CR - 11

447 48 0
                                    

---

Sudah memasuki hari ketiga sejak mereka tinggal bersama dan jika biasanya Kaira yang akan memasak untuk sarapan kini Mafa yang memasak.

Biasanya Mafa akan bangun siang, mungkin karna semalam hujan dan membuat Mafa tidur lebih cepat dari biasanya makanya dia bisa bangun pagi.

Karna dirirnya belum melihat tanda-tanda Kaira akan bangun jadi dia yang akan membuat sarapan pagi ini. Dirasa minyaknya sudah panas Mafa memasukan bahan-bahan kedalam penggorengannya dan mulai memasak.

Setelah beberapa masakannya jadi, kini Mafa hanya tinggal menunggu masakan terakhirnya matang, yaitu opor ayam. Selagi menunggu ayamnya matang ia ingin makan roti untuk mengganjal perutnya yang sedari tadi bunyi.

"Tsk! susah banget sih,"

Mafa mendumel karna kesusahan membuka kaleng selainya.

"Ck, lu nyebelin banget sih, ga ngerti gua laper apa," ucapnya pada diri kaleng selai, memukul kaleng itu dengan pisau oles yang ia pegang.

Tiba-tiba ia teringat dengan opornya,
ia langsung berbalik badan dan melihat apakah opornya sudah matang atau belum, ia
mengaduk-aduk opornya dan setelah itu mematikan kompornya, opornya sudah matang.

Saat ia ingin kembali mengambil rotinya ia melihat diatas meja bar rotinya dimakan oleh tikus besar dan hitam. Mafa melotot dan berteriak,

"AAAA!"

Teriakannya terdengar oleh Alka yang sedang peregangan diteras rumah,
sampai-sampai ia harus berlari kedapur untuk memastikan.

Saat Alka kedapur ia melihat ada tikus besar diatas meja bar yang sedang memakan roti dan juga Mafa yang sepertinya ketakutan sama tikus.

"Lo kenapa, kak?" tanya nya panik.

Mafa membuka satu matanya, saat melihat Alka ia bersembunyi dibalik tubuh besar Alka.

"Itu tikus," ucap nya dibalik tubuh Alka.

Alka melihat kebelakang, mencoba menatap Mafa, "Lo takut?"

Mafa mengangguk, kedua lengannya memegang erat kaos yang Alka gunakan dan menyembunyikan kepalanya dibelakang punggung lebar Alka.

Alka berjalan mengambil plastik yang tidak terpakai di laci dapur. Ia mengamati pergerakan tikus yang masih asik memakan itu. Ia akan mengambil tikus itu dari buntutnya.
Tangannya diarahkan ke buntut tikusnya secara perlahan.

Pelan-pelan tapi pasti, ia memegang buntutnya erat, ia berhasil menangkap tikusnya membuat tikus itu mengeluarkan suaranya.

Cit cit cit

Alka menoleh kebelakang melihat Mafa sedang menatap tikus itu geli,
Lalu tersenyum jahil, ia mengarahkan tikus itu kearah Mafa.

"Hihhh," jahilnya.

Mafa mundur kesamping kiri sambil melirik Alka tajam tetapi tangan nya masih memegangi kaos Alka dengan erat. "Gue pukul lo."

"Ohh kalo berani pukul aja, ni tikus paling udah di muka lu," jawabnya meledek.

Mafa berdecih, ia berjalan kebelakang sambil menarik kaos Alka membuat Alka terseret kebelakang.

"Heh heh!"

"Lo ngapain sih, kak."

Alka berdecak, "Kak! pelan-pelan dong."

"Bodo, tikusnya harus dibuang, sekalian sama lu nya juga gua buang," jawabnya galak.

Cerita Remaja [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang