33. Bali

87 8 2
                                    

Jangan lupa vote & komen.

Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

_____

"ih Nara gak sabar naik pesawat." Ucap Nara menatap suaminya yang sedang memasukkan keperluannya untuk mengajar.

Zayyan terkekeh.

"Mas."

"Hm?"

"Istri ustadz yang lain juga ikut semua?" tanya Nara sedikit ragu.

Zayyan mengangguk membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya dengan mengayun-ngayunkan kedua kakinya di pinggiran kasur.

"Kenapa hm?" tanya zayyan selesai lalu menghampiri nara dengan duduk di sampingnya.

"Hm Nara malu hehe." cengirnya.

"Malu kenapa?"

"Y-yaa malu aja."

Zayyan meraih kedua tangan istrinya "gapapa mereka baik. Nanti, kalo mas lagi ngajar Nara bisa bareng sama mereka."

Gadis cantik itu merenung sejenak, lalu dirinya mengangguk seraya tersenyum manis.

Tingg

Zayyan mengecek handphonenya melihat notif yang masuk, dirinya beranjak bangun dari duduk dengan menatap Nara.

"Mereka sudah sampai."

Nara tersenyum tipis sembari menerima uluran tangan suaminya dan beranjak keluar untuk membuka pintu rumah nya bersama.

Membuat takjub dan kedua matanya yang mengerjap saat melihat pertama kali nya melihat tiga perempuan bercadar yang tidak lain adalah istri dari ustadz Yusuf, ustadz Adnan, dan juga ustadz Husain. Kini, kedua mata Nara telah beralih berganti menatap dua tiga kecil sekitar umuran 4 tahun, dan satunya lagi 6 tahun sampai dengan bayi kecil yang masih dalam gendongan ibu nya.

"Lucu banget." Gumam Nara menatap kedua anak kecil dengan berjongkok.

"Namanya siapa cantik?" Tanya Nara menatap gemas gadis kecil yang berumur 4 tahun itu.

Semuanya kini tertoleh menatap Nara  dengan tersenyum hangat. Gadis kecil itu memiringkan kepalanya menatap Nara, membuat Nara menahan gemas nya pada gadis kecil itu.

"Fatimah." Suara pelan nan kecil itu nyaris membuat nara mencubit pelan kedua pipinya gemas.

"Nama yang cantik seperti orangnya."

"Kakaknya lebih cantik dari Fatimah." Sahut anak lelaki itu sehingga Nara beralih dengan tersenyum hangat.

Ustadz Yusuf mendekatkan dirinya pada zayyan dengan berbisik "kapan punya sendiri? Sepertinya istrimu ingin segera menyusul."

Zayyan tersenyum tipis "insyaallah, doakan saja."

"Mari masuk. Nara, tamunya biarin masuk dulu sayang." Ucap zayyan sehingga gadis itu bangun dari jongkok dan sedikit merunduk seraya tersenyum tipis pada kedua anak kecil itu.

"Nanti kita ngobrol lagi gimana?" tanya Nara mengusap pipi keduanya.

Kedua anak kecil itu menoleh menatap satu sama lain laku mengangguk setuju.

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang