06.

50.5K 262 25
                                    

Zio membuka pintu menuju balkon, mendudukkan dirinya di kursi, menyelipkan sebatang rokok di lipatan bibir seksinya, membakar ujung lalu menghisap perlahan-lahan dan menghembuskan asapnya di udara. Zio jarang sekali merokok, ya hanya sekali-sekali jika ia sedang ingin saja.

Jam menunjukkan pukul dua belas malam, membuat udara semakin dingin, namun berbeda dengan Zio, cowok itu hanya memakai celana pendek bahan kain, sementara ia bertelanjang dada.

Zio menghela napas kasar tidak menyangka dia akan terjebak dengan kedua Adiknya, Adiknya yang cantik jelita, entah bagaimana kedepannya hubungan ini membuat Zio pusing. Zio sudah meniduri keduanya, namun kedua Adiknya tidak tahu jika Zio telah berhubungan dengan keduanya.

Oh god, Zio menyadari jika dia bajingan keparat. Tapi semua ini awal dari kedua gadis cantik itu, Jika keduanya menolak, Zio tidak mungkin memaksa. Namun jika Kia dan Cia mau, bagaimana mungkin Zio menolak. Akh fuck! Persetan.

Omong-omong, sedari tadi Zio tidak tidur memang sengaja untuk menunggu kedatangan Kia, pintu kamar pun tidak ia tutup, berjaga-jaga jika gadis itu tiba-tiba datang. Tapi sampai sekarang Kia belum nampak, apakah gadis itu sudah tertidur.

Zio pun menekan puntung rokok di asbak yang sudah memendek, saat ingin beranjak berdiri, tubuhnya membeku saat merasakan aroma wangi menguar dan setelahnya kedua tangan melingkari lehernya dari belakang.
Segera Zio menoleh, mendapati Kia yang sedang tersenyum.. oh bukan hanya itu, saat ini Kia hanya memakai tanktop serta celana pendek.

"Kakak udah nunggu lama?" tanya Kia, mendongak menatap Zio yang kini sudah menjulang tinggi di hadapannya.

"Gak kok," jawab Zio, sembari melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Kia, menatap tajam kearah gadis itu. Damn, malam ini Kia nampak sangat seksi, cantik dan imut, rasanya semua keindahan ada di dalam diri gadis itu. Kia dan Cia memang memiliki wajah yang identik, tapi entah mengapa melihat wajah datar dan malu-malu Kia membuat Zio selalu terangsang.

Kia tersenyum, kembali mengalungkan kedua tangannya di leher Zio, kakinya berjinjit demi mencuri satu kecupan di bibir Zio dan leher pria itu.
"Kakak ganteng banget sih.."

"Kamu juga cantik banget, sayang.. seksi lagi," bisik Zio di telinga Kia, sembari menggigit daun telinga gadis itu, membuat Kia kegelian dan merinding.

"Kak, Kia mau Kakak malam ini.."

"Kakak milik kamu, sayang," ucap Zio dengan napas memburu.

"Iya, biarkan Kia sentuh Kakak malam ini." Kia mengikis jarak, memeluk tubuh tegap Zio dengan erat, menghirup aroma maskulin cowok itu dalam-dalam.

"As you wish, Baby," erang Zio tersiksa, lantas meraup bibir mungkil Kia, namun dengan cepat gadis itu memisahkan lumatannya, membuat Zio mengerutkan kening bingung.

"Kakak diam aja, biar Kia yang muasin kakak."

Oh fuck. "Oke, yaudah terserah Kia." Zio pasrah, melihat Kia nampak tersenyum sumringah.

Detik kemudian gadis itu mendekat lalu berjinjit dan mencium bibir Zio pelan, melumatnya, menghisap dan menggigit kecil bibir cowok itu. Zio menggeram rendah, ciuman kaku Kia membuatnya tak sabaran, namun dia harus menahan diri, membiarkan Kia melakukan sesuka gadis itu malam ini.

Kia menuntun Zio agar melangkah perlahan sembari terus berciuman, Zio bahkan harus membungkuk di karenakan tubuh gadis itu begitu pendek darinya, dan ketika tiba di tepi ranjang, Kia mendorong Zio pelan hingga cowok itu berbaring terlentang.

Kia melepaskan tanktopnya namun tak melepaskan tatapannya pada Zio yang tampak sudah tak sabaran, dan kini Kia sudah bebas dari sehelai benang, lantas menaiki ranjang dan duduk di atas tubuh Zio, tepat di daerah kejantanan pria itu.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang