CR - 25 *

663 50 0
                                    

---

Acara makan-makan sudah selesai sedari tadi. Sekarang mereka hanya mengobrol santai dengan keluarga yang lain. Sekaligus mencari tahu lebih banyak tentang keluarga yang akan menjadi keluarga nya juga bagi Kaira dan adiknya juga Ayah nya.

Tiga keluarga lain sedang berkumpul duduk bersama di sofa yang berada disudut ruangan. Sedangkan keluarga Kyan berada disudut yang satunya.

Sebenarnya dari sejak pertemuan pertama nya Kyan belum memberitahu sudah sejauh apa hubungan keduanya kepada orang tua nya. Entah apa alasan nya, namun yang pasti Kyan ingin Umi dan Abi nya benar-benar mengerti mengapa Kyan memilih Chalsa sebagai pasangan hidupnya. Makanya, setelah tadi ia membiarkan orang tua nya mengobrol banyak dengan Chalsa kini Kyan mengajak mereka untuk duduk di sofa yang berada di sudut satunya. Ia hanya tak mau mengalihkan fokus keluarga yang lain karna dirinya yang akan membicarakan hal serius kepada orang tuanya.

"Kamu kerja, Nak?"

Chalsa menggeleng sambil memberikan senyuman manis nya kepada Umi Kyan. Siapapun yang melihatnya pasti akan meleleh, lihat saja Kyan, ia mati-matian menahan senyum nya yang susah kali ditahan.

"Engga, Umi," Nabila atau Ibu dari Kyan mengerti.

Giliran Keenan kini yang akan bertanya, "Chalsa umurnya berapa?"

"Aku 22 tahun, Abi."

"Loh, saya pikir kamu lebih muda dari Kyan. Ya Kya—Kyan? Kamu kenapa senyum gajelas gitu?"

Kyan tersadar, ia lantas menggeleng; menggigit pipi bagian dalam nya karena Chalsa sedang menatapnya.

"Engga, Abi, tadi aku inget hal lucu yang pernah aku lakuin aja."

Kyan melihat kebelakang ketiga teman nya yang ternyata disadari oleh ketiganya. Alka mengangkat alisnya membuat Kyan menggeleng.

Lalu Kyan menggeser posisinya duduk nya lebih dekat kepada Chalsa. Ia menarik nafasnya, "Ami eh Ami! Abi maksudnya. Abi Umi, Kyan mau nikah sebentar lagi, yey!"

Abi dan Umi mendekat saling memeluk, mereka menatap anak nya dengan tatapan meledeknya. Mereka tertawa saat melihat wajah cemberutnya. "Kamu yakin mau sama, Kyan? Kelakuan nya aja masih cengeng gini," Abi nya tertawa.

Chalsa melirik kesamping melihat Kyan menatap nya dengan melas. Chalsa pasti akan menciumnya jika saja tak sedang didepan orang tua Kyan, "Jangan cengeng ya, nanti Ayah ngga jadi nikahin kita loh."

Kyan tambah cemberut mendengarnya, ia tak perduli jika teman nya melihat dan akan meledeknya.

Kyan kesal, "Kesel kesel kesel."

Chalsa tertawa puas habis meledek Kyan, "Aku bercandaaa Kyan."

Umi nya menatap teman teman nya yang sibuk dengan obrolan penting nya, "Tau ih Kyan jangan gitu ah, Umi yang malu tau."

"Tau nih Abang, udah gede masih cengeng."

"Males bat gua mah ah."

---

Kana baru saja memarkirkan mobilnya di Cafe tempat kekasihnya menunggu kedatangan nya. 15 menit lalu Hava menelfon nya setelah puas menghabiskan waktu bersama teman nya. Ia pun mengabari Kana untuk mendatangi nya ke Cafe yang sudah ia datangi sejak 2 jam yang lalu.

Kana menginjakan kaki nya di tanah parkiran yang berada dibelakang Cafe itu, tak lupa ia mengambil dompet dan mengunci mobil Toyota Supra Gr berwarna hitam milik nya. Ia melepaskan kacamata hitam nya dan diselipkan diantara kancing baju depan dadanya.

Cerita Remaja [?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang