CR - 33

426 44 0
                                    

---

Sore hari pun tiba, mengingat sebentar lagi akan tahu baru. Pasti akan lebih seru jika kita bersama teman-teman berkumpul untuk merayakan tahun baru kan.

Saat ini Kana tengah diperjalanan bersama kekasih nya menuju kerumah baru Abang-abang nya. Siang hari tadi ia ditelfon oleh Kyan untuk datang kerumah nya agar bisa merayakan malam tahun baru bersama. Berhubung nanti malam kegiatan yang akan ia lakukan bersama Hava ternyata sama dengan keempat Abangnya. Jadi ia tak ada alasan untuk menolaknya, akan lebih seru jika merayakan beramai-ramai.

Sekalian mengenali Hava dengan calon istri Abangnya juga.

Mereka berangkat menggunakan motor, Hava lah yang meminta nya. Katanya angin di sore itu sedang sangat bagus, ia pun tak bisa menolaknya. Selagi Hava senang Kana ikut senang.

Mereka sudah sampai di setengah perjalanan, hanya tinggal beberapa meter lagi saja. Namun, ia merasakan sesuatu di kantung kemeja nya bergetar. Ah, ponselnya yang bergetar.

Ia mau mengangkat nya, siapa tau saja itu penting. Kana pun jadi meminggirkan motornya terlebih dahulu.

"Kenapa, yang?" tanya Hava karna merasa keharanan saat Kana meminggirkan motornya.

Kana melirik Hava sejenak lalu mengambil ponselnya di kantung kemeja nya. "Ada yang telfon, aku angkat dulu ya?"

Hava mengangguk.

Kana melihat ponsel ternyata Kyan lah yang menelfon nya. Sayangnya belum sempat ia angkat panggilan nya sudah berhenti.

Tanpa berlama-lama ia segera memanggil nya kembali. Tak lama pun panggilan dari nya terangkat.

"Ngapa?"

"Lu dimana, udah mau sampe belom?"

Kana melihat-lihat jalan disekitaran nya, "Beberap meter lagi doang, kenapa emang?"

"Kalo lu deket pasar mampir dulu apa beli frozen food nya. Tapi kalo udah mau sampe yaudah barin dah, ntar kita aja beli bareng."

"Sebentar Yan."

Kana menutup ujung speaker ponselnya dan menghadap kebelakang kearah Hava yang juga menatapnya.

"Kamu tau pasar dideket sini ngga?"

Hava menyerngit lalu menggeleng tanda ia tak tahu tempat yang ditanyakan Kana.

"Kamu mau ke pasar dulu emang?"

"Iya, Kyan nyuruh beli frozen food kalo deket pasar."

Hava menggeleng lagi, "Aku gatau, kan belum pernah kesini. Gatau jalan nya."

"Aih ya sama aku juga."

Kana kembali menghadap kedepan.

"Bang, gua sama Hava gatau jalan sini. Gua kesono dulu dah ya, ntar beli nya barengan aja ama lu. Buat ntar malem, 'kan? Apa dibutuhin sekarang?"

Kana melirik kesana kemari untuk mencari orang, siapa tau saja ada orang yang bisa ia tanyakan. Tapi tempat itu sangat sepi tak ada seorang pun. Ada sih, namun jauh, seperti terhalang oleh pagar besi.

"Malem, yaudah gapapa lu kesini dulu dah."

"Oke, gua matiin ya."

"Yoo."

Setelah panggilan terputus Kana memasukan ponselnya kembali ke saku nya. Ia kembali menyalakan mesin motornya dan menjalankan motornya lagi.

"Ahk! Sayang ih!"

Hava terkekeh ketika sudah menggelitiki Kana.

Hava juga sedari tadi tak henti-hentinya menciumi pundak Kana yang menurut nya sangat wangi dengan parfum yang dipakainya.

Cerita Remaja [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang