Jangan lupa vote & Komen
Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد______
Semenjak mempunyai teman rumah, gadis cantik ini lebih sering mengajak nadia untuk bermain ke rumahnya, awalnya nadia selalu canggung untuk mengobrol dengan Nara. namun, akhirnya ia bisa terbiasa karena sosok gadis itu selalu membuat gemas dirinya hingga nadia pun bisa berteman akrab dengan Nara."Ra kajian yuk, sekarang katanya ada kajian di masjid Ar-Rahman." ajak nadia.
Nara yang sedang tengkurap hanya melirik Nadia sekilas lalu ia melanjutkan film nya.
"Ish nara denger gak."sebal nadia dengan menggoyangkan bahu nara.
"Iya-iyaa nara denger, kak nadia aja sana! Nara lagi males."ucap Nara tanpa mengalihkan pandangan dari layar.
"Sekarang gak! aku aduin nih sama bunda, naranya nonton film mulu giliran diajak kajian aja.. gak mau."ucap nadia dengan memicingkan matanya.
Kedua bibir gadis itu cemberut kesal, ia menoleh pada Nadia dengan melotot tajam sehingga membuat Nadia terkekeh kecil, bukannya takut tapi kok kesannya malah nambah gemas apalagi saat gadis itu mengembungkan kedua pipinya hingga bibir kecil itu sedikit mengerucut.
Dengan sedikit kesal nara pun tidak punya pilihan lain selain mengakhirkan drakoran, ia menutup laptopnya dengan ekspresi wajah yang kesal.
"Kak nadia gak tau bukan, kalo nara hadir kajian kaya gitu tuh suka ngantuk." jelas Nara memasang muka melasnya.
Nadia terkekeh "trus.. waktu di pesantren gitu juga?"btanyanya penasaran.
"Y-yaa jarang juga sih tapi kadang kalo ngantuk suka di ingetin sama teman." jawab nara.
"Tapi kak nadia tau pastinya kita sama-sama alumni, pasti kalo tidur waktu ngaji kena tazir, jadi.. nara waktu disana mau gimana pun di tahan kalo ngantuk." ucapnya kembali.
Nadia tersenyum "pasti dong aku juga tau,jadi.. udah yuk! nanti gampang kalo nara ngantuk aku ingetin disana" sahut Nadia menarik pergelangan Nara untuk bangun.
"Tapi nara males." gumamnya cemberut.
"Gaada alasan! Ganti baju cepat.. nara juga tau dong sebagai alumni santri gak boleh malas-malasan." ucap nadia sembari mengulurkan satu set gamis serta dengan kerudungnya pada nara untuk berganti.
"Tapi kak-."
Ucapnya terpotong menatap nadia yang telah beranjak pergi keluar kamar.
"AKU TUNGGU DI BAWAH!" teriak nadia di luar kamar.
Huh nara menghela napasnya,
menatap gamis dan kerudungnya lalu mengangkatnya sejajar dengan dirinya, Nara mengerutkan bibirnya dengan wajah yang melas.Sementara nadia yang tengah menuruni anak tangga dengan wajah terkekeh kecil, ia masih membayangkan wajah cantik gadis itu yang tengah memasang wajah kesal namun terlihat gemas dimatanya.
"Nadia kenapa?" tanya asma saat tidak sengaja melihat nadia terkekeh sendiri.
"Umi.. itu tadi, Nadia baru aja denger di masjid Ar-Rahman ada kajian, trus nadia sekalian ajak nara, tapi tadinya nara gak mau, yaa.. gitu nadia paksa nara buat ganti baju langsung." ucap nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir dari Takdir [On Going]
SpiritualitéON GOING - REVISI Setelah kepulangannya dari pesantren, sosok gadis cantik itu tidak menyangka bahwa perpulangannya membawa dirinya untuk melanjutkan hidup yang serius. Satu permintaan dari kedua orang tuanya yang baru saja berpulang dari perkerjaan...