🏠; BAB 31

1.1K 155 42
                                    

Saat ini Senja serta Gemilang pulang bersama, kedua tangan saling bergandengan begitu erat saat turun dari bus.

Keduanya ingin mampir menuju toko donat favorit Arta, berhubung Arta pulang dari rumah sakit hari ini mereka kompak ingin membelikan sesuatu untuk Arta.

Arta suka donat, toko donat favorit Arta itu ada di dekat sekolah si kembar.

Uang patungan sudah terkumpul di dompet Senja, keduanya siap hendak menyebrang jalan.

"Gemi, pegangan." Senja langsung menggenggam tangan Adiknya dengan erat.

Sementara itu Gemilang terpaku menatap genggaman tangan mereka, selepas tau kebenarannya Senja begitu over protektif padanya, Senja sebisa mungkin menjaganya, selalu ada didekatnya.

Senyum Gemilang terbit, tentu saja dia senang!

Keduanya masuk kedalam toko kue, langsung menuju rak penuh dengan berbagai donat. Mata mereka sibuk melihat-lihat banyaknya varian rasa donat.

"Mas, Gemi mau rasa strawberry." Gemilang sedikit menarik almamater milik Senja.

Senja yang sedang memilih donat cokelat kesukaan Arta pun langsung menatap Gemilang, jarang-jarang kembarannya merengek seperti ini...dulu memang sering, Gemilang sering merengek dan manja sekali namun beberapa tahun terakhir sikap Gemilang mulai berubah.

Mungkin karena faktor perbuatan Ayah.

"Mas! Ih, kok malah bengong sih. Gemi mau yang strawberry."

Senja tersenyum tipis, mengusap pucuk kepala kembarannya lalu mengangguk kecil. "Mas senang, Gemi kembali kaya dulu.. tetap begini ya. Mas lebih suka Gemi yang ini, yang sikapnya ceria dan cerewet."

Gemilang terdiam saat mendengar ucapan Senja, apa selama ini sikapnya berubah drastis? Sungguh, Gemilang tidak tau karena terus terpuruk akan ketakutan ancaman Ayah.

"Gemi, jangan melamun. Gak usah dipikirin lagi, kamu nggak sendirian. Ada Mas yang akan selalu jagain kamu, Gemi." Senja berbisik membuat senyum Gemilang terbit.

"Makasih ya, Mas. Maaf karena dari awal nggak jujur dan terbuka sama kalian... Gemi malu."

Senja menggelengkan kepala tanda tidak ingin membahas itu lagi karena dapat membuat Gemilang teringat-ingat terus.

"Udah, jangan dipikirin lagi, ayo pilih donat yang kamu mau."

Dengan semangat Gemilang mengambil satu donat selai strawberry. "Udah, Mas."

"Satu aja? Ambil satu lagi, kamu suka rasa tiramisu juga kan?"

"Satu aja cukup, Mas." Sahut Gemilang.

"Yaudah ayo kita bayar."

Keduanya menuju kasir lalu membayar belanjaan mereka, keluar dari sana dengan satu tote bag berisi boks donat.

"Pas banget bus udah datang, ayo." Senja langsung menggenggam tangan Gemilang dengan erat.

Gemilang menatap itu dengan senyum. "Gemi sayang Mas Senja!"

"Mas lebih sayang kamu, Gemi."

Tidak butuh waktu lama sampai di rumah sakit, keduanya masuk kedalam kamar inap Arta.

Belum membuka pintu namun pintu sudah lebih dulu dibuka, pelakunya Hasa yang ingin membuang sampah.

"Eh! Ngagetin aja, Sa!" Senja memegang dadanya kaget.

Sementara Hasa hanya terkikik kecil saat melihat wajah kaget Senja.

"Haha, maaf-maaf. Hasa mau buang sampah kok nggak berniat ngagetin kalian." Ucap Hasa.

Our House [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang