---
08:05
Dikarenakan kursi mobil yang tidak memungkinkan mereka semua untuk disatu mobil yang sama, jadi mereka memutuskan untuk membawa 2 mobil.
Di mobil pertama ada Windra yang membawa mobil dan Kaira tentunya karena kemauan Windra. Juga ada Kyan dan Chalsa yang duduk dikursi belakang. Sedangkan di mobil yang kedua ada Alka, Yunfa, Mafa dan juga Rey yang akan menyetir mobil mereka.
Drtt!
Kini mereka semua telah bersiap untuk memasuki mobil yang sudah ditentukan. Saat sedang berjalan handphone Kyan berdering di saku baju nya. Ia mengangkat handphone nya dan melihat nama calon mertuanya dilayar handphone nya.
"Guys sebentar."
Mereka semua berhenti berjalan dan mengalihkan perhatian nya kepada Kyan.
"Kenapa, Kyan?" tanya Chalsa.
"Papah mu nelpon."
Kyan mengangkat panggilan itu dan sedikit menjauh dari yang lain agar tak terganggu.
"Halo, Pah, Kenapa?"
"Halo, Kyan. Papah sudah siap, kamu sama yang lain udah dimana?"
Kyan melirik ke temannya yang sedang melihat ke arahnya. "Eum, baru mau jalan sih, Pah. Insya Allah kalo nggak macet mah cepet kok, Pah."
"Ohh iya iya iya."
"Oiya, Pah, Umi Abi aku mereka berangkat bareng sama orang tua yang lain juga. Jadi pasti mereka bakal sampe bareng."
Darren tertawa, "Yaiya dong, Papah juga tau, Kyan."
"Ehehe, Yaudah, Pah. Kyan mau berangkat dulu ya? Gaenak, Pah yang lain udah nungguin, biar dateng nya barengan juga sama orang tua kita. Kali aja."
"Iya, yasudah kalian hati-hati berangkat nya. Papah tutup ya?"
"Iya, Pah."
Tut.
Setelah panggilan tertutup Kyan menghampiri teman teman nya.
"Ayo, jalan sekarang aja. Papah udah siap katanya, tinggal nungguin ortu sama kita kita doang." ajak Kyan kepada semua nya. Mereka semua pun mengangguk dan memasuki mobil nya masing-masing.
Keadaan di mobil pertama.
Selama diperjalanan mungkin jika hanya ada Windra dan Kaira mereka akan terus melontarkan banyak sekali ocehan ocehan untuk menemani perjalanan mereka. Tapi kini dua pasang raga itu hanya sibuk mendengarkan dua orang dibelakang yang terus asik bercanda ria. Kadang-kadang mereka ikut menanggapi obrolan orang dibelakang nya.
Mungkin saja, jika Windra tak sekeras kepala itu, ia sedari tadi sudah banyak sekali mengoceh hanya untuk mendapatkan perhatian Kaira. Namun, sekarang ia hanya bisa menahan dirinya untuk tak menyentuh tangan Kaira yang seolah menyuruh nya untuk menggenggam tangan itu. Lagi pula itu salah nya sendiri.
Sedangkan Kyan dan Chalsa yang terus bercanda sebenarnya sudah menyadari bahwa sedari tadi tangan Windra terus bertengger di atas persneling mobilnya. Sesekali juga Chalsa melihat jari kelingking Windra mencoba untuk menyentuh tangan Kaira. Sebagai seorang yang mencari tahu hubungan mereka melihat itu jelas membuat Chalsa berbisik kepada Kyan untuk merencanakan sesuatu. Ia gemas melihat pergerakan Windra yang lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Remaja [?]
Teen FictionCerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan