🏠; BAB 12

1.1K 160 46
                                    

Setelah makan malam, kelimanya berkumpul di ruang bersantai lantai tiga. Menonton televisi sambil belajar, sesekali bercanda tawa.

Mereka senang sekali, wajahnya pun berbinar dengan bibir terus melengkung keatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka senang sekali, wajahnya pun berbinar dengan bibir terus melengkung keatas.

Saat makan malam tadi Ayah dan Ibu bilang jika mereka tidak akan ada di rumah sampai kurang lebih satu minggu. Berita yang sangat membahagiakan untuk mereka.

Ayah dan Ibu mereka memang sama-sama bekerja. Ayah ada kunjungan ke kantor cabang yang ada di luar kota, sedangkan Ibu ada pemotretan di luar negeri.

"Kita bebas di rumah!" Hasa berucap senang, tidak sabar membayangkan hari-hari menyenangkan bersama saudara-saudaranya. "Besok ke rumah pohon yuk, udah lama nggak kesana karena sibuk belajar terus, bayangin sekotor apa basecamp kita." Ucapnya.

Juna mengangguk kecil. "Boleh aja, kalian pulangnya jam berapa? Arta ada les kan besok?" Juna menatap Arta yang sedang membaca komik bersama Gemilang.

Arta diam sebentar, berpikir dan mengingat-ingat jadwal les nya di hari senin. "Ada...bolos sekali gapapa, hehe." Ucapnya dengan senyum lebar.

Arta itu tidak pernah bolos, sekali-kali melanggar tidak akan ketahuan. Lagipula hari senin hanya ada les online.

"Senja?" Juna bertanya pada Senja yang sedang sibuk melihat televisi.

"Nggak ada kegiatan lain kok, Bang. Biasa aja." Ucapnya, sekarang kedua tangan Senja sudah gatal ingin membersihkan rumah pohon kesayangan mereka, entah sudah berapa puluh daun yang gugur mengotori basecamp itu.

"Gemi agak telat ya, Bang." Gemilang buka suara setelah sekian lama diam. "Ada jadwal ekskul band soalnya...nggak lama kok."

Senja menatap kembarannya dengan raut wajah bingung. "Gemi, kamu masih aktif ekskul band?" Tanyanya kaget.

Kepala Gemilang mengangguk kecil, kepalanya menunduk lantaran takut pada Senja yang sudah menatapnya tajam. "Masih." Ucapnya.

"Gemi, kamu nggak kapok di kurung diruang kosong selama dua hari?! Ayah dan Ibu kan udah melarang kamu ikut ekskul band." Senja benar-benar takut kejadian satu tahun lalu terulang, melihat Adiknya pingsan dengan bibir pucat dan tubuh kurus tergeletak di dinginnya lantai, Senja tidak mau melihat itu lagi karena itu adalah pemandangan mengerikan.

Juna mengusap punggung Gemilang. "Gapapa, selagi nggak ketahuan Ayah dan Ibu gapapa. Ninggalin hobi emang susah." Ucapnya berusaha menenangkan Adiknya.

Mendengar itu Gemilang mulai menegakkan kepala, menatap Juna dengan pandangan kagum. Memang, dari kecil Gemilang suka sekali dengan musik apalagi dengan gitar, secinta itu pada gitar sampai rela mengikuti les secara diam-diam tanpa sepengetahuan Ayah dan Ibu.

Terkadang Gemilang bingung dan penasaran kenapa Ayah dan Ibu menentang hobinya, apa karena takut nilai-nilainya turun? Jika iya, Gemilang bisa membuat janji pada kedua orang tuanya jika nilainya tidak akan turun.

Our House [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang