Jangan lupa Vote & Komen.Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
_______"Bang anterin zhafran ke supermarket yuk." ajak Zhafran ntah sedari kapan dirinya disitu.
Tiba-tiba saja mamanya menyuruh zhafran membelikan bahan-bahan untuk membuat cake, awalnya zhafran menolak karena ia terlanjur malas, tetapi dirinya tidak bisa membantah perintah Amara yang kelewat harus.
"Sibuk." ucap zayyan tanpa mengalihkan pandangan nya dari Qur'an.
"Pliss bang, sebentar doang."
"..."zayyan memilih mengabaikan ucapan adiknya.
"Anggap aja abang latihan anter istri belanja." ucap Zhafran dengan sengaja membujuk zayyan dengan kata istri.
Zayyan menghela nafasnya pasrah, adik satunya ini selalu mengeyel jika memintanya sesuatu, dan apa tadi katanya? Bisa-bisanya Zhafran mengancamnya dengan kata istri? Ayolah, sosok zayyan mendengar kata istri saja sangat asing di telinganya.
"LAH? BANG ZAY, KOK MALAH CABUT?"teriak zhafran menatap punggung kekar itu berlalu.
Zayyan membalikkan badannya dengan wajah datar "Jadi gak?"
Terbitlah senyuman lebar dari kedua bibir zhafran dengan menyusul langkahnya mendekati zayyan
"THANKS BRO."ucap Zhafran dengan pergelangannya merangkul bahu zayyan."Gak sopan." Ketus zayyan mendengus dengan melepaskan rangkulan adiknya.
Akhir nya kedua kakak beradik itu bersiap pergi dengan berganti pakaian di dalam kamarnya masing-masing.
Kedua nya berjalan di belah keramaian jalan raya, Zhafran menoleh ke samping menatap zayyan yang hanya pokus menyetir.
"Kata bang zay gimana perkembangan bahasa arab Zhafran?" sahut Zhafran sengaja membuka pembicaraannya.
Zayyan menoleh sekilas "masih banyak yang harus di benerin."
"Masa sih? Perasaan gue dah ngerasa jago." gumamnya mengingat kembali.
"Nahwu shorof kamu masih berantakan."
Zhafran meringis "yaelah bang jujur amat,puji dikit ke adiknya biar senang." celetuknya membuat zayyan hanya menggeleng kepalanya.
Kedua nya telah sampai di parkiran supermarket, Zhafran membuka pintu mobilnya keluar lalu menatap zayyan yang masih terdiam di tempatnya.
"Bang? Yuk turun." ucap Zhafran.
Zayyan memutarkan bola matanya malas "sana, abang tunggu di mobil."
Zhafran terbengong menatap kakak nya "Lah kalo abang nunggu di mobil doang, ngapain juga Zhafran ngajak Abang."
Zayyan menghela napasnya pasrah, lalu dirinya usahakan untuk mendengar setiap ocehan malas Zhafran. Dirinya menutup pintu mobil, menghampiri Zhafran dan menutupkan pintunya satu lagi, lalu dirinya menarik lengan Zhafran untuk masuk ke dalam supermarket.
Di sisi lain, gadis cantik itu bersusah payah mengambil cokelat yang sayangnya sangat sulit dijangkau, Nara terus saja melompat-lompat tubuh kecilnya untuk mengambil. Tetapi tetap saja hasilnya nihil, tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup Nara, dirinya berusaha sekali lagi. Tetapi, tiba-tiba saja dirinya melihat pergelangan tangan orang lain mengambil nya dengan sangat mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir dari Takdir [On Going]
EspiritualON GOING - REVISI Setelah kepulangannya dari pesantren, sosok gadis cantik itu tidak menyangka bahwa perpulangannya membawa dirinya untuk melanjutkan hidup yang serius. Satu permintaan dari kedua orang tuanya yang baru saja berpulang dari perkerjaan...