"Kak Vio, bisa.. bicara sebentar?"
-Sebuah private jet berwarna pastel pink telah mendarat dengan sempurna di bandar udara internasional John F. Kennedy pada malam hari waktu setempat.
Setelah pintu dibuka oleh pramugari, para penumpang turun satu persatu.
Seorang pria paruh baya tampan berjalan menuruni tangga dengan hati-hati sambil membawa seorang wanita yang masih terlelap di lengannya. Mata tajamnya menatap lembut wajah cantik wanita itu.
Di belakangnya, seorang pria muda dengan perawakan yang sama juga berjalan turun dengan sesosok tubuh kecil di depan dadanya. Tubuh kecil itu tertutup mantel pria hingga hanya menampakkan sepasang kaki kecil seperti es lilin.
Keduanya diikuti oleh dua orang pria muda dan tampan yang berjalan turun mengikuti dua sosok di depan dengan menenteng teddy bear kesayangan adik kecil mereka.
Di ujung tangga, mereka sudah ditunggu oleh limusin yang siap membawa mereka kembali ke manor.
***
Pukul 10 bagi. Sosok kecil yang meringkuk di dalam selimut menggeliat sejenak sebelum sepasang tangan putih seperti akar teratai menjulur keluar dan menarik selimut itu ke bawah, menampakkan wajah cantiknya untuk dielus hangatnya sinar mentari yang menonton dari balik dinding kaca.
Matanya perlahan terbuka dan menatap lembut langit cerah di luar. Cuaca yang sempurna untuk bertemu seorang teman lama.
Ting!
Sebuah pesan masuk tepat saat gadis itu hendak bangun. Viona meraih telpon yang terletak di nakas dan memeriksa kotak pesan sambil berbaring di atas kasur.
Allen
[Kakak udah pulang? Aku mau mastiin kakak bisa makan siang hari ini atau gak]Viona mengulum bibirnya yang kering sambil berpikir, sebelum akhirnya membalas pesan Allen dengan jujur.
[Kakak udah pulang]
[Bisa. Mau makan siang di mana?]
Balasan dari seberang datang secepat kilat, seolah-olah pemiliknya sedang fokus menjaga halaman pesan mereka.Allen
[Kakak ada saran mau makan apa?]Viona berpikir sejenak. Tiba-tiba sesuatu terlintas di benaknya.
[Kakak pengen makan di tempat yang ada menu minuman bobanya]
Allen
[Oke!]
[Nanti aku share lokasinya ke kakak ya?]Balasan Allen datang sangat cepat hingga lebih seperti jawaban otomatis yang disetel oleh aplikasi.
Viona tidak bisa menahan tawa gelinya ketika membayangkan seorang laki-laki tampan berjas sedang memegang ponsel dengan serius untuk menunggu balasannya. Seperti anjing susu kecil yang menunggu untuk dielus sambil mengibaskan ekornya.
[Oke!]
Setelah membalas Allen, Viona pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah selesai, gadis itu naik lift untuk turun ke meja makan.
"Abang~" panggil gadis kecil itu saat pintu lift khusus dapur telah terbuka dan menampakkan Radit yang sudah tampan sedang duduk membaca koran sambil minum kopi seorang diri.
Mendengar suara adik kecilnya, Radit mengalihkan perhatiannya dari koran dan tersenyum hangat ke arah adiknya yang sedang berjalan pelan ke arahnya.
"Pagi adek~" sapa Radit lembut. Pria itu dengan penuh perhatian menunggu adiknya sampai ke padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/349967418-288-k155967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Viona (END)
JugendliteraturBagaimana jadinya kehidupan Viona, seorang gadis kecil yang hanya hidup bersama sang mama tiba-tiba punya papa baru dan 3 abang tiri? akankah hidupnya lebih bahagia atau justru makin pelik? Dan bagaimana kehidupan gadis cantik itu ketika cinta datan...