04.

73.5K 389 12
                                    

"Kak Zio! Cia berangkat sekolah dulu ya!" teriak Cia di depan kamar Zio, gadis imut itu sudah siap dengan stelan sekolahnya yang serba mini.

Dan tak lama setelahnya pintu kamar terbuka, menampilkan Zio yang hanya mengenakan celana pendek, serta bertelanjang dada, membuat Cia menelan ludah susah payah, tatapan Cia jatuh pada celana Zio yang menggembung.

"Mau berangkat sekolah?" tanya Zio sembari menguap, dan setelahnya dia akhirnya sadar Cia sedang menatap kejantanannya yang selalu bangun tiap pagi.
"Kok liatin penis kakak?"

"Em iya, kok punya kakak bangun?"

"Iya bangun lah sayang, dia begini tiap pagi." Zio terkekeh. "Mau Kakak anter gak?"

Cia menggeleng. "Gak, cowok Cia udah nunggu di luar, nanti pulang juga kakak gak usah jemput ya."

"Oh, yaudah. Lagian pagi ini kakak juga ada kerjaan." Zio berkata. "Yaudah yuk kakak anter sampe depan, kakak juga pengen liat cowok kamu."

Cia mengangguk semangat, menggandeng tangan Zio hingga sampai di depan dimana kekasih Cia sedang menunggu.

"Btw, kakak udah baikan sama kak Kiara?" tanya Cia.

"Belum, dia gak ngomong sama kakak."

"Yaudah kakak yang sabar ya, nanti kalo pulang sekolah, aku aja yang ngomong sama kak Kia." Zio mengangguk.

"Udah siap?" tanya pria bernama Nasa--pacar Cia.

"Udah." Cia tersenyum, lalu beralih pada Zio. "Kak, Cia berangkat dulu ya."

"Iya, hati-hati. Inget pulangnya jangan keseorean."

"Siap kak!" Cia berseru semangat, lantas mendekati Nasa, keduanya pun melenggang pergi.

Zio berdecak, cih keparat tidak sopan, menyapa Zio saja tidak. Ah, peduli setan?

"Itu kakak kamu?" tanya Nasa, keduanya sekarang sedang berada di mobil.

"Iya," jawab Cia singkat.

Membuat Nasa mendesah kasar, berpikir jika Cia masih marah padanya.
"Kamu masih marah?"

"Cia gak marah kok."

"Cia, sayang... kan aku udah kasitau kalo Reva itu sepupu aku, kita gak ada hubungan apa-apa, sumpah!"

"Yaudah ia, Cia percaya.."

Nasa kembali mendesah kasar, mengusap wajahnya kasar. "Kita jadi kan ke apartemen aku?"

"Hmm."

"Berarti kamu setuju." Nasa berkata, namun Cia terdiam.

Ya, memang kadang-kadang keduanya membolos dan menghabiskan waktu di apartemen untuk bercinta tentunya, dan tentang Nasa.. cowok tampan itu sangat mencintai Cia, hanya saja Cia kadang-kadang tidak peduli padanya.

"Baby, aku kangen sama kamu." Nasa langsung menarik tengkuk Cia saat tiba di apartemennya, melumat bibir Cia dengan intes, Cia pun membalas dengan hal yang sama.

Kenapa rasanya tidak sama kayak Kak Zio? Batin Cia berkata saat merasakan ciuman Nasa tidak senikmat ciuman Zio, namun dia tetap membalas lumatan Nasa demi menghargai pria itu.

"Kamu kenapa, sayang?" Nasa menyadari ada yang aneh dari pacarnya.

"Gak kok."

"Hm, yaudah yuk masuk kamar. Aku kangen sama mulut kamu."

Maksud Nasa disini kangen di spong, namun saat ini Cia lagi tidak mood. "Jangan sekarang ya, gimana kalo kita keluar jalan-jalan ke Mall, atau nonton bioskop?"

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang