Radit
[Pa, beliin roti coklat yang papa bawa pulang kemarin]Aditya yang sedang bekerja di kantor mendapatkan pesan yang dikirim oleh putra pertamanya, Radit. Pria yang akan memasuki usia 30 tahun itu pun hanya membalas dengan, [oke].
"Ren, jadwal saya tinggal apa lagi untuk hari ini?" Tanya Adit kepada Reno, asisten yang berjaga di samping mejanya.
Reno yang disebutkan namanya langsung membuka tablet pc.
" Sudah tidak ada lagi pak kalau untuk hari ini," jawab pria berkacamata tersebut setelah mengecek ulang jadwal bosnya yang sudah diatur untuk satu tahun ke depan.
"Bagus. Kalau gitu kita akan pulang sekarang," kata Adit setelah membubuhkan tanda tangan terakhir di berkasnya.
Pria tampan blasteran Jerman-Indonesia itupun bangkit dari singgasananya.
Sebelum pergi, Radit terlebih dahulu mengambil jas yang tergantung digantungan dan membawanya di tangan tanpa memakainya lagi.
Dengan diikuti Reno, Adit pun berjalan meninggalkan ruangan serba hitam itu. Suara langkah kaki sepatu pentofel mahalnya bergema di lantai 21 gedung perusahaan miliknya. Sepanjang jalan menuju lift, semua karyawan yang melihatnya menyapanya dengan hormat dan dibalas anggukan ringan Adit.
Aditya Hermawan adalah sosok pebisnis muda yang sukses di usianya yang baru akan memasuki kepala 3. Kepiawaiannya dalam berbisnis selalu sukses membuat lawan bisnisnya ketar ketir ketika mendengar namanya.
Para wanita akan merasa panas setiap kali melihat parasnya yang tampan rupawan dan dirinya yang bergelimpangan harta. Walaupun Aditya adalah seorang duda yang ditinggal meninggal istrinya 5 tahun yang lalu, selalu saja ada wanita yang berbondong-bondong mendatanginya.
"Mari pak," ujar supir pribadi Aditya saat membuka pintu mobil untuk bos besar tersebut.
"Terimakasih pak," jawab Aditya. "Kita ke toko kue yang kemaren dulu ya pak," tambah pria yang saat ini sedang bersandar di kursi belakang sambil melonggarkan dasinya.
"Baik pak," jawab supir.
"Reno, aturkan saya meeting dengan devisi keuangan besok," perintah Adit kepada Reno yang duduk di kursi penumpang samping supir.
"Baik pak," jawab Reno sigap dan mulai mengatur kembali jadwal Adit yang memang sudah penuh.
Beberapa menit kemudian, sedan hitam berjenis Mercedes-Maybach S580 4Matic itu pun berhenti di depan sebuah toko kue bernama Vio Bakery shop. Toko ini tidak terlalu besar, hanya sebuah ruko 2 pintu. Namun, toko ini selalu ramai karena memang selain jenis roti dan kue yang beragam, rasanya juga tidak perlu diragukan lagi.
Kemarin, Adit tidak sengaja melewati toko ini ketika anak pertamanya ingin dibelikan roti.
"Sudah sampai pak," ujar pak supir.
"Ehm"
Raditya berjalan dengan diikuti Reno menuju toko yang hari itu ramai seperti kemarin.
"Selamat datang," sapa pelayan yang berjaga di pintu.
"Saya ingin membeli roti coklat berbentuk Mickey mouse ukuran besar," ujar Adit kepada pelayan tersebut.
"Oh maaf pak. Untuk roti yang bapak maksud sedang dipanggang."
"Berapa lama?" Tanya Adit.
"Sekitar 15 menit lagi pak."
"Baik. Akan saya tunggu saja," ujar Adit dan berjalan menuju salah satu meja yang ada di sana.
"Ma.. ma.." perhatian Adit seketika teralihkan kala mendengar ocehan bayi. Pria tampan itu menoleh ke samping dan betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang bayi perempuan yang sangat lucu sedang makan biskuit susu di kursi bayi tepat di samping mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viona (END)
Fiksi RemajaBagaimana jadinya kehidupan Viona, seorang gadis kecil yang hanya hidup bersama sang mama tiba-tiba punya papa baru dan 3 abang tiri? akankah hidupnya lebih bahagia atau justru makin pelik? Dan bagaimana kehidupan gadis cantik itu ketika cinta datan...