---
Keempat remaja Laki-laki yaitu Windra, Rey, Alka dan Kyan sedang berada didalam perjalanan menuju ke rumah lama nya, dikarenakan Kana yang tadi menelfon nya untuk datang kesana karena ada yang ingin dia sampaikan. Sudah bisa kita pastikan bahwa ia akan menceritakan tentang lamaran nya di hari itu. Ia baru sempat memberitahukan hal ini sekarang karena sedikit disibukkan oleh aktivitas nya. Padahal bisa saja diberitahukan lewat grup mereka tapi Kana tak mau karna ingin sekalian berkumpul lagi seperti dulu.
Selama didalam mobil mereka ditemani oleh lagu-lagu yang mereka putar dan sesekali ikut menyanyikan liriknya. Tak jarang juga saat melewati beberapa lampu merah, salah satu dari mereka yang kalah dalam permainan harus mau menurunkan kaca mobilnya dan mencoba untuk mengajak orang yang dilihatnya tuk mengobrolkan hal apa saja selama lampu merah berlangsung. Permainan seperti itu yaitu Batu Gunting Kertas biasa mereka lakukan selama diperjalanan, biasanya akan ada Kana juga yang ikut memainkan itu tapi sekarang tak ada.
Sekarang mobil mereka berhenti dikarenakan lampu merah, dan mereka yang mengikuti permainan yaitu Kyan, Rey dan Alka harus melakukan suit untuk melakukan tantangan nya. Windra tak ikut main karna dia sedang menyetir.
"Ayo... suit!"
Kyan dan Alka membentuk tangan nya seperti kertas sedangkan Rey sendiri yang seperti batu, itu artinya, Rey kalah dan harus melakukan tantangan nya.
"Waaa, hayoo!"
"Lakuin lu, cepet!"
Seperti biasa Rey terima-terima saja lagi pula hanya sekedar mengajak orang random tuk mengobrolkan hal-hal random, 'kan? Ah, itu mudah untuk nya.
Rey menurunkan kaca mobil sebelah kanan nya dan melihat ada Mbak-mbak bermotor yang memakai helm sedikit kebesaran untuk kepalanya.
"Mbak!"
Mbak-mbak itu menoleh sedetik kemudian melengoskan pandangan nya. Rey mencoba tersenyum manis kearahnya tapi tak di gubris oleh nya dan menarik gas motor nya sedikit kedepan, jadi Rey hanya bisa melihat punggung nya saja.
"Ah cemen!" ledek Kyan.
Windra yang ikut memperhatikan pun sedikit memajukan mobilnya agar Rey bisa bertatapan lagi dengan nya.
"Gas gas tuh, dia ketakutan ama lu itu, jan dibikin takut makanya," peringat Alka.
"Udah diem apa padaan, ngarti gua teh."
"Mbak, kenapa dicuekin? Saya nanya loh, Mbak."
"Kenapa ya, Mas?"
"Asik mas gatuh," bisik Kyan.
"Saya mau tanya, jalan ke Bekasi lurus apa belok ya? Kebetulan saya mau kesana tapi lupa jalan."
Mbak itu menunjukan arah jalan dengan nada jutek nya. Rey melihatnya pun ikut jengkel, emang nya muka-muka Rey ada muka om om pedo nya kah? Atau Mbak-mbak itu sedang pms? Atau sedang patah hati? padahal Rey tersenyum bukan untuk menggoda nya, wanita selalu saja seperti itu, huft.
"Udah udah, lagi bete tuh cewe."
"Ohh, iya inget inget. Makasih ya, Mbak."
Mbak-mbak itu hanya mengangguk dan menjalankan motornya berbelok kekanan.
"Hahaha!"
"Mbak-mbak nya sensi banget anjeng, gua nanya doang dia judes bat."
"Biasalah, cewe suka gitu."
"Lagi pms palingan dia, kan sakit perut bawaannya kesel terus," celetuk Windra.
Setelah di lampu merah terakhir yang mereka lewati tinggal beberapa meter saja setelah memasuki komplek perumahan nya mereka sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Remaja [?]
Teen FictionCerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan