20. Goresan Luka

350 23 1
                                    

Jangan lupa vote & komen.

Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

________

Di seberang jalan, sedari tadi sekitaran 20 menit yang lalu Nara menunggu seseorang di halte sembari kedua matanya terus saja menatap sekitaran. sesekali menatap kembali jam yang melingkar di pergelangannya. Terdengar helaaan napas panjang dari gadis itu, kini dirinya mulai jenuh.

Dari beberapa hari setelah Nara menikah, ia ingin sekali bertemu dengan Nadia. Satu temannya ini terlalu susah untuk mengajaknya bertemu. Sudah berapa kali Nara spam chat, telpon, bahkan berapa kali dirinya menggunakan akun Instagram nya untuk menghubungi Nadia, tetap saja. Balasan Nadia tak kunjung datang.

Tidak tau, setelah beberapa hari. Nara mendapatkan balasan chat nya dengan Nadia menyetujui bertemu dengan dirinya.

Dari kejauhan, seseorang itu menghentikan langkah nya sejenak dengan menatap seorang gadis yang menunggunya di halte. Dirinya mencoba tersenyum walaupun goresan yang melekat di hatinya kini terluka, tetapi dirinya berusaha menarik kedua sudut bibirnya dengan tersenyum tipis dibarengi helaan napas dan melanjutkan langkah kakinya kembali.

"Assalamualaikum." ucap Nadia setelah dirinya dekat dengan menghampiri Nara.

"Waalaikumsalam." Nara menoleh, seketika gadis itu tersenyum senang dan memeluknya erat

Nadia tersenyum tipis saat pelukan itu terasa dari kedua pinggangnya.

"Sebentar!" Ucap Nara sembari melepaskan pelukannya dan menatap nadi dari ujung kepalanya hingga ujung kaki.

"Kenapa?" Tanya Nadia mengernyit.

"Kak Nadia kok kurusan." Lirihnya kembali menatap kedua mata Nadia setelah puas menelisik tubuh gadis di depan nya.

Nadia mengerjap, lalu menautkan satu jemarinya dengan jemari Nara dan menggenggam nya seraya membawa gadis itu berjalan kecil.

"Diet." Ucap Nadia santai.

Kedua alis Nara mengernyit "diet apaan! Kak nad kan udah kecil badannya." Desis Nara membuat Nadia terkekeh kecil.

"Gak, becanda. Mungkin berat badan aku nya aja lagi turun."

Nara akhirnya mengangguk mengerti. Tidak lama kedua nya berjalan kecil, kini. Nara dan juga Nadia memasuki sebuah cafe yang bertulisan Velvet Dreams Cafe.

"Nara mau apa?" Tanya Nadia.

"Hm samain aja sama kak nad."

Nadia mengangguk kecil dengan dirinya menyuruh Nara untuk duduk terlebih dahulu, sedangkan dirinya memesan pesanan mereka.

"Kak nad kemana aja? Kenapa waktu nikahan Nara gak dateng?" Tanya Nara saat setelah keduanya duduk berhadapan.

"Maaf, waktu itu aku sibuk sama tugas kuliah dan gak sempet bales chat."

Nara mengangguk paham dengan menghela napasnya "sibuk banget ya kak?"

Nadia mengulas senyumnya tipis "iya, hm mungkin aku terlambat tapi.. selamat ya Nara. Semoga pernikahan kalian sakinah, mawaddah, warahmah."

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang