---
Pagi-pagi sekali ia sudah pergi ke dapur sekedar untuk memastikan apakah Rey sudah bangun atau belum. Namun, ditunggu punya tunggu sang pemilik kamar tak juga kunjung keluar dari kamarnya.
Mungkin saja Rey masih tertidur pikirnya. Tetapi saat ia berbalik badan ingin kembali ke kamar nya ia justru malah melihat Rey sedang melamun di kursi meja makan.
Yunfa tak langsung pergi, ia memperhatikan wajah Rey dari jauh. Tak biasanya Rey seperti itu. Paling sering di pagi-pagi seperti ini ia sudah membuat kerusuhan dirumah. Entah itu berkaraoke, membangunkan Windra, Alka dan juga Kyan secara paksa dengan alat-alat dapur. Dan selalu menunjukkan wajah tengilnya kepada semuanya.
Kenapa? Itulah yang Yunfa tanyakan pada dirinya.
"Apa ini gara-gara gue ya?" batin nya.
Sebelum Rey menyadari nya ia segera berlalu begitu saja dari sana. Pas sekali, saat Yunfa sudah pergi Rey baru melihat kearah kedapur.
Sudah cukup lama Yunfa menahan diri nya untuk tidak keluar dari kamarnya. Ia sedang termenung di depan pintu kamar nya-memikirkan apa yang harus ia katakan pada Rey nanti.
Kenapa ia segugup ini. Ia pun tak tahu, padahal jika ingin mengobrol dengan nya ia tak pernah merasa seperti ini. Mungkin karna apa yang ingin ia sampaikan sangat berbeda dari biasanya. Ia tak mungkin akan mengecewakan Rey lagi kali ini.
Yunfa menunduk mengepalkan kedua tangan nya.
Huft.
"Ayo, Yun lo bisa!"
Yunfa menghembuskan nafas nya kasar dan segera berdiri membalik badan nya. Yunfa memegang gagang pintu dan membuka pintu nya perlahan, ia hanya menyembulkan kepalanya saja untuk mengintip.
Matanya menyipit mengitari seluruh setiap sudut ruangan dibawah. Namun ia mungkin tak menyadari bahwa Rey melihat nya dari balik tembok ruang makan.
Rey belum pergi dari sana. Ia juga sama, ia sedang menunggu kedatangan Yunfa dihadapan dirinya. Ia ingin menanyakan tentang pengakuan nya kemarin. Rey sangat berharap kali ini Yunfa mau menjawab nya.
Rey terkekeh, untung saja ia tak jadi mengambil segelas air dingin di dapur. Jadi ia bisa melihat Yunfa dari bawah meskipun bersembunyi dibalik tembok.
Yunfa keluar kamar mengendap-endap, seperti seorang pencuri yang akan mengambil emas di toko perhiasan. Setidaknya ia ingin keluar lebih dulu daripada Rey. Agar saat mereka bertemu ia tak terlalu canggung.
"Dia masih disana nggak, ya?" tanya nya pada dirinya sendiri. Yunfa ingin mengecek apakah Rey masih ada di ruang makan atau tidak.
Rey yang mengetahui bahwa Yunfa akan menghampiri nya segera kembali duduk dan kursi nya agak dimiringkan ke samping supaya wajah nya tak terlalu melihat Yunfa. Karena mungkin ia akan tertawa melihat wajahnya sebab tingkah nya barusan. Rey berdehem pelan sambil mengatur raut wajah nya supaya terlihat biasa saja.
Wait.
Seperti secepat kilat tiba-tiba melintas ide di otak nya. Rey ingin mengejutkan Yunfa, dugaan nya mungkin saja Yunfa akan mengintip dari balik tembok.
Begitu sampai Yunfa bersembunyi dibalik tembok. Netra nya melihat kekanan kekiri. Yunfa membalikkan tubuhnya untuk mengintip. Ia berusaha sebisa mungkin agar kepala nya tak terlalu terlihat.
Rey masih ada disana, ia masih setia duduk disana sambil melamun.
"Apa iya Rey diem nya gue kemarin sengaruh itu buat lo..."
Yunfa menarik kepala nya untuk kembali, namun saat ia ingin melihat Rey lagi ia malah terkejut.
Rey dengan senyuman manis nya sedang berada dihadapan nya. Rey melihat dirinya dengan posisi mengintip sambil membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Remaja [?]
Teen FictionCerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan