak Vio. Saat ini jabatan saya adalah sebagai sekretaris OSIS. Sebelum acara utama ospek siswa baru Hermawan High School dimulai, saya akan memberitahukan beberapa peraturan dan rundown kegiatan kita selama acara ospek berlangsung.

Peraturan pertama. Selama berada di ruang lingkup sekolah, tidak ada yang diperkenankan menggunakan kata ganti gue dan lo. Semua orang harus memanggil satu sama lain dengan aku, saya, dan kamu. Kedua, setiap siswa harus mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemimpin kelompok masing-masing. Ketiga dan yang terakhir, tidak diperkenankan meninggalkan area sekolah sebelum acara berakhir tanpa izin dari panitia.

Sampai di sini apakah ada pertanyaan adik-adik?" Tanya Viona.

Suara lembut dan manis Viona membuat siswa tanpa sadar terhanyut dalam suaranya, hingga mereka lupa bahwa yang sedang mereka dengar adalah peraturan.

Mereka baru sadar setelah mendengar pertanyaan dari Viona.

"Nggak ada kak Vio!" Jawab mereka kompak.

Viona tersenyum manis sebelum melanjutkan kembali pengarahannya.

"Baik kalau tidak ada yang bertanya. Hal selanjutnya yang ingin kakak bahas adalah agenda kita selama 3 hari ke depan. Pertama, hari ini adik-adik sekalian akan dibagi menjadi 15 kelompok. Nanti kalian akan mengikuti sesi perkenalan dan arahan dari ketua kelompok masing-masing.

Hari kedua atau besok, kalian akan mengikuti lomba yang telah diberitahukan oleh ketua kelompok hari ini.

Hari ketiga atau hari terakhir, kita akan mengadakan camping bersama di sekolah. Kami juga mengadakan malam bakat dan pembagian hadiah bagi pemenang lomba di hari kedua. Di malam bakat, adik-adik dapat memberikan persembahan hiburan apa saja dan nama-nama peserta yang ingin tampil dapat diberikan pada hari kedua.

Mengenai perlengkapan untuk camping akan dijelaskan oleh ketua kelompok paling lambat sepulang sekolah hari ini. Sekian dari kakak dan apabila ada pertanyaan dapat ditanyakan kepada kakak-kakak panitia yang ada di sini." Setelah Viona selesai menyampaikan arahan, tepuk tangan menggema di bawah terik matahari.

"Kayak habis konser aja Vi," goda Merlin yang menjabat sebagai bendahara OSIS. "Tadi si Faiz aja yang tepuk tangan kayak kurang makan," tambahnya sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Faiz.

Viona hanya tertawa saat Faiz memutar bola matanya.

Saat mereka pikir bahwa acara dapat dilanjutkan ke pembagian kelompok, seorang siswa baru mengangkat tangannya untuk bertanya.

Melihat itu, MC pun memberikan mic kepada siswa tersebut.

Di bawah sinar matahari yang semakin terik. Seorang siswa laki-laki berpakaian putih dan hitam berdiri. Rambut hitamnya terbias cahaya matahari hingga membuatnya tampak keemasan.

Remaja tampan itu begitu tinggi hingga membuat Viona yang berdiri jauh di depan bisa melihatnya dengan jelas.

Laki-laki tampan dengan sorot mata tajam itu memandang Viona dengan senyum tipis di wajah tampannya.

"Selamat pagi kak Vio. Perkenalkan nama saya Allen Wijaya. Saya ingin menanyakan beberapa hal menyangkut arahan yang tadi kakak berikan. Skema pembagian kelompoknya bagaimana ya kak? Apakah ketua kelompok sudah ditentukan atau harus dicari sendiri? Dan apakah kami bisa bertukar kelompok dengan yang lain?" Tanya siswa tersebut.

Namun Viona tidak tahu apakah itu hanya perasaannya saja, tapi rasanya siswa itu selalu melihat ke arahnya saat berbicara.

Karena yang siswa baru itu khusus memanggil nama Viona, maka Vionalah yang harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa bernama Allen tersebut.

"Selamat pagi Allen. Jawaban untuk pertanyaan kamu adalah anggota kelompok sudah dibagi kemarin oleh panitia dan anggota kelompok dapat diganti pada hari pertama dengan persetujuan dari anggota kelompok lain yang ingin berganti. Setelah ini akan diumumkan nama-nama anggota kelompok beserta ketuanya oleh kak Merlin. Terima kasih," jawab Viona.

Setelah itu Allen mengangguk ke arah Viona dengan senyum tipis yang menghiasi wajah tampannya sebelum duduk kembali di tempatnya.

Penampilan Allen yang tampan membuat para siswa perempuan geger. Mereka baru memperhatikan Allen karena tadi remaja itu duduk di belakang.

Wajah tampan Allen membuat para siswi sering menoleh ke belakang untuk curi-curi pandang ke arah siswa blasteran itu. Namun, Allen justru tidak peduli dan hanya fokus melihat Viona yang sedang mendiskusikan sesuatu dengan sesama panitia.

Sesaat kemudian, Merlin mengumumkan nama-nama anggota beserta panitia yang bertanggungjawab.

"Kelompok kelima. Diketuai oleh kak Vio. Risky, Zalva, Heri, Nana, Vinsa, dan Alden. Kelompok ke..."

Allen mengerutkan alis tajamnya saat tidak mendengar namanya di kelompok Viona.

"... Kak Faiz. Allen, Yusi.."

Setelah mendengar seluruh pengumuman yang disampaikan oleh Merlin, sebuah perhitungan licik terbesit di mata coklat Allen.

Selesai pengumuman, para peserta ospek diberikan waktu satu jam untuk istirahat dan makan siang.

Di kantin, Viona duduk bersama sesama panitia ospek.

Dari arah pantry, Allen yang memegang nampan makanan melihat Viona yang sedang makan bersama teman-temannya. Allen tidak mendekat tetapi menuju meja tempat seorang remaja laki-laki bernama Risky duduk. Entah apa yang dikatakan Allen, namun setelah itu mereka berdua makan dengan senyum puas di wajah mereka.

Satu jam kemudian, semua siswa baru diharuskan berkumpul di lapangan. Viona dan teman-temannya berdiri berjejer di depan.

"Ayo adik-adik, silakan berdiri di depan kakak kelompoknya masing-masing," instruksi Merlin yang memegang toa.

Allen yang dari tadi bersikap tenang berjalan cepat mendahului teman-teman yang lain ke depan Viona.

Allen yang tinggi berdiri tepat di depan Viona yang mungil. Remaja itu tersenyum cerah saat menatap mata bulat Viona yang seperti anggur hitam.

Viona yang ditatap Allen merasa bingung hingga tidak bisa bereaksi. Gadis itu menengadah menatap mata Allen yang juga menatap Viona dengan pandangan lembut.

"Eh dek. Mundur ke belakang lagi, jangan terlalu deket sama kak Vio," tegur Merlin yang kebetulan lewat dan melihat kedekatan Viona dan Allen.

Allen menyunggingkan senyum nakal ke arah Viona sebelum mundur sejajar dengan barisan lain, meninggalkan Viona yang berdiri mematung dengan pipi yang perlahan memerah.

Agenda hari ini hanyalah perkenalan bersama anggota kelompok dan pertukaran informasi untuk memudahkan kegiatan selama tiga hari ke depan.

Viona pulang bersama Rendi yang menjemputnya sepulang dari kampus. Saat di dalam mobil, Viona melirik ke arah Rendi yang sedang fokus menyetir dengan perasaan bersalah. Gadis cantik itu diam-diam membaca pesan dari ponselnya.

Allen
[Halo kak Vio. Ini nomer Allen. Sampai jumpa besok ya kak!😸😸]

Viona (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang