CR - 1

2K 93 0
                                    

---

Saat Rey sedang berjalan kearah motornya yang terparkir, tiba-tiba ada seseorang menabraknya, dan Rey terjatuh.

Bruk!

"Aduhhh."

"Anjing sakit cok," ucap Rey.
Dia menengok kesamping untuk melihat siapa yang dia tabrak tadi.

Ah Ternyata cewe yang menabraknya, tapi dilihat cewe itu hanya diam saja tidak ada niatan membantu orang yang dia tabrak itu. ni cewe bengong doang kesambet apaan.

"Mbak," Rey melambaikan tangan nya untuk menyadarkan cewe itu.

Barulah cewe itu tersadar dan langsung membantu Rey berdiri.

"E-eh maaf yaa saya ga sengaja,"
ucap cewe itu panik.

"Ck, iya gapapa hati-hati lain kali ya," ucap Rey menatap cewe itu.

"Iyaa, maaf ya sekali lagi," Rey hanya mengangguk, cewe itu lalu pergi meninggalkan Rey sendirian.

Rey kembali berjalan kearah motornya dan ingin pulang kerumahnya, tapi sebelumnya dia ingin mampir dulu ke toko terdekat untuk membeli titipan teman nya dirumah.

Sampai ditoko Rey turun dan masuk kedalam toko, setelah memilih dan membayar Rey keluar dari toko.

Saat sudah didepan motor ia melihat ada pengemis yang menghampirinya, ia pun mengeluarkan selembar uang dan memberikan nya kepada pengemis itu.

"Alhamdulillah Ya Allah," syukurnya.

"Semoga tuhan selalu memberikan rezeki ya buat mas nya," lanjutnya.

"Iyaa Aamiin pak."

Lalu ia menyalakan motornya dan berjalan pulang kerumah.

---

"Malam malam akuu seendirii."

"Tanpa cintamu lagi."

"Houwoo woooo~"

"AHAHAHA."

"Bang..." panggil Kana. Semuanya menoleh dan menaikkan alisnya seolah bertanya ada apa.

Bukannya menjawab kana malah terdiam sambil menggaruk tengkuknya. "Kenapa?" tanya Kyan.

1 menit
2 menit
3 men--

"Kenapa sih ni anak ditanya malah diem aja," ujar Alka.

"Tau nih, heh! ngapa sih," ucap Windra sambil menepuk lengan kana.

"Ni anak jangan jangan kerasukan dah gua takut njir!" Alka langsung mendekati Kana dan memegang keningnya. Kana menepisnya pelan.

"Enggak ah, gak panas kok tapi," dia lalu melayangkan tangan nya seolah sedang meruqyah Kana. Yang lain tertawa melihatnya. Kana memajukan bibirnya.

Yang lain melihat itu merasa geli seolah ingin muntah. "Gue mau ngajak pacaran si itu— akh," ucap Kana tertahan.

"Hah? Apaansih, lo mau ngajak pacaran siapa?" tanya Windra.

"Tunggu-"

"Kana, bukannya lo udah punya pacar? Wah lo mau selingkuh yaa," ucap Kyan curiga

Kana menggeleng. "Hah? Pacar? Siapa?" beo nya.

"Si Hava kan?" tanya Kyan.

"Hah?" Kana terheran-heran. Sejak kapan dirinya berpacaran dengan hava? Dirinya memang menyukai hava tapi ia tak punya cukup mental untuk menyatakan perasaannya itu.
Kaka jadi jadian nya ini dapat rumor dari mana.

"Hah hah mulu lo dikira kita keong kali," ucap windra menoyor kepala Kana.

"Gua gak punya pacar njir," ucapnya. Tapi dirinya sedikit salting dibilang pacarnya Hava.

"Serius lo?" tanya Kyan. Kana mengangguk.

Mereka semua tercengang. Sebab apa? Yang mereka tau kana ini sudah dekat bahkan sangat dekat layaknya seorang kekasih dengan hava, mereka pikir kana memang menjalin hubungan dengan hava. Tapi ternyata belum.

Astaga.

"Lah gua kira lo pacaran anjir sama si Hava, lo kan bedua nempel banget tuh kayak orang pacaran," ujar Alka.

"Enggak eh- maksudnya belom. Gua gugup terus kalo mau nyatain perasaan gua, jadi gagal terus, sarannya dong," ucapnya memohon.

Toktoktok!

"Siapa tuh."

"Keknya Rey dah, bentar gua bukain dulu," Windra beranjak dari duduknya dan berjalan kearah pintu. Setelah sampai didepan pintu ia membuka pintunya, ia sudah tebak pasti ini Rey.

Saat Windra membuka pintunya ternyata bukan Rey melainkan seorang berbaju serba hitam yang sedang membelakanginya.

Windra bingung. Orang didepan nya ini siapa, apa mungkin rentenir? tapi untuk apa rentenir menagih malam-malam seperti ini. Lagi pula ia rasa dirinya tidak meminjam uang, teman-teman nya juga tidak. Lalu orang ini siapa?

Windra masih terdiam memikirkan siapa orang didepannya ini, sampai ia tak sadar jika orang didepan nya ini sudah menghadap kearahnya. Dan sekarang menatapnya.

Windra langsung menegakkan dirinya lalu bertanya. "Ehm, m-maaf Om siapa nih? Ada apa dateng kerumah saya malem-malem?" tanya Windra.

Orang itu tidak langsung menjawab. Ia mengambil sesuatu dibalik jaz hitam nya, lalu mengeluarkan sepucuk kertas dan memberikan kertas itu pada windra.

Windra langsung mengambil kertasnya. Ia menatap kertas itu sebentar lalu menatap seorang didepan nya ini.

"Ini apa ya?" tanya Windra.

"Surat," ucapnya singkat.

Yaiya gue tau anjir

"Ah, maksudnya ini surat apa ya? Isinya bukan yang aneh-aneh kan?" tanyanya memastikan.

Orang itu menggeleng lalu berkata. "Itu surat undangan untukmu dan teman-teman mu," ujarnya.

"Undangan pernikahan ya?" tanya Windra.

Orang itu menggeleng. "Jangan banyak tanya, kamu buka saja suratnya didalam, saya harap kamu dan teman-teman mu bisa menghadiri acara itu. Saya pamit, maaf mengganggu waktu mu malam-malam," ujarnya lalu pergi.

Windra melihat orang itu memasuki mobilnya dan mulai berjalan menjauh dari halaman rumahnya.

Windra menutup pintu, ia melirik surat itu dan membukanya. Ah surat undangan makan malam bersama. Tapi ini dari siapa? Windra tidak tahu. Ia tanyakan saja nanti pada yang lain.

Saat hendak beranjak dari sana ia mendengar seseorang mengetuk pintunya lagi.

Ia membuka pintu dan ternyata Rey.
"Lo kenapa lama banget dih," omel Windra.

Rey mencibirkan bibirnya kesal.
"Eh anying makasih kek lu udah dibeliin."

Windra menyengir. "Makasih" lalu pergi meninggalkan Rey. Rey ikut masuk kedalam.

---

































---

13 Oktober 2023

Ngomong-ngomong maaf ceritanya ke unpublish, jadi sekalian aku revisi aja ya.

Tbc.

Cerita Remaja [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang