Apakah Ciara marah?
Kejadian tadi sore membuat Zio tak tenang, pikirannya di penuhi oleh fantasi-fantasi liar, telinganya selalu mendengar suara Ciara. Tapi kenapa gadis itu tadi diam saja? Apakah Ciara marah padanya? Tapi Ciara tidak menolak.
Sial. Kok gue jadi nyesel gini ya? Ciara kan ade gue, dan gue udah ngewe sama ade gue sendiri? Shit, tapi gue gak bohong, ternyata ngewe seenak itu!
Zio memilih duduk di halte bis sembari melamunkan tentang Ciara, dia sengaja keluar dari rumah berasalan untuk membeli makanan, namun yang sebenarnya Zio tidak sanggup melihat wajah imut Ciara!
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.. apa sepuluh malam?!
Sial. Bagaimana bisa Zio seceroboh ini! Dan bagaimana jika kedua adiknya yang cantik jelita kelaparan?!! Shit!
Dengan cepat Zio berlari sembari menenteng makanan di plastik, namun ketika sampai di apartemen, Zio mendesah kasar melihat kedua adiknya sudah tertidur di depan televisi yang masih menyala.
Zio meletakkan platik berisikan pesanannya di atas meja, melangkahkan kaki mematikan televisi, lalu merebahkan tubuhnya di tengah antara Kiara dan Ciara. Dulu kedua Adiknya sangat menyukai tidur bersama seperti saat ini, dan di waktu itu Zio biasa saja.. sama sekali tidak terangsang, karena Zio memang tidak memiliki niat seperti itu!
Apa ini semua karena apa yang selalu ia tonton?! Astaga menyesatkan sekali.
Gue harus minta maaf sama Ciara.. gue gak salah karna Ciara juga mau.
Zio menatap kedua Adiknya yang sudah memakai jaket yang sama.
Shit! Ciara yang mana sialan?!!
Zio menelan ludahnya sudah payah. Warna pink! Ya, Ciara suka warna pink, jadi kemungkinan besar Cia lah yang memakai jaket warna pink.
Zio menggeser tubuhnya di samping Ciara, memeluk gadis itu dari belakang.
Cia.. kakak minta maaf ya. ucap Zio dalam hati.Memeluk Cia erat, mengusap perut gadis itu dengan lembut, mengecup tengkuk Cia berulang kali, namun saat ia akan melepaskan pelukannya, tangan Zio malah tak sengaja menyenggol payudara tanpa bra Cia.
Sial godaan apalagi ini! Gue udah mati-matian nahan libido gue, dan sekarang gue di suguhi oleh Cia yang gak pake bra!
Kejantanan gue udah keras lagi.
Kalo gue minta, Cia mau gak ya??
Zio berkutat di dalam pikiran bejatnya, kini kedua tangannya malah memasuki jaket yang Cia pakai meremas sesuatu yang lembut di sana dengan nyata.
Sialan! Kenapa bisa selembut ini! Gue pengen remes tiap hari!
Remasan Zio semakin kuat, membuat sang pemilik mulai terusik, dan yaa.. kini kedua mata gadis itu terbuka sepenuhnya, terkejut setengah mati saat merasakan payudaranya di remas oleh Kakaknya.
"Kak Zio.."
"Kiara?!" pekik Zio tak kalah terkejut. Sialan Sialannnn!! Bagaimana ini? Kia ngeliatin gue dengan mukanya yang imut dan memerah, apa dia marah sama gue?!
"K-kakak N-ngapain?" Wajah Kia semakin memerah, menatap wajah Kakaknya yang begitu tampan di cahaya temaram ini, jantung Kia berdegup kencang.
"Sstt.. jangan berisik, nanti Cia bangun." Zio merapatkan tubuhnya, memeluk Kia erat sembari menatap kedua bola mata bulat Kiara dalam-dalam. Shit cantik dan imut, pipi berisi dan lembut Kia bikin gue mabuk kepayang!
Kia mengangguk polos, tubuhnya diam saja menerima usapan Zio di area perutnya.
Zio menelan ludahnya susah payah. "Kia kamu cantik banget sayang.." Zio berusaha merayu, dan ia dapat melihat wajah Kia tersipu.
"Kakak.."
"Iya sayang." Tangan Zio kini kembali masuk kedalam jaket Kia, membelai perut lembut gadis itu lantas naik meremas payudara besar Kia... sial, payudaranya lebih besar dari pada Ciara!
"Jangan gigit bibirnya," ucap Zio saat melihat Kia menggigit bibirnya. Kia menganguk polos membuat Zio semakin bernafsu, Zio langsung saja melumat bibir merona Kia, melumat lembut dan terasa kaku.
"Kakak mmhh." Kiara mendorong dada Zio pelan, dia menunduk malu.
"Kenapa? Kamu gak mau?" tanya Zio lembut.
"Mmh mau kok, Kia mau.."
Sial, kenapa dua-duanya ade gue sepolos dan sebego ini Tuhan! Kalo kayak gini gue gak tahan!
Zio mengecup pipi Kia lembut. "Gak apa-apa.. Kakak pelan-pelan aja, hm?"
"Kak Zio.. Tapi Kia masih p-perawan.." Suara Kia memelan di akhir kalimat, membuat Zio sedikit terkejut.
Perawan? Kiara masih perawan? Shit, gue baru ingat, pantas aja pas ngewe Cia mudah-mudah aja, ternyata Cia udah gak perawan. Tapi siapa yang merawani ade gue?!!
Peduli setan!
"Kakak pelan-pelan aja, sayang.."
Kia menggeleng, menggigit bibir bawahnya gugup. "Kia masih belum berani.."
"Yaudah, Kakak gesekin di pantat Kia aja ya?" Sudah kepalang tanggung, Zio sudah tidak tahan. Biarkan saja tidak membobol Kia, yang penting saat ini dia harus mengeluarkan spermanya, karena ini sangat menyakitkan!
"Kakak.. aahh." Kia mendesah tertahan merasakan remasan Zio di payudaranya semakin kuat, serta lidah pria itu mencium dan menjilati lehernya. Kia tidak menyangka akan seenak ini.
"Kak Zio, Geli..hhh." Kia merasakan bagian kewanitaannya lembab, dia merapatkan pahanya.
Zio tidak mengubris ucapan Kia, pria itu tengah fokus dengan sajian tubuh indah Kia. Zio melahap payudara besar Hana, mengulum, menjilati dan meremas dengan kuat. Fuck, sepertinya Zio akan ketagihan!
Sembari Zio menurunkan celananya mengeluarkan kejantanannya yang mengeras, dan juga mengingkap rok Kia keatas dan menurunkan celana dalam adiknya itu. Zio menggesek miliknya di lipatan bokong Kia, membuat bokong Kia licin karena cairan pelumas miliknya.
Kia hanya bisa mendesah tertahan, merasakan milik kakaknya yang keras menusuk-nusuk bokongnya bahkan sesekali tertusuk hingga ke vaginanya.
Zio segera meraup bibir mungil Kia, melumat bibir gadis itu lembut dan intens. Miliknya di bawah sana sudah sangat nikmat, apalagi jika kejantanannya memasuki lubang kecil itu, akh.. rasanya Zio ingin sekali. Tapi tak tega untuk memaksa Kia.
"Kia...ahh.. kakak mau keluar sayang." Zio berucap rendah di telinga Kiara, mengecup pipi Kia dan menjilati pipi gadis itu hingga keteliga, sementara miliknya semakin ia percepat di bawah sana.
Kia memejamkan kedua matanya, menahan desahannya serta libidonya yang semakin naik karena desahan berat kakak tampannya itu.
"Aahh."
"Kak Zio.." Kia menggigit bibir bawahnya, astaga desahan pria itu benar-benar memabukkan, apalagi suara Zio yang rendah dan berat membuat vagina Kia berdenyut-denyut. Kia ingin, tapi masih takut.
"Makasih ya sayang." Zio dan Kia saling berciuman cukup lama, dan yang Zio tahu Kia masih amatir dengan ciuman.
"Mmhh kak Zio.." Kiara melepas tautan bibirnya, menunduk malu-malu bersama wajahnya yang memerah.
"Sekarang Kia tidur ya.."
"Kakak.." Kia mendongak, menatap wajah tampan Zio lamat-lamat, detik kemudian dia mendekat lalu mengecup pipi Zio sekilas.
"S-sebenarnya Kia suka sama kakak."What the fuck! Kia suka sama gue? S-sejak kapan?!!
Trus gue harus jawab apa, brengsek?!
"Kia tidur ya sayang.." Zio malah tidak menjawab ucapan Kia, membuat gadis itu cemberut, namun selanjutnya dia tersenyum menggemaskan.
"Selamat malam kakak."
"Malam juga sayang."
Good. Gue udah jadi kakak yang bejat.
***
Tbc
Benar2 dewasa ya, tolong sesuaikan umur kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Love [Zio&Kiara]✔
Ficção AdolescenteFollow untuk membuka bab terkunci ! D3w4sa21++ Kis4h cinta antara seorang Kakak dan Adik tiriny4.. Warn⚠️ - Dibawah umur silakan menjauh (bocil di larang mendekat-_) -Berisikan adegab vulgar bgttt, hot bgt, pokonya gak pantes di tiru ya cuy. -umpata...