20.

20.4K 135 1
                                    

Soal ungkapannya kemarin sore, Zio tidak mendapatkan apa-apa selain tendangan maut Kia di selangkangannya, tapi beruntungnya saat itu Kia tidak marah, pasalnya Zio yakin saat itu Kia sedang malu. Dan Zio juga harus bersyukur sampai saat ini Kia masih menetap di apartemennya, meskipun Kia masih bersikap dingin padanya.

Suara gelak tawa terdengar membuat tidur Zio terusik pagi ini, dengan kasar ia menyibak selimut tebal yang menutupi tubuh atletisnya, menampaki kaki di lantai marmer melangkah membuka pintu kamar.

Shit!

What the fuck!

Pemandangan apa sedang Zio saksikan di pagi hari ini?!

Disana.. lebih tepatnya di sebuah sofa terdapat sejoli yang sedang asik bercanda ria, dimana laki-laki sedang menggoda sang gadis hingga keduanya tertawa bahagia. Melihat itu, Zio mengetatkan rahangnya geram, Cia begitu lancang membawa Nasa ke apartemennya!

"Cia."

Sontak aktifitas sejoli itu pun berhenti lalu keduanya menatap bersamaan ke arah pemuda yang bertelanjang dada, sedang memperlihatkan amarah. Nasa segera mendorong lembut tubuh Cia yang masih berada di atas tubuhnya, berdiri lalu menghampiri Zio dengan perasaan tak enak.

"Sorry bro."

"Keluar!" Zio berteriak marah, membuat Cia terkejut, berbeda dengan Nasa, cowok itu hanya mengangguk, sebelum pergi, dia tersenyum pada Cia seolah mengatakan ia baik-baik saja.

Melihat Nasa sudah keluar dari apartemen, Zio menghampiri Cia, gadis itu tampak ketakutan, tapi peduli setan, Zio benar-benar hilang respek pada Cia, di tambah dengan masalahnya dengan Kia membuat moodnya benar-benar hancur pagi ini.

"Lo gak usah sembarangan bawa orang asing di apartemen gue, lo disini cuma numpang jadi jangan seenak jidat lo."

Cia mengangkat wajahnya menatap Zio tak percaya, apa itu tadi? Zio tak pernah berkata seketus itu padanya selama ia kenal dengan Zio, dan wajah tampan itu... wajah itu tak lagi memperlihatkan tatapan lembut seperti biasa.

"Kak Zio.. maafin Cia."

"Fuck you, sekarang kemasin barang-barang lo dan keluar dari apartemen gue!"

Kedua mata Cia berkaca-kaca, dia memang tidak pernah di bentak sebelumnya, apalagi saat ini Zio lah yang membentak dirinya, membuat dada Cia sesak.
"Kak Zio kok gitu sih?"

"Gak usah sok polos." Zio menarik lengan Cia, sedikit menyeret gadis itu lalu membuka pintu kamar.
"Kemasin barang-barang lo dan pergi sekarang juga."

"Cia kemana kak?" tanya Cia dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Malah nanya ke gue, ya terserah lo." Sudah di bilang Zio sedang tidak mood, atau lebih tepatnya lagi mode setan. "Buruan!"

Cia tersentak kaget, dengan langkah lesu gadis itu mencari koper pinknya, membuka lemari dengan tangan gemetar lalu memasukkan baju-bajunya di koper sembari menangis. Apa yang terjadi pada Zio? Kenapa cowok itu berubah?

Melihat Cia kini melangkah menarik koper, dengan cepat pula Zio mengambil alih koper, melangkah lebar menuju pintu utama, disana masih ada Nasa, pemuda keparat itu menatapnya dengan tatapan bingung.

"Nih cewek lo, gak usah tunjukin muka lo ke gue lagi kalo lo gak mau gue hajar." Zio memberikan koper Cia pada Nasa dengan kasar.

Kening Nasa mengerut, apa-apaan cowok sinting di hadapannya ini. "Maksudnya apaan?" tanya Nasa membuat langkah Zio berhenti. "Lo ngusir Ade lo sendiri? Gila lo ya."

Zio memutar tubuhnya, menghampiri Nasa dengan gigi menggertak. "Kenapa? Gak seneng lo?" Zio mencengram kerah kemeja Nasa, menatap wajah tengil pemuda ini muak.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang