CR - 13

442 46 1
                                    

---

Di sore hari, terlihat ada dua insan yang sedang menyandarkan diri nya di halaman belakang rumah menikmati sejuk nya angin yang menerpa wajah mereka, dengan segelas teh hangat ditangan nya masing-masing. Mereka adalah Kaira dan Chalsa.

Kringg Kring

Dering telepon rumah menyaring hingga terdengar oleh Kaira. Ia menaruh gelas di meja kecil yang ada disampingnya lalu berniat untuk mengangkat telepon nya.

"Kemana, Kak?"

"Lo gak denger? Itu ada yang nelfon, mau gue angkat." Chalsa hanya mengangguk sambil membulatkan bibirnya dan lanjut meminum teh nya lagi menikmati sejuknya udara sore menjelang malam. Cuacanya sedang bagus hari ini, mendung-mendung gimana gitu, mungkin dia bisa tertidur.

"Halo?"

"Assalamualaikum, nak."

Oh, ternyata sang ayah yang menelfon nya, "Oh papah, Waalaikumsalam pah. Kenapa pah, kok nelfon kesini bukan nya ke hp aku aja?"

"Papah sudah telfon kali, tapi kamu nya yang nggak ngangkat."

"Oh iya, hp aku di kamar pah. Maaf ya pah hehe."

"Gak papa nak. Gimana kabar kamu?"

Kaira tersenyum, "Baik kok pah, semuanya juga baik. Papah sendiri?"

Sang ayah juga tersenyum, "Papah baik kok, Alhamdulillah kalau semuanya baik-baik saja."

Kaira melipat bibirnya kedalam, "Huum."

"Gimana, Nak prosesnya, lancar lancar aja kan semuanya? Tidak ada masalah kan?" tanya sang ayah

"Hmm, selama ini sih lancar aja, cuma ya itu jadi berisik aja tiap hari."

"Hahaha, bagus lah kalau seperti itu. Niat papah, nanti malam papah akan kesana." ujar sang ayah.

Kaira bertanya heran, "Ngapain?"

"Mau ketemu putri putrinya, Papah sama calon menantu, Papah dong. Sekaligus ada yang pengen, Papah kasih tau buat kalian semua."

Kaira mengangguk mengerti, "Soal perjodohan ini ya?"

"Iya, Nak."

"Hum, jam berapa pah kira-kira?" Kaira melirik jam ditangan nya yang sudah menunjukkan pukul 05:23 sore.

"Jam makan malam papah kesana, kamu masak ya? Biar papah makan disana bareng kalian semua." pintanya.

"Iya, Pah, nanti aku masak sama yang lain."

"Yasudah nak, itu aja yang mau papah sampein. Papah mau mandi dulu nih udah lengket badan, Papah."

"Huum, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam putri, Papah." Balasan terakhir sang Ayah membuat Kaira tersenyum, Ayah nya jarang sekali seperti itu, jika sedang bahagia saja dia akan seperti itu. Mungkin sekarang dia sedang bahagia, tak apalah Kaira ingin Ayah nya selalu bahagia.

Kaira menghampiri adiknya yang masih setia menutup matanya membiarkan angin sejuk terus menerpa nya.

"Chal," Kaira menyolek-nyolek pundak Chalsa, sang empunya hanya mengerang karna seseorang sudah mengganggu waktu tidur santai nya. Tiap hari juga santai kamu Chal.

"Chal, papah mau kesini nanti malam," kata Kaira setelah Chalsa sudah membuka matanya perlahan.

Chalsa mengucek matanya, "Ada apa? Tumben banget."

Cerita Remaja [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang