19.

19.3K 182 6
                                    

"Kia, kakak pengen ngomong sama kamu."

Mendengar itu, Kia hanya diam saja, gadis itu membereskan piring kotor lalu mencuci di westafel tidak memperdulikan Zio yang sedang berdiri di sampingnya.

"Kia, please,"  ucap Zio tersiksa, oh astaga.. Kia tidak boleh membuatnya gila seperti ini, sedari memasak hingga kini ia selesai makan, gadis itu diam membisu dengan wajah yang datar. Zio ingin menyentuh lengan Kia, namun gadis itu menatapnya dengan tatapan tajam, membuat Zio mengurungkan niat.

Oh come on, Zio tak ingin usahanya sia-sia untuk berpura-pura sakit demi mendapatkan perhatian dari Kia. Yah memang tadi dia sedikit demam, dan itu sudah biasa Zio rasakan dan itu tidak ada apa-apanya di bandingkan Kia mendiaminya, hei.. itu lebih dari pada sakit sesungguhnya.

"Kakak udah makan kan? Yaudah sekarang minum obat." Akhirnya Kia mau membuka mulut, namun wajah cantik gadis itu tetap datar, dan tidak mau menatap ke arah Zio.

"Kia, jangan gini..."

"Duduk," titah gadis itu membuat Zio menurut bak anak kucing. Pemuda tampan itu memerima sebutir obat dari Kia lalu mengunyah dan meminum air dengan cepat.

Zio pun mencekal tangan Kia, ketika gadis itu ingin melenggang pergi. "Sebentar aja, kakak pengen ngomong."

Kia mendesah kasar, dengan perasaan berkecamuk dia pun duduk di kursi bersama wajah yang super datar dan cuek, Kia hanya berdehem seolah mempersilakan Zio untuk berbicara, namun enggan melihat wajah tampan Zio.

Zio menghela napas dalam-dalam, meraih tangan Kia untuk ia genggam, menatap wajah cantik Kia lekat-lekat, ia dapat melihat amarah di wajah itu membuat Zio tersiksa.. bukan ini yang Zio mau... Ia tidak mau Kia  mendiaminya terlalu lama.

Dan pada akhirnya Zio menceritakan dari awal kejadian ketika ia dan Cia melakukan pertama kali di bathup tanpa ia tutup-tutupi lagi, Zio tidak ingin Kia membencinya, meskipun Zio tahu setelah Kia mengetahui kelakuan bejatnya, Kia pasti akan menjauhinya.

Air mata Kia jatuh tanpa bisa ia tahan, rasanya sakit ketika mendengar pemuda ia cintai.. cinta pertamanya melakukan pertama kali dengan Adiknnya sendiri, dan lebih menyesakkan lagi saat mendengar Zio mengatakan bahwa malam itu Zio salah orang, Zio mengira dirinya adalah Cia, dan bodohnya malam itu pula Kia mengutarakan perasaannya.

Amarah, malu, sakit dan sesak luar biasa bercampur membuat Kia merasa pusing, di tambah lagi perasaan sialannya yang tidak mampu membenci Zio.

"Jadi kakak yang pertama buat Cia?" tanya Kia dengan suaranya yang lemas.

"Cia udah gak perawan waktu itu," jawab Zio merasa sangat bersalah, ia mengakui dirinya memang keparat.

Kia mendesah kasar, wajahnya memerah bersama napas memburu, tanpa sepatah kata ia bangkit berdiri lalu meninggalkan Zio, pergi menuju kamarnya. Sementara Zio hanya bisa terdiam di tempat, lalu ikut menyusul Kia.

Di dalam kamar, Kia mengusap wajahnya kasar, dugaan Kia terhadap Cia dan Nasa ternyata benar, mereka sudah tidur bersama terbukti dengan Cia sudah tidak perawan. Shit, Kia ingin sekali marah saat ini tapi dia sudah tak berdaya, Kia lelah dan rasanya ingin menjauhi Zio untuk sementara.

Kia pun menguatkan diri dan memutuskan untuk mengeluarkan semua baju-bajunya dari lemari lalu memasukkan kedalam koper merah dengan cepat di sertai air mata.

Suara pintu terbuka tidak membuat Kia memberhentikan aktifitasnya maupun menoleh pada pemuda yang sedang menatapnya.

Zio menghampiri Kia lalu menarik tangan gadis itu.
"Kamu mau ngapain?" tanya Zio terdengar lembut.

Kia tidak mengubris, gadis itu menepis kasae sentuhan Zio, namun seperti biasanya dia selalu kalah, akhirnya dia hanya bisa diam tanpa melihat ke arah laki-laki itu.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang