Jangan lupa vote & komen.
Dahulukan membaca Al Qur'an dan Sholawat.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد__________
Digelar nya acara tabligh Akbar dari pesantren Darun nadwah, semua nya telah berkumpul pada tempat duduk yang telah disiapkan.dimulai para kyai/Bu nyai berbagai pondok,ulama,
ustadz/ustadzah,wali santri,para alumni,dan dilengkapkan oleh semua santri darun nadwah.Pertama kalinya seorang Queenara Hawa Allenza duduk di deretan kursi depan yang hanya disediakan untuk para alim ulama,Nara meringis tidak enak.kedua tangan mungil itu meremas jari jemarinya yang terasa panas dingin,ia menoleh samping kanannya melirik Zayyan yang tengah mengobrol dengan orang disampingnya.
Nara tersenyum kaku dibalik niqobnya,sementara dalam hatinya terus saja bergerutu dengan dirinya yang duduk bersama orang orang yang masyaallah semua,ia merasa seperti debu yang tersempil dari berlian.Rasa insecure itu terus saja menjalar dalam dirinya.
Dan Nara rasa, ia pun memang tidak nyaman duduk bersama dengan para beliau,ia menoleh samping kirinya yang terdapat istri dari Gus Miftah,
Pergelangannya mencoba meraih pelan pergelangan maryam,beliau pun menoleh dengan tersenyum nara mengode agar dirinya mendekat dengan berbisik."Kak hm.. kayanya hawa duduk sama Zahira dan cesyia aja deh di belakang."Bisiknya pelan pada Maryam.
Kedua alis maryam pun berkerut heran "Loh,kenapa?"tanyanya.
"Hm gapapa biasanya juga hawa di belakang kok,hawa ngerasa duduk disini gak enak sama yang lain."
Maryam tersenyum "itu namanya belum terbiasa,lelaki yang disamping kamu sekarang suami nara jadi,Nara yang biasa nya duduk di belakang mulai sekarang harus terbiasa duduk dengan kita disini dan tentunya disamping ustadz zayyan."ujarnya sedikit memahami.
"Tapi kalo memang hawa gak nyaman, minta ijin nya sama ustadz zayyan hm?"ucap Maryam kembali dengan mengusap lembut pergelangan Nara.
Nara pun mengangguk lalu ia menoleh samping kanan dirinya,menarik pelan lengan baju zayyan agar dirinya menoleh.
"Hm?"kedua alis nya zayyan terangkat disertai dengan senyum tipisnya.
"Ituu hm.. Nara boleh gak duduk nya di belakang aja bareng teman-teman Nara mas?"tanya Nara ragu.
Zayyan tersenyum lalu mengangguk
"Beneran?"tanya nya lagi dengan kedua mata berbinar senang."Iya."ucap zayyan seraya mengelus lembut pergelangan Nara.
"Makasih mas,Nara ijin duduk di belakang ya."
Zayyan menggangguk dengan tersenyum.
Sebelum beranjak pergi,Nara menoleh ke belakang mencari kedua teman nya.Dan sepertinya ia akan kesulitan mencari mereka dari banyak nya orang yang duduk di belakang.
"Permisi."ucapnya berjalan menuju belakang.
Lalu kedua mata Nara berbinar saat melihat dua sejoli yang ia cari,Nara melanjutkan langkah kecilnya menuju mereka.
"Cyia! Hira!"sahut nara membuat kedua itu meliriknya seraya dengan tersenyum kecuali satu teman nya Hira,ia hanya melirik Nara sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke depan dengan wajah cemberut.
Cesyia beranjak bangkit dari duduk nya dan berpindah duduk dari kursi samping yang kosong,ia sengaja agar Nara duduk di tengah antara mereka.
"Sini wa."ucap cesyia menepuk kursi yang tadinya ia duduki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir dari Takdir [On Going]
SpiritualitéON GOING - REVISI Setelah kepulangannya dari pesantren, sosok gadis cantik itu tidak menyangka bahwa perpulangannya membawa dirinya untuk melanjutkan hidup yang serius. Satu permintaan dari kedua orang tuanya yang baru saja berpulang dari perkerjaan...