13. Bandara

531 90 0
                                    

Jangan lupa vote & komen

Dahulukan membaca Al Qur'an & Sholawat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

_________

Sesuai hari, dimana Amara dan juga zhafran telah mengunjungi rumah baru kedua pasangan ini. Amara tersenyum sesat dirinya melihat menantu cantiknya yang sedang menyapu halaman rumahnya di pagi hari.

Tidak sengaja kedua mata Nara menatap 2 orang yang keluar dari mobil, dirinya mengernyit memperjelas penglihatannya.

"Menantu cantik mama." Sahut Amara dengan merentangkan kedua tangannya dari jauh sembari mendekat ke arahnya.

Nara berbinar senang "mama?" Gumamnya memeluk erat mertuanya.

"Rajin banget sih hm?

Nara menyengir "hehe, yuk mam masuk." Ajaknya menuntun Amara untuk masuk ke dalam rumah.

"Gue?" Sahut Zhafran menunjuk dirinya, sehingga Nara menoleh dengan mengangkat kedua alisnya.

"Mau di luar?" Ucap nara lalu melenggang pergi.

Zhafran mendesis "gak ada anggun nya banget kalo sama gue."gumamnya menyusul masuk ke dalam rumah.

Kini, Amara dan juga Zhafran telah duduk di ruang tengah dengan mereka yang sibuk menatap setiap sudut rumah zayyan dan juga Nara yang terlihat yang simpel dan aesthetic. Sementara,Nara meminta ijin pergi ke kamarnya untuk memanggil zayyan.

"Ustadz?" Panggil Nara setelah dirinya memasuki kamar.

"Iya?"

"Biar Nara bantuin, hehe." Ucap Nara mengambil alih tas zayyan dengan memasukan kitab-kitab, buku tulis serta yang lain ke dalam tas suaminya.

Zayyan tersenyum.

"Titip salam sama ayah dan bunda, maaf sebelumnya tidak bisa ikut kalian mengantar ke bandara."

Nara mengangguk dengan meresleting kan tas suaminya, berganti dengan menatap zayyan tersenyum.

"Nanti Nara sampai in, hm trus ustadz sekarang bagian ngajar dimana?"

"Bekasi."

Nara mengangguk paham.

"Nanti kesana nya bareng sama mereka kan?" Tanya zayyan sembari duduk dari pinggiran meja rias, dengan pergelangannya mengangkat pinggang ramping Nara.

Nara membulat kaget dengan kedua tangannya memegang bahu zayyan.

"Iya bareng." Jawab Nara dengan gugup nya yang tiba-tiba.

"Ouh iya sampai lupa! Mama sama Zhafran udah dateng."

Zayyan terkekeh.

"Kenapa gak bilang dari tadi hm?" Ucap zayyan gemas dengan menjawil hidung istri kecilnya.

"Hehe, ustadz nya turunin Nara dulu."

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang