---
"Ya gak apa apa kali, Ki."
"yaudah gua siap-siap dulu."
"Eh lo mampir dulu ya ke ituan."
"Ituan apaan, ogah ah."
"Ck, ke tempat ituan doang, aduh apasih namanya," Chalsa menggaruk pangkal hidungnya mencoba mengingat tempatnya.
"Apaan cepet, satu."
"Dua."
"Tig-"
"Bubur kacang ijo di perempatan Margahayu deket sekolah adek lo!" ucapnya dengan cepat.
"Eh taik, jauh ege kesononya, mana lagi ujan juga," tolak Yuki.
Chalsa memutar bola matanya, "Kan lo pake mobil—"
"—nanti gue kasih duit," lanjutnya.
"Okey! Tunggu ya gua siap-siap dulu bentar," serunya.
"Ah, giliran duit aja mau tu orang," ucapnya pada diri sendiri.
Tutt..
Setelah Chalsa mematikan telponnya dia beranjak dari kasurnya.
Chalsa membuka pintu kamarnya tapi hanya kepalanya saja yang keluar, ia celingak-celinguk mencari keberadaan yang lainnya disana.
"Pada kemana deh."
Mungkin tidur kali ya kan lagi ujan, pikirnya.
Chalsa mengedikkan bahunya acuh, ia menuruni tangga dan mendekati aquarium yang lumayan besar yang terletak di dekat ruang tamu.
Ia mengamati aquarium yang diisi dengan berbagai jenis ikan disana. Telunjuknya menyentuh kaca aquarium nya mengikuti kemana ikan itu pergi.
Sampai tak sadar ia sudah berdiam memperhatikan ikan itu selama setengah jam lamanya.
"Kak,"
Chalsa tersentak kala ia merasakan tangan seseorang menyentuh pundaknya.
"Astaga!" pekik Chalsa.
"Lo ngagetin aja."
"Hehe, sorry kak," Windra menyengir.
Chalsa kembali menatap aquarium didepannya.
"Ikan nya cantik ya, kak?"
"Iya"
Windra tersenyum tipis, "Kaya lo kak," ucap Windra pelan, sangat pelan membuat Chalsa tak mendengarnya dengan jelas.
"Apa?"
"Hah? O-oh itu, iya, ikan nya cantik," ucap Windra gugup.
Tingtong!
Chalsa menoleh dan pergi untuk membukakan pintunya. Sudah dipastikan itu pasti temannya yang sedari tadi ia tunggu.
Ternyata benar, itu Yuki yang datang dengan membawa kantong plastik yang berisi titipan Chalsa tadi.
Yuki memberikan kantong itu ke Chalsa, "Nih."
Chalsa menerima plastik itu, "Thanks ya," ucapnya.
"Iyee"
"Ayo masuk!" ajaknya.
Yuki mengikuti Chalsa dari belakang sambil melihat-lihat rumah baru yang Chalsa tempati itu.
Sesampainya didalam Yuki tak melihat siapapun dirumah itu selain Chalsa, suasana dirumah itu sepi sekali.
Yuki berjalan cepat menghampiri Chalsa didepannya, "Kok sepi banget, pada kemana dah?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Remaja [?]
أدب المراهقينCerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan