Keringat membasahi seluruh tubuh Zio, otot serta urat lengannya bermunculan ketika pemuda tampan itu mengangkat barbel, Zio menghabiskan waktunya di ruangan gym, mengisi waktu sebelum Kia dan Cia pulang sekolah.
Suara bantingan barbel menandai Zio menyudahi aktivitasnya, pria itu melangkah meraih handuk kecil mengusap wajah serta lehernya yang berkeringat, jakunnya juga tampak bergerak indah saat menenguk air mineral.
"Nak Zio."
Terdengar suara perempuan, Zio tidak bergeming, pria itu terus menenggak air mineralnya tanpa melihat sosok itu di belakang. Zio tahu jika itu adalah Nathalie, lalu sedang apa wanita itu menghampirinya?
"Zo, Mom.. Tante bawain susu hangat," kata Nathalie dengan senyuman, melihat punggung Zio, pemuda itu masih tidak menoleh ke arahnya, membuat hati Nathalie sedikit terluka.
"Zio, Tante mau ngomong sesuatu." Nathalie berjalan ke arah meja yang tersedia, meletakan mampan disana, lantas kembali menghadap ke arah Zio.
Mendengar itu membuat Zio mendesah kasar, dengan terpaksa dia berpaling dan menatap Nathalie dengan tatapan datar, seolah mengatakan memberitahu lewat kedua matanya bahwa ia tak mau berbasa-basi.
"Tante mau minta maaf kalo Adik-adik kamu ngerepotin kamu di apartemen, kamu bisa tegur mereka kalo mereka gak dengerin kamu.."
"Itu aja?" tanya Zio terdengar muak.
Nathalie menelan ludahnya. "Beberapa hari atau bahkan tante gak sering lagi pulang kerumah, tante harap kamu bisa jagain Adik-adik kamu, tante bukannya gak percaya sama kamu..."
"Kalo gitu mereka gak usah tinggal sama gue lagi."
"Bukan gitu, Zo. Tante cuma takut kedatangan mereka ngerepotin kamu, kamu tau kalo mereka cukup manja, yang ada nanti jadi beban kamu, nak."
Zio menghela napas panjang. "Gak apa-apa," ucap Zio terdengar lelah, kenapa omongan wanita itu berputar-putar? Zio paham kekhawatiran Nathalie, terlebih pada kedua iblis itu. Hei, you know! Ibu mana yang tidak khawatir jika kedua putrinya tinggal bersama pemuda dewasa?
Namun Zio harus bersikap seolah ia adalah kakak yang baik bagi kedua Adik-adiknya, meskipun kenyataan Zio mengakui jika dia merupakan pria bajingan, brengsek bin keparat.
"Tante gak usah khawatir, mereka gak nakal kok."
Mendengar kalimat Zio membuat Nathalie mendesah lega. Melihat Zio akan pergi berlalu, ia segera berucap lagi.
"Zo, jangan terlalu kecapean ya sayang. Jaga kesehatan jangan terlalu sering minum minuman bersoda, nanti Kia yang masakin buat kamu."Zio mengetatkan rahangnya geram, ucapan tersebut sudah lama ia tak mendengar dari seseorang.. ya seorang yang sangat ia rindukan, dan sekarang Nathalie malah yang mengatakan hal tersebut.
"Oke, Thanks." Usai mengatakan hal itu Zio melangkah pergi, namun detik kemudian dia kembali mendekati meja, lalu menenggak habis segelas susu yang di buat oleh Nathalie tadinya.Nathalie tersenyum haru, tak sadar air matanya menetes, selama ini Zio selalu menolak apapun yang ia berikan, dan ini merupakan pertama kali Zio meminum minuman buatannya sendiri.
"Thanks.." lirih Nathalie, ikut keluar dari ruangan gym.Waktu kini sudah menjelang siang, Daniel, Nathalie dan Zio makan siang dalam keheningan, bahkan ketika selesai makan, Zio langsung saja bergegas meninggalkan meja makan, membuat Daniel mendesah kasar, dia dapat melihat kesedihan di wajah istrinya.
"Sayang, maafin Zio ya."
"Gak apa-apa kok, aku paham perasaan Zio, aku udah bersyukur sekarang dia udah mulai lihat aku," ucap Nathalie dengan senyuman mengembang, menyebabkan Daniel ikut senyum pula. "Kamu tau gak? Tadi Zio udah minum susu buatan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Love [Zio&Kiara]✔
Teen FictionFollow untuk membuka bab terkunci ! D3w4sa21++ Kis4h cinta antara seorang Kakak dan Adik tiriny4.. Warn⚠️ - Dibawah umur silakan menjauh (bocil di larang mendekat-_) -Berisikan adegab vulgar bgttt, hot bgt, pokonya gak pantes di tiru ya cuy. -umpata...