"Kia berangkat sekolah dulu ya, kak." Kia berkata pada Zio, senyuman lebar menghiasi wajahnya yang cantik, pagi ini moodnya benar-benar baik, oh bagaimana tidak? Semalam ia benar-benar menghabiskan waktu berduaan dengan Zio, yang membuat Kia bahagia, bukan hanya sekali, bahkan tadi malam mereka sempat melakukan tiga ronde, dan satu ronde saat mandi pagi bersama.
"Iya, mau kakak anterin gak?" tanya Zio sembari tersenyum pula.
Kia menggeleng. "Kia bareng Cia aja, kan Kakak lagi banyak kerjaan." Kia menatap beberapa barang yang ada di hadapan Zio.
"Ah iya, yaudah nanti kalo mau di jemput telpon kakak aja ya."
Kia mengangguk semangat, lantas mendekat dan mencium bibir Zio dengan singkat, bertepatan itu pula, Cia keluar dari kamar mendapati wajah kembarannya yang nampak berseri-seri.
"Kamu kenapa?" tanya Cia heran, biasanya wajah kembarannya itu selalu tegang, datar dan cuek.
"Gak kok, ayo berangkat, nanti telat lho," ucap Kia sembari tersenyum.
Cia hanya mengangguk sembari menggaruk pipinya tak gatal, melihat Kia melangkah dengan riang menuju pintu utama, sementara ia memilih berpamitan terlebih dahulu pada Zio.
"Kak, Cia berangkat ya."
"Iya hati-hati.." jawab Zio tanpa melihat ke arah Cia, karena ia sedang fokus memperbaiki TV rusak.
"Kak Zio ih, kok cuma gitu sih jawabnya!" jerit Cia merengek sembari menghentak-hentakkan kakinya.
Zio menghela napas, lantas mendongak menatap Cia yang sedang berdiri di hadapannya, bersedekap dada dengan wajah yang cemberut.
"Apalagi, Cia?"Cup!
Dengan cepat Cia mengecup bibir seksi Zio, membuat cowok itu sedikit terkejut, berbeda dengan Cia gadis itu senyum-senyum malu.
"Kak Zio ihh.""Apa, Cia sayaangg..."
Mendengar itu membuat senyuman Ciara semakin lebar. "Pengen di pelukk."
Zio mendesah kasar, bangkit berdiri lalu memeluk tubuh pendek Cia dengan erat, setelahnya melumat bibir Cia singkat. "Udah? Nanti Kia masuk lagi gimana?"
"Iya-iya," jawab Cia dengan wajah memerah, membuat Zio tersenyum samar. "Hati-hati ya.." kata pria itu saat Cia melenggang pergi sembari melambai.
Zio kembali duduk menyandarkan punggungnya di sofa, menatap langit-langit sembari memikirkan apakah ia harus menghentikan kegilaannya atau tidak ambil pusing dan mengikuti nafsu setannya. Zio benar-benar sudah merusak kedua Adiknya, terutama Kia.. Zio lah yang menjadi pertama bagi gadis itu.
Fuck. Sudahlah, memikirkan itu membuat Zio pusing, Zio pun kembali melanjutkan pekerjaannya.
Berbeda yang sedang berada di kelas, wajah Kia nampak sangat bahagia pagi ini membuat Echa dan Kanaya sahabatnya mengerutkan kening.
"Lo bahagia banget ya pagi ini, kayak udah menang undian aja," ucap Echa."Hooh, kayak yang udah dapet emas batangan aja lo." Kanaya menyahut.
Kiara tersenyum geli, mendekat pada Echa lalu berbisik di telinga gadis itu.
"What the!!"
"Sssttt!!" Kia menempelkan telunjuknya di depan bibir saat Echa berteriak terkejut, tentu saja membuat seisi kelas menoleh pada mereka.
"Kia astaga, demi apa lo udah gak perawan anjing!" Echa mengumpat namun suaranya mengecil.
"Bentar-bentar, ini maksudnya apaan bangsad, kok kalian main bisik-bisik sama gue, terus kok lo bilang Kiara udah gak perawan?" tanya Kanaya kepo menatap Echa dan Kiara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Love [Zio&Kiara]✔
Teen FictionFollow untuk membuka bab terkunci ! D3w4sa21++ Kis4h cinta antara seorang Kakak dan Adik tiriny4.. Warn⚠️ - Dibawah umur silakan menjauh (bocil di larang mendekat-_) -Berisikan adegab vulgar bgttt, hot bgt, pokonya gak pantes di tiru ya cuy. -umpata...