31. Pulang

107 10 1
                                    

Jangan lupa vote & komen.

Dahulukan Membaca Al Qur'an & Sholawat.


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد

_________

Setelah cerita panjang di tepi danau tadi, cesyia menyusul kembali nara sembari memberitahu bahwa suaminya telah datang untuk menjemput dirinya pulang.

"Yuk." Ajak nara menggenggam tangan dara.

"Eh?"

Nara menoleh menatap gadis itu mengerjap bingung "dara mau kan anter nara pulang?"

Tidak lama dara mengangguk seraya tersenyum tipis. Lalu, ketiganya pun beranjak pergi menemui zayyan.

"Mas!" Ucap nara memeluk erat pinggang suaminya.

Zayyan terkekeh sembari mengulur tangannya "sampe lupa." Cengir Nara menyalami.

Melihat interaksi kedua pasangan ini, cesyia dan juga dara menoleh satu sama lain dengan tersenyum.

"Kak." Sapa dara dengan suara pelannya.

Zayyan menatap gadis itu sebentar dengan membalas sapaan dara.

"Udah saling kenal?" Tanya zayyan.

Nara mengangguk ceria "mas sih! Gak cerita sama nara."

"Nanti saya ceritakan hm?" Ucap zayyan sembari mengulurkan Paper bag.

"Saya bawakan salin." Ucapnya lagi saat nara menerima paper bag dan membukanya sedikit.

"Makasih mas."

"Iya. Sekalian pamitan sama pak kyai dan bu nyai, saya tunggu di sana." Ucap zayyan.

Nara mengangguk kembali "ya udah nara siap-siap dulu."

Tidak berlangsung lama Nara, cesyia, dan juga dara beranjak pergi ke dalam asramanya.

Dengan sengaja Nara mengajak dara untuk ikut masuk kedalam kamar cesyia dan juga Zahira. Nara mengernyit ketika dirinya melihat Zahira, memasang wajah seperti menahan senyum sembari memainkan handphone nya.

"Hira ngapain?" Tanya Nara sembari mengintip dari celah depan.

Sontak kedua matanya membulat dan langsung merebut handphone nya dari Zahira.

"Makasih." Ucap Zahira dengan tersenyum polos.

"Hira kok gak bilang mau buka-buka galery!?" Ketus Nara mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa!? Takut ketahuan?" Ketus Zahira bersedekap dada.

"..."

"Lo tau cey, bocah ini bucin abis ck mentang-mentang udah halal-"

"Daripada bucin sama suami orang!"
Sela Nara kesal dengan mulut pedas Zahira.

"Itu mulut... Pinter bet nyautnya." Cibir Zahira.

Cesyia menghela napas, dirinya sudah bosan jika beradu mulut itu kembali lagi. "Bisa gak? gak usah mulai lagi." Tegas cesyia.

Bersamaan ketiganya termasuk dara pun menoleh bersama dengan menatap cesyia. Zahira menghela napas sembari kedua matanya menatap asing gadis di samping Nara.

"Lo? Anak baru itu ya?" Tanya Zahira.

Dara mengangguk dengan tersenyum kikuk. Siapa yang tidak kenal Zahira? Semenjak dirinya tinggal di pesantren, dara hanya mengingat cesyia dan Zahira saja. Karena mengapa? Kadang kali, keduanya masuk pada perbincangan teman se kamarnya. Seperti ghibah kah? No! Mereka hanya membincangkan cesyia dan Zahira mengenai hal baik nya, sehingga dara sedikit lebih tau tentang kedua gadis ini.

Akhir dari Takdir [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang