CR - 29

377 44 1
                                    

---

Laki-laki berusia 21 tahun yang baru saja meresmikan hubungan nya didepan teman dan mertua nya kini sedang duduk di kursi halaman belakang, menunggu kekasih nya datang dengan senyuman yang merekah dan wajah yang berseri-seri. Siapa lagi jika bukan Kyan.

Ia duduk di kursi kayu panjang taman belakang dengan sekotak susu coklat kesukaan nya. Mata nya menatap ke langit langit melihat indah nya malam ini. Seperti nya langit pun mengerti perasaan nya saat ini.

Saking berbunga-bunga nya ia melihat bintang di langit seperti membentuk wajah kekasih nya yang sedang tersenyum. Kyan melayangkan ciuman kepada wajah yang dibayangkan nya.

Kebetulan Chalsa baru saja datang dan berdiri di hadapan Kyan.

Chalsa mengerjapkan mata nya keheranan melihat Kyan senyum senyum sendiri sambil melayangkan ciuman ke atas langit. Chalsa mendongak ke atas dan tak melihat apapun disana, ia pikir akan ada perempuan lain.

"Dia ngeliat apasi..."

Merasa pacar nya semakin tak jelas Chalsa mengusap wajah Kyan. Ia tak rela jika ditinggal oleh nya karna kegilaan Kyan.

Kyan terkejut, ia mengucek mata nya saat melihat kekasih nya sudah ada di hadapan nya dengan wajah cemberut nya.

"Kamu ngagetin aku aja. Sini duduk," ujar nya menarik tangan Chalsa untuk duduk di sebelah nya.

"Kamu kenapa senyum senyum nggak jelas kaya tadi?"

Kyan mendongak ke atas lagi, sekilas bayangan wajah Chalsa masih muncul sedang mengedipkan sebelah mata nya. Kyan meneguk ludah nya sendiri.

Chalsa mencubit lengan atas Kyan karena tak menjawab pertanyaan nya.

"Aduduh! Sakit!"

"Kamu liatin apa sih dari tadi?"

"Tadi aku liat ada bayangan kamu di atas, terus ngedipin mata."

Chalsa mendongak, kepalanya kesana kemari mencari bayangan yang dilihat Kyan. Tapi, ia tak melihat apapun selain bulan dan langit biru di atas.

"Mana?!"

"Tadi ada yang..."

Chalsa memutar bola matanya jengah.

Disisi lain Windra melihat ada Kyan dan Chalsa sedang berduaan. Masih ada sedikit, hanya sedikit rasa cemburu melihat kebersamaan kedua nya. Tapi ia tak bisa melakukan apapun, hati nya sudah terlanjur memilih Kaira. Dan Windra sama sekali tak menyesali pilihan nya. Ia benar-benar bersungguh akan melupakan Chalsa dan mencintai Kaira sepenuh nya.

Windra menarik nafas nya dalam-dalam sebelum dibuang dengan kasar. Ia memijat pelipis nya sendiri.

Tak lama Alka datang bersama Rey disamping nya. Mereka datang dengan ekspresi wajah tengil nya.

Baru saja Windra ingin pergi tapi mereka dengan segera menahan lengan nya.

"Mau kemana sih lu, sini dulu ngapa. Tuh muka sepet amat diliat liat. Kenapa sih ente?"

Windra menghela nafas nya. Ia mengusap wajah nya, padahal mood nya sedang tak bagus saat ini. Namun, bila dia memberitahu alasan mood nya rusak pasti akan membuat dua orang didepan nya syok.

"Orang gapapa, dah ah."

Dari pada perasaan nya semakin tak karuan ia memilih untuk pergi menghampiri kekasih nya dikamar. Saat seperti ini hanya Kaira yang bisa menghilangkan mood jelek nya.

Cerita Remaja [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang