Jangan lupa vote & komen.
Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد
________
"Kenapa gak mau ikut kajian hm?" Tanya zayyan menatap istri kecilnya yang terlentang di kasur sembari memainkan handphone.
"Hehe libur dulu ya ustadz! Pliss." Ucap Nara melirik suaminya.
Zayyan menggeleng kecil dengan tersenyum, mendudukkan dirinya sejenak dengan mengulurkan tangannya.
"Yasudah saya berangkat dulu."
Nara mengangguk dengan dirinya bangun dari posisinya, menyambut uluran tangan suaminya dengan mengecupnya lembut. Tiba-tiba saja dirinya terlintas ingin pergi ke rumah mertuanya, dengan cepat Nara menatap zayyan dengan tatapan berbinar.
"Nara ikut numpang boleh?"
Zayyan mengernyit "numpang?"
Gadis itu mengangguk kuat "hm! Nara pengen mampir ke rumah mama."
Zayyan tersenyum, kemudian dirinya mengangguk setuju "yey! Bentar ustadz, Nara ganti baju dulu, sebentar banget kok! Gak lama."
Cepat-cepat, gadis itu turun dari kasur nya dengan tergesa-gesa dan menuju lemari mengambil gamis nya asal, berlari kecil menuju kamar mandi. Namun, saat tangan kecilnya memegang pintu, zayyan lebih dulu memanggil nya.
"Lari lagi saya tinggal." Ancam zayyan menatap istrinya kecilnya yang menoleh dengan menyengir polos.
Kemudian, keduanya kini berangkat bersama dengan tujuan yang berbeda.
"Nara cantik gak?" Tanya Nara menoleh pada suaminya yang pokus menyetir.
Zayyan menoleh lalu mengangguk.
"Beneran!?" Tanyanya lagi tidak yakin hanya melihat anggukan dari lelaki itu.
"Cantik sayang, istri kecil saya cantik."
Ucap zayyan membuat kedua pipi gadis itu mulai merona.Nara mengulum senyumnya dengan dirinya yang tiba-tiba saja gugup.
"Hm nanti Nara turun di minimarket depan aja ustadz." Ucap Nara dengan dirinya yang masih gugup.
"Minimarket?"
Nara mengangguk "Nara mau beli sesuatu dulu."
Zayyan mengangguk dengan menyisikan mobil nya tepat di depan minimarket.
"Ustadz duluan aja, nanti Nara bisa pesen taksi." Ucap Nara setelah dirinya keluar dengan merunduk di celah kaca mobil.
"Beneran?" Tanya zayyan.
Gadis itu mengangguk.
"Udah sampai rumah mama, jangan lupa kirim pesan hm?"
Nara mengangguk kuat melambaikan tangan nya saat mobil suaminya pergi. Setelah itu, dirinya menghela napas lega.
"Huh.. hati Nara gak kuat jedag-jedug mulu kalo lama-lama di mobil."
Gadis itu menatap minimarket yang menjulang di hadapannya, dengan menggaruk pelipisnya, gadis itu meringis.
"Mau beli apa ya?" Ucapnya dengan kedua kakinya perlahan berjalan menuju minimarket.
Nara mengeryit dengan langkah kakinya perlahan berhenti, gadis itu memicingkan penglihatannya. Apa benar dirinya tidak salah lihat? Tidak jauh dari dirinya Nara melihat adik dari suaminya yang tengah tertawa bersama dengan seorang perempuan. Kedua mata Nara membulat melihat pergelangan Zhafran mencubit pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir dari Takdir [On Going]
SpiritualON GOING - REVISI Setelah kepulangannya dari pesantren, sosok gadis cantik itu tidak menyangka bahwa perpulangannya membawa dirinya untuk melanjutkan hidup yang serius. Satu permintaan dari kedua orang tuanya yang baru saja berpulang dari perkerjaan...