14. Pesona Ustadz Muda

523 76 1
                                    

Jangan lupa vote & komen.

Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد.


________

Gadis cantik ini terus saja menatap lekat zayyan di sampingnya yang sangat fokus berkutat dengan laptop di pangkuannya. Kedua tangan itu menangkup kedua pipi, menahan siku dengan tengkurap di kasur, Nara tersenyum manis.

Kenapa suaminya ini tampan sekali? Wajah yang tampan dengan tatapan serius pada layar di pangkuannya. Tidak lupa dihiasi kacamata yang bertengger di wajah, entah berapa kali Nara memuji ciptaanNya ini.

Padahal, Nara tau bahwa ketampanan suaminya ini hanya beberapa persen dibandingkan dengan kekasih paling kasih, manusia paling agung, manusia sempurna, panutan semua umat...
Nabi Muhammad Saw.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

Zayyan merasakan seseorang di samping, menatapnya lekat. Dirinya menoleh, seketika kedua mata pasangan itu beradu, seolah menikmatinya satu sama lain. Setelah kedua puas. Nara memutuskan dahulu kontak matanya dengan bola mata coklat pekat itu, nara merubah posisi tubuhnya yang tengkurap dengan duduk.

"Ustadz sadar gak?" Sahut Nara membuat dahi lelaki itu mengernyit.

"..." Zayyan hanya memilih diam, ia tidak tau harus menjawab apa.

"Ustadz ganteng hehe." Cengir Nara membuat lelaki itu menanggapinya dengan tawaan kecil.

"Perempuan di samping saya, jauh lebih cantik." Balas zayyan membuat kedua pipi itu merona seketika.

"Ish Nara baper." Gumam Nara kecil.

"Kenapa?" Tanya zayyan tidak jelas.

"Eh? Gak hehe, gak papa."

Zayyan tersenyum tipis dengan menoleh kembali ke laptop dipangkuannya, sedikit menuliskan materi untuk dirinya kerjakan untuk mengajar.

Tidak lama dirinya menyelesaikan tugasnya dengan menutup laptop, dan menyimpan nya di atas meja samping kasurnya.

Lelaki itu merentangkan kedua tangannya serta tersenyum manis "peluk?"

Nara mengangguk kuat dan masuk dalam pelukan hangat keduanya.

"Hmm jangan digituin pipinya." Rengek Nara merasakan kedua pipinya kini di cubit gemas oleh zayyan.

"Kenapa gemes sekali hm ,boleh tidak? Kalo saya makan sekarang?" Pinta lelaki itu sehingga kedua mata Nara melotot.

Seketika dirinya beringsut, menatap sebentar suaminya dengan tersenyum kikuk. Tidak lama Nara beranjak pergi keluar dari kamar, dan menutup pintunya kembali. Perlahan, gadis berjalan sesekali menoleh ke pintu kamarnya dengan cemberut.

sedangkan zayyan yang masih di tempatnya, lelaki itu terkekeh menatap istri kecilnya tadi.

Terlalu gemass

"Dasar om om mesum!"

Ternyata, menikah tidak terlalu buruk. Apalagi zayyan bersyukur berjodoh dengan gadis kecil itu, gadis kecil? Zayyan menggeleng seraya terkekeh dengan pikirannya membayangkan, masih tidak menyangka dirinya menikahi gadis berusia 19 tahun.

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang