Jangan lupa vote & komen.
Dahulukan Membaca Al Qur'an & Sholawat.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد_________
Sekali-kali Nara mencuri pandangan pada suaminya, ia merasakan suhu ruangan dapur ini sangat canggung bagi gadis itu, sedangkan. Zayyan terlihat santai meskipun keheningan melingkupi seisi dapur.Lelaki itu tampak biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa dengan sebelum nya. Berbeda dengan Nara.
"Gak enak?" Sahutan zayyan menyadarkan gadis itu dari rasa canggung nya.
Nara menggeleng kecil "enak kok." Cicitnya.
Zayyan tersenyum tipis di tengah kunyahannya, ia sangat paham dengan gelagat istri kecilnya sekarang. Setelah mama dan papa nya berkunjung kemarin, zayyan mulai menjelaskan semua nya hingga akhirnya nara maupun zayyan tidak memperpanjang kan masalah itu.
"Habiskan makan nya hm? Mas gak mau berat badan istri cantik mas ini menurun." Ucap zayyan setelah menelan suapan terakhir nya.
Gadis itu mengangguk pelan dengan tersenyum tipis di tengah kunyahan nya, Sembari menikmati masakan suaminya yang sangat enak. Nara mengingat kembali bagaimana zayyan berusaha keras meyakinkan dirinya bahwa, lelaki itu benar-benar hanya menginginkan dirinya seorang! Tidak dengan yang lain, apalagi berpoligami. Perasaan hangat itu kembali saat zayyan mengutarakan cintanya berkali-kali, suami nya pun mengingatkan ia kembali disaat lelaki itu mengkhitbah nya, terjadi perbincangan singkat. Sebuah permintaan Nara dengan meminta lelaki itu agar tidak ada poligami dalam rumah tangganya.
Nara terlalu takut dimana saat dirinya membayangkan jika menikah dengan seseorang yang paham agama, di saat itu lah rata-rata muncul sebuah poligami dengan unsur mengikuti sunah. Bukan apa, hanya saja. Jika perempuan itu adalah Nara, seorang perempuan yang kerap tidak selalu kuat seperti perempuan lain, hal-hal kecil yang bisa saja perempuan itu dengan gampang nya runtuh.
Jika itu terjadi padanya. Maka, Nara memilih sesuai opsi yang kedua. Gadis itu lebih memilih berpisah daripada hati nya terbagi dengan yang lain, ia terlalu sakit jika membayangkan saja bagaimana zayyan membagi cinta, rasa, kasih sayang, serta nafkah lahir batin kepada seseorang selain dirinya.
Jika orang-orang menyebut nya egois, Nara menerima perkataan itu. Tidak semua perempuan berperan istri menerima dirinya di poligami, dan itu. Tidak berlaku bagi perempuan seperti Nara.
Keduanya telah menyelesaikan acara makan siang bersama nya, dilanjut suami istri itu telah berpindah dengan duduk bersama di sofa panjang yang berada di ruang tengah rumah.
"Nara." Sahutan pelan dari sampingnya membuat gadis itu menoleh dengan tersenyum kikuk seolah menunggu respon zayyan selanjutnya.
"Tutup matanya sebentar sayang."
Gadis itu mengangkat kedua alis nya.
"sebentar saja hm?" Ucap zayyan kembali.
Lalu, gadis itu pun menurutinya dengan tersenyum tipis. Kedua tangannya mulai meraih kedua matanya sebagai pembantu menutupi mata.
"Jangan ngintip." Celetuk zayyan mengusap pipi gadis itu dengan lembut.
Tidak sadar, Nara mengerucutkan bibir nya di iringi helaan napas. Perlahan kedua matanya mulai terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir dari Takdir [On Going]
EspiritualON GOING - REVISI Setelah kepulangannya dari pesantren, sosok gadis cantik itu tidak menyangka bahwa perpulangannya membawa dirinya untuk melanjutkan hidup yang serius. Satu permintaan dari kedua orang tuanya yang baru saja berpulang dari perkerjaan...