10. Qobiltu...

605 102 9
                                    

Jangan lupa Vote & komen.

Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد


Seseorang bertanya :

Mengapa harus memilih calon suami yang paham akan agamanya?

Karena disaat cinta melemah akan
hal dunia maka, agamalah yang
Akan menguatkannya.

___________


Menggema nya Arabic song dari salah satu rumah megah seorang anak dari ustadzah dan juga CEO. Semuanya berdatangan dari mulai matahari menampakkan diri, terbitan senyum itu tidak luput dari wajah-wajah bahagianya menunggu untuk menyambut kedatangan mempelai pria kepada rumah wanita. Mulai dari hidangan makanan ringan hingga makanan berat telah tersedia, sehingga para tamu pun tinggal menikmatinya.

Sejak dimana sebelum hari-H, jauh-jauh hari nara telah gelisah untuk acara pernikahan nya. Jantungnya tidak berhenti berdegup kencang hingga saat ini, apalagi sekarang? Dimana dirinya tinggal menunggu hitungan menit untuk menjadi seorang istri. Nara meringis dalam hati, sembari menatap dirinya dari cermin yang sangat berkali-kali lipat berbeda dengan wajah aslinya yang tertutup makeup dibaluti dengan gaun pengantin yang amat berat karena pikir nara, gaun pengantin yang ia pakai seperti berbeda dengan gaun biasanya, ini terlalu lebar dengan biasa yang ia lihat.

"Siapa ini? Cantiknya masyaallah." Ucap asma setelah memasuki kamarnya.

"Kaya bukan Nara." gumamnya.

Asma terkekeh sembari ikut duduk di pinggiran kasur, lalu nara memutarkan kursinya dengan menghadap asma.

"10 menit lagi mereka sampai." Ucap lagi asma dengan memegang kedua tangan Nara yang telah terhias hena putih.

Nara tersenyum tipis "gak kerasa mau jadi istri padahal Nara masih kecil hehe."

Asma tersenyum "nanti kalo udah bersuami nara harus belajar dewasa hm?"

Nara mengangguk sembari mengipas-
kipas kan wajahnya "AC nya mati ya bunda?"

"Gerah ya?" Asma beranjak mengambil remote AC.

"Udah?"

Nara mengangguk "kak nadia udah dateng belum umi?"

"Ouh iya umi lupa." Ucap asma tersadar setelah nara menanyakannya.

"Katanya nadia gak bisa dateng."

Nara mengerucutkan bibirnya sedih
"Yahh.. umi tau kenapa?"

Asma menggeleng "Nadia bilangnya gitu aja sama umi, kirain bilang juga sama Nara?"

"Kak nadia gak bilang apa-apa, malah nara spam chat juga belum dibales-
bales." Ucapnya sedih.

Asma tersenyum sembari mengusap bahu putri tunggalnya, dirinya tau bahwa nara sangat menginginkan nadia hadir dalam acara pernikahannya.

"Mungkin nadia lagi sibuk sama kuliah nya? Atau, ada hal lain yang mendesak sampai nadia gak bisa dateng."

Nara menghela napas "tapi seenggaknya kak nadia jawab chat nya nara."

"Udah gapapa, nara bisa tanyain langsung nanti sama nadia nya."

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang