1. Darun Nadwah

1.6K 140 11
                                    

Assalamualaikum..
Bismillah untuk first story semoga kalian menyukainya.

Cukup tekan vote di bawah
Satu vote dari kalian sangat berharga buat aku.

So jangan lupa vote:)

Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد


                            _________


Seorang gadis cantik yang tengah berdiri di loteng atap asramanya, termenung menatap langit biru cerah dengan mengeluarkan semburat sinar yang menyinari sekitaran bumi, ditambahi awan-awan yang bergerak pelan sehingga ciptaanNya layak dipuji dengan semua keindahan yang Allah ciptakan masyaallah. Gadis itu mendoakkan kepala nya sedikit keatas, lalu ia biarkan kedua bibir itu tersenyum manis menikmati hembusan angin yang bersemilir sejuk. Kemudian kelopak mata indah itu perlahan, sedikit demi sedikit berganti dengan terpejam.

"Hawa?"sahut cesyia salah satu temannya yang entah sejak kapan ia berada disitu.

Terdengar sahutan seseorang, gadis itu menoleh ke samping lalu ia merubah ekspresi wajahnya dengan cemberut sedih.

"Gak kerasa udah mau lulus aja."tanpa aba aba gadis itu langsung memeluk cesyia dengan erat.

Cesyia pun tersenyum mendengarnya, ia tau bahwa satu temannya ini belum siap untuk berpisah dahulu.

"Terusin aja mau? Aku, sama Zahira juga masih disini." saran cesyia.

Gadis itu pun menggeleng lesu
"gak bisa."ucapnya.

"Terus gimana sama hafalan?"
Tanyanya cesyia serius.

Hawa hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sebenarnya ia pun kepikiran akan hal seperti itu. Namun, keputusan nya telah bulat untuk lulus dalam 6 tahun dirinya di sini.

"Y-yaa itu gak gimana-mana."ucap hawa tidak yakin.

Cesyia menghela napasnya pelan "yakin gak sayang hafalannya?"

Hawa tersenyum manis lalu meraih kedua tangan cesyia dan menggenggamnya.

"Cyaa gak usah khawatir, insyaallah hawa yakin kok." ucapnya tersenyum manis.

Mendengar penuturan hawa, cesyia yakin bahwa temannya telah sepakat dengan keputusannya.

"Iya aku percaya kok,nmau gimana pun keputusan yang kamu ambil insyaallah yang terbaik."ucap cesyia tersenyum.

"Makasih cyaa."

"Trus gimana? Lanjut kuliah atau yang lain?" Tanya cesyia.

Nara menggeleng pelan kepalanya sembari menunduk dengan memilin jari-jemari mungilnya. perkataan yang baru saja keluar dari mulut cesyia membuatnya terpikirkan, benar! Kini, dirinya belum sama sekali berpikir untuk melanjutkan nya kemana.

"Hawa belum kepikiran mau lanjut kemana."sahutnya.

Kedua alis cesyia pun berkerut bingung "Loh terus?"

"hm.. hawa--"

"Ya Allah ternyata disini, gue cariin huh.. bentar ambil napas dulu, gila itu tangga panjang nya ke harapan orang tua gue aja, ini nih yang gue gak demen banget buat kesini." celetuk Zahira salah satu teman dari keduanya, deru napas gadis itu membuat Nara dan juga cesyia meringis dengan menatap buliran keringat yang telah membasahi kedua sisi kerudung gadis itu.

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang