CR - 36

617 45 1
                                    

---

"Good morning, guys," sapa Kyan yang baru saja bangun didepan ketiga gadis yang sedang membuat sesuatu bersama. Yaitu, Chalsa, Yunfa dan Hava.

"Morning sayang," balas Chalsa dengan senyuman yang merekah.

Kyan memeluk Chalsa dari belakang dan menciumi leher nya. Membuat Chalsa kegelian ditempat.

"Heh! Mripat mu picek ta! Opo ra ndelok sek ono aku karo Hava nang kene, hah?!" (Heh, mata mu picek ya, apa nggak liat masih ada aku disini) kurang lebih, saya juga gatau soale.

Pelaku yang berbuat hanya menunjukkan cengiran nya. Kyan lalu berdiri agak mundur dari Chalsa.

"Lah situ jawa?" tanya Chalsa tertawa mendengar Yunfa berbicara bahasa jawa.

Yunfa hanya mendengus sebal, ia hanya mengucapkan apa yang ia tahu saja.

"Kanan udah bangun belum, Kak?" tanya Hava.

Kyan menoleh ke Hava, "Tadi sih belum, mau dibangunin?"

Hava ingin menjawab iya namun terlihat ragu-ragu. Kyan yang melihat nya mengerti lalu ia menyuruh Hava untuk segera membangunkan.

"Sana bangunin, gapapa masuk aja lagian gaada apa-apa. Gak akan ada yang gigit kok, ahaha," ucap Kyan tertawa lalu mulutnya reflek terkatup saat melihat Chalsa memelototi nya.

"Jangan diledekin adek aku!"

Kyan memberikan hormat nya pada Chalsa. "Siap, Kak!"

Baru saja Hava ingin beranjak dari sana untuk membangunkan kekasihnya tiba-tiba teringat jika tadi malam Kana baru saja tidur sekitar jam 2 pagi. Dan jam sekarang baru saja menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Jika Kana bangun sekarang tidur nya tak cukup untuk nya.

Hava mengurungkan niatnya untuk membangunkan Kana, biarlah dia sendiri yang bangun agar tidurnya benar-benar cukup.

Kyan yang melihat Hava terbengong dengan wajah polosnya pun bertanya, "Kenapa, Hav kok bengong? Gak jadi bangunin, Kana?"

Hava sedikit mendongak dan menggeleng sambil mengambil mangkuk aluminium yang ia gunakan untuk membuat cream, "Enggak, nanti aja biarin bangun sendiri."

Yunfa, Chalsa dan Hava sedang membuat kue black forest ide Yunfa dan Chalsa tadi. Hava hanya ingin membantu saja.

Kyan menurunkan sudut bibir seraya mengangguk mengerti.

---

Dikediaman lain, tepatnya di rumah Darren Hendrawan. Yang mempunyai nama kali ini sedang duduk bersama dengan karyawan wedding organizer untuk membicarakan perihal apa saja yang akan dilakukan selama pernikahan anak nya nanti.

Sebagai orang tua, tentu saja Darren
ingin yang terbaik untuk anak-anak nya. Apalagi ini pertama kali untuk nya melihat keempat anak nya menikah secara bersamaan. Sudah pasti ia ingin pernikahan ini menjadi suatu moment yang berkesan didalam hidup mereka.

"Untuk dekorasi nya, nanti saya mau ada foto Alm istri saya juga yang dipajang ya. Sama saya juga ingin anda menyiapkan tempat ditengah-tengah untuk mereka berdansa bersama. Yang dipinggir nya dikelilingi dengan tempat duduk para tamu, ya."

Karyawan wedding organizer itu mengangguk mengerti sambil terus mencatat dan mendesign set up yang Darren inginkan.

"Untuk tempat berdansa nya apa ingin dibuat seperti ini, Pak?"

Karyawan itu memberikan ipad miliknya kepada Darren untuk menunjukkan design yang ia buat secara cepat agar Darren sendiri bisa memastikan lebih detail tempat nya yang diinginkan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Remaja [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang