Juna mengangkat satu alisnya bingung saat Rebecca menyodorkan selembar kertas warna pink kehadapannya. Dengan ragu Juna menerima kertas itu. "Apa ini, Ca?" Tanyanya.
Rebecca mengajak Juna duduk di depan toko kecil, keduanya membeli es krim dan duduk disana. Jam kuliah Juna sudah usai, dia hanya tinggal menjemput Hasa nanti sore.
"Jun, besok aku ada pesta kecil di rumah... bisa datang?" Rebecca menatap Juna, berharap laki-laki di sebelahnya datang. "Besok aku ulang tahun...aku harap kamu datang, Jun." Ucapnya.
Mendengar itu senyum Juna terbit. "Mau jalan-jalan?" Bensinnya saat ini dalam keadaan full, Juna ingin mengajak Rebecca ke pesisir pantai dekat sini.
Tidak menjawab, Rebecca memalingkan kepalanya tanda marah. "Jawab dulu, Juna!" Kesalnya.
Juna tertawa pelan, mengusap pucuk kepala perempuan cantik di sampingnya lalu berucap. "Janji, aku janji datang. Untuk sekarang ayo, jalan-jalan."
Di sepanjang jalan Juna tidak pernah berhenti melirik kaca spion, menatap wajah Rebecca yang sedang tersenyum.. senyum Rebecca indah dan begitu candu, Juna suka.
Sampai disana, Rebecca tidak berhenti menyeret Juna kesana-kemari mengelilingi pesisir. Karena sekarang siang hari maka tidak banyak orang yang datang karena cuaca lumayan panas. Namun kedua orang yang tengah di mabuk cinta mana peduli, sibuk dengan dunia mereka sendiri.
"Jun!" Dari pojok Rebecca berteriak nyaring. "Sini deh, ada ayunan loh!" Ucapnya semangat.
Juna menyipitkan mata sebelum menghampiri, menatap ayunan yang letaknya tidak begitu jauh.
Keduanya duduk disana, mengayun-ayunkan tubuh dengan ringan sambil menatap indahnya pantai dari ayunan. Sesekali Rebecca memotret pemandangan indah didepannya, Rebecca melirik kesamping memperhatikan Juna yang sedang termenung menatap pantai. "Jun, lihat kamera."
Rebecca mengambil foto Juna beberapa kali lalu setelahnya tersenyum kecil, Juna begitu tampan.
"Ca, aku sayang kamu." Kata-kata yang begitu lama sudah Juna tahan akhirnya keluar, Juna melirik kecil ingin melihat respon yang Rebecca berikan.
Rebecca terdiam, menatap Juna dengan pandangan kaget. Kedua tangannya meremat jaket yang sedang dia gunakan lantaran gugup. Jadi selama ini perasaanya terbalaskan?
Keduanya berpandangan sebelum Juna mengalihkan pandanganya lebih dulu.
"Ca, saat ini aku nggak bisa ngasih kepastian apapun untuk kamu... maaf."
Wajah Rebecca seketika murung, pikirannya berkelana...apa Juna hanya main-main dengannya? Padahal sudah sangat jelas terlihat jika dia menyukai Juna...apa Juna tidak sadar?
Melihat itu Juna menghela napas kecil, tidak seharusnya Juna berucap jujur... sekarang dia menyesal telah mengungkapkan perasaannya.
Sekarang Juna benar-benar kesal pada dirinya sendiri, turun dari ayunan Juna menghampiri Rebecca berjongkok di depan si cantik lalu berucap. "Aku serius saat bilang suka sama kamu, Ca."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our House [END]
FanfictionLima saudara namun tidak sedarah. Ini kisah Juna, Senja, Gemilang, Arta dan Hasa. Lima anak malang yang tidak pernah tau apa arti kebahagiaan. Kelimanya saling menutupi luka satu sama lain, bergandengan tangan dengan begitu erat tanpa niat melepas...