13.

23.4K 139 3
                                    


Kedua mata Zio menyipit kala melihat Cia makan dengan tergesa-gesa, makanan masih tersisa di piring, dengan cepat gadis mungil itu menghabiskan susu buatan Zio, mengusap bibirnya cepat, kemudian melenggang pergi.
"Cia kenapa tuh?" tanya Zio cuek sembari minum air mineral.

Kia mengedikkan bahunya. "Gak tau tuh, tadi sih katanya mau ketemu sama Nasa."

Zio manggut-manggut mengerti, pria itu bangkit berdiri kemudian berjalan menuju ruang tamu, sementara Kia memutuskan untuk mencuci piring.

"Cia tunggu." Zio lantas menghampiri Cia yang baru saja keluar dari kamar, menuju pintu utama, otomatis langkah gadis itu berhenti.
"Mau kemana?" tanya Zio terdengar dingin.

Cia nampak gugup oleh tatapan tajam mengintimidasi Zio. "Anu... Cia mau keluar bentar sama temen."

"Temen atau sama Nasa?"

Cia menggaruk pipinya yang tak gatal. "Iya sama Nasa." Dia menunduk. "Boleh kan kak? Please..."

Sebenarnya Zio tidak ambil pusing, apapun yang di lakukan oleh kedua gadis itu bukan urusannya, hanya saja pakaian yang di kenakan Cia malam ini cukup membuat Zio terganggu.
"Boleh aja, tapi kamu harus ganti baju dulu."

Cia mendesah panjang. "Kak, maafin Cia bukannya gak nurut sama kakak, tapi Cia udah terlambat, nanti Nasa marah."

"Jadi kamu lebih takut Nasa marah dari pada kakak yang marah sama kamu?" Suara Zio terdengar berat dan aura tiba-tiba terasa mencekam.

Cia menelan ludah susah payah, rasanya bajunya sudah cukup pantas, apalagi yang membuat Kakaknya marah. "Kak, please.."

"Ganti baju atau gak pergi sama sekali?" ancam Zio dengan tatapan dingin pada Cia.

Mendengar itu membuat Cia pasrah akhirnya mengangguk kemudian masuk ke kamar dan mengganti baju dengan secepat mungkin. Setelah kembali, Zio melihat wajah Cia nampak cemberut, padahal menurutnya gadis itu nampak sangat cantik dengan tampilan tertutup seperti saat ini.

Cia memakai celana jeans panjang boyfriend light, di padukan dengan hodie cokelat oversize, rambut panjang bergelombang Cia di biarkan tergerai, menambah kesan imut pada gadis tembam itu.
"Kakak ih, padahal kalo kayak gini Cia mirip preman," ucap Cia dengan bibir yang maju kedepan, dia memang sengaja tadi berpakaian seksi, berpikir jika Nasa pasti menyukainya, namun harapannya pupus saat Zio memaksanya mengganti baju.

"Heh siapa bilang?"

"Cia yang bilang barusan.." masih dengan wajah cemberut, bersama kedua alis menukik tajam, wajah Cia seperti kucing garang saja, membuat Zio semakin gemas.

Tangan Zio terulur mencubit kedua pipi Cia.
"Mana ada, kalo outfit kayak gini, Cia tambah cantik dan imut tau, kakak jadi gemes."

Amraha Cia pun meletus di udara kala mendengar kata pujian dari Zio, kedua pipinya memerah tanpa di perintah, dia menyunggingkan senyum malunya.
"Makasih kak, Cia pergi dulu ya."

"Yaudah, hati-hati. Jangan pulang terlalu malam, dan kakak yakin, Nasa pasti suka sama penampilan Cia."

Kedua mata Cia semakin berbinar, berjijit untuk meraih rahang Zio agar menunduk, mengecup kedua pipi laki-laki itu, dan terakhir membubuhkan kecupan di bibir.

"Daahh kak."

Zio tersenyum mengangguk sembari ikut melambaikan tangannya pada Cia. Akh, Kakak macam apa dirinya ini? Malah mendukung Adiknya melakukan hal yang salah, dan Zio yakin, Cia pasti bukan hanya jalan-jalan saja, kedua remaja itu pasti melakukan sesuatu yang menyenangkan.

Zio mendesah kasar, detik kemudian suara bell berbunyi, ah.. sepertinya itu adalah paket yang sudah ia pesan dua hari yang lalu.

Di sebuah mobil, Nasa tidak mengalihkan tatapannya pada seorang gadis cantik di sampingnya kini, jantungnya berdegup kencang melihat penampilan berbeda Cia membuatnya semakin jatuh cinta.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang