34. Kabar Duka

91 8 1
                                    

Jangan lupa vote & komen.

Dahulukan Membaca Al Qur'an & Sholawat.


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
و

َعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

_________


Tidak terasa dalam 2 Minggu kemarin, keduanya telah pulang kembali setelah melakukan perjalanan nya di Bali. Gadis cantik ini kini tertidur pulas di kamarnya tepat di pukul 13:20. Lelaki itu menduduki dirinya di pinggiran kasur dengan menatap istri kecilnya yang tertidur pulas setelah menangis, Zayyan ikut merebahkan dirinya di samping, mengusap lembut surai kepala gadis itu.

Zayyan tersenyum tipis dikala dirinya teringat saat Nara terus saja menangisi kedua orang tuanya di New York. Zayyan sangat tau bagaimana perasaan khawatir Nara, ia pun khawatir dengan keberadaan mertuanya yang telah lama tidak ada kabar sedikit pun.

"Sayang." Sahut zayyan memanggil.

Tidak ada sahutan, kedua tangan kecil itu kini memeluk zayyan dengan erat dan menyembunyikan wajahnya di dada  lelaki itu.

Zayyan tersenyum hangat, ia merubah posisinya sembari menyangga kepalanya dengan satu tangan, satu tangannya lagi ia usap lembut kepala istrinya.

"Bangun dulu yuk? Nara belum makan loh, kesian sama perutnya sayang." Ucapnya kembali dengan beralih mengusap lembut pipi gadis itu.

"Nara gak mau makan kalo belum ada kabar dari abi sama umi." Gumamnya dengan murung.

Zayyan menghela napasnya pelan "mas janji, nanti udah makan, kita telpon abi sama umi! Gimana? Mau?" Bujuk zayyan menatap wajah cantik itu yang perlahan kedua mata gadis itu terbuka.

Nara menatap kedua kedua bola mata suaminya dengan sedih "Nara udah coba tapi tetep aja gak di angkat."

Kini, zayyan merubah posisi tubuh nya dengan kedua kaki menyilang duduk "kali ini insyaallah diangkat." Ucap zayyan meyakinkan.

Lelaki itu membantu Nara untuk bangun dari tidur nya "beneran?"ucapnya pelan.

Zayyan mengangguk dengan merapikan helai rambut istrinya "iya sayang, makan dulu hm?"

Akhirnya gadis itu mengangguk setuju dengan turun dari ranjang kasurnya, dibantu dengan zayyan sembari lelaki itu memilih menggendong istrinya ala koala. Sementara, gadis cantik itu menyembunyikan wajah nya dari sela-sela leher Zayyan.

"Nara mau makan mie rebus aja." Lirih Nara dengan lelaki itu meletakkan tubuh mungil istrinya menjadi duduk di kursi.

Zayyan menggeleng pelan dengan tersenyum " waktu di Bali, Nara udah banyak makan mie. Sekarang, mas gak ijinin." Ucapnya dengan lembut.

Nara mengerucutkan bibirnya.

Cup

"Tunggu sebentar hm? Mas masak dulu." Ucap zayyan mengecup lembut kening serta bibir istrinya.

Nara menelungkupkan kepalanya dari kedua tangannya yang menyilang di meja, wajah cantik itu sengaja ia sampingkan dengan menatap punggung kekar suaminya.

Menatapnya dengan bibir yang tersenyum tipis disaat lelaki itu mulai menggulung lengan bajunya sampai sikut, mencuci tangannya di wastafel, mengelapnya memakai handuk kecil, dilanjut dengan mengambil beberapa bahan dan memotongnya dengan kedua tangan yang lihai.

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang