24.

24.1K 219 28
                                    


"Nih makan tu surat panggilan!"

Kia melempar amplop coklat pada Cia, menatap kearah kembarannya itu dengan marah.

"Ini apa kak?" tanya Cia mulai membuka amplop tersebut, dan selanjutnya ia terkejut karena namanya tertera di dalam sana.

"Udah lo baca kan? Gila lo ya, bisa-bisanya dua minggu gak masuk sekolah? Lo ngapain aja di apartemen Nasa?!" Kia berkata, membentak Adiknya itu. Di karenakan kelas mereka sudah di pisahkan, membuatnya tidak tahu jika Cia masuk sekolah, dan jika kesekolah pun Cia tidak mengikuti pelajaran.

Cia menunduk, wajah cantik gadis itu nampak memucat, bukan karena takut pada surat itu, namun sedari tadi pagi ia merasakan tidak enak di perutnya.
"Maaf kak." Cia hanya bisa mengatakan hal itu.

Kia mendesah kasar, menatap Cia tidak percaya, oh astaga.. jika cewek di hadapannya ini bukan kembarannya, Kia pasti sudah sangat membenci Cia, terlebih Cia pernah tidur bersama Zio.
"Cia, liat gue.. lo sengaja buat Mommy dan Daddy malu? Karna di panggil kesekolah? Iya itu mau lo kan?"

Cia menggeleng kuat, dia tahu bagaimana sifat Ibunya sangat membenci jika kedua putrinya membuat ulah, apalagi jika wanita itu di panggil kesekolah atas dasar perbuatan yang buruk.
"Gak, kak please.. jangan kasih tau Mommy.. Cia gak mau Mommy marah."

"Yaudah kalo lo gak mau Mommy marah, lo yang rajin sekolah, jangan tau pacaran mulu sama cowok lo!" Kia memijat pelipisnya merasa geram melihat wajah Cia, oh god.. wajah itu benar-benar menyebalkan.

"Iya, Cia janji bakal nurut."

"Trus sekarang gimana? Orang tua kita harus kesekolah, kalo gak lo di pecat, Cia!"

Sejujurnya, Cia tidak terlalu memikirkan sekolah lagi, karena isi kepalanya di penuhi rasa khawatir, penyesalan dan ketakutan.
"Cia gak tau."

Kia mengetatkan rahangnya geram, tangannya terasa gatal ingin meremukkan wajah duplikatnya ini.
"Yaudah sekarang lo bujuk kak Zio, biar dia yang wakilin lo kesekolah."

"Tapi.. Kak Zio masih gak mau ngomong sama Cia.."

Mendengar ucapan Cia membuat Kia terdiam. Sebenarnya Cia juga tidak salah, bagaimana pun Cia dan Zio hanyalah manusia biasa, yang tak pernah luput dosa dan khilaf! Tapi tetap saja jika Kia teringat, dia menjadi sangat membenci Cia.

"Lo apain Zio sampe dia marah sama lo?"tanya Kia seolah memancing, ingin rasanya mendengar langsung dari mulut Cia soal hubungan itu.

Cia semakin menunduk. "Gak ada kok."

"Bilang sama gue.." Kia mengambil posisi duduk di samping Cia di tepi ranjang, Kia pun berusaha melembutkan suaranya. Ia menghela napas panjang. "Cia.. gue pengen lo jujur sama gue sekarang, karna gue udah tau semuanya."

Cia mendongak, menatap ke arah kembarannya dengan penuh tanya, apa yang Kia ketahui? Apakah kakaknya sudah tahu jika ia pernah begitu dengan Zio?
"Kakak ngomong apa? Cia gak ngerti."

"Soal lo sama Zio. Gue udah tau semuanya, lo pernah tidur kan sama kak Zio?"

Mendengar itu membuat Cia menelan ludah susah payah, dia kembali menunduk tanpa mau menjawab ucapan Kia.

"Lo juga suka sama Kak Zio kan?"

Lagi-lagi Cia terdiam, tidak tahu harus menjawab apa sekarang. Jika di tanya bagaimana perasaannya pada Zio sekarang.. tentu saja sudah tidak ada, lebih baik dia memikirkan bagaimana agar Nasa mau bertanggung jawab padanya jika dia benar-benar hamil.

"Cia gak suka sama kak Zio."

"Tapi kenapa lo sampe tidur bareng sama dia?!"

"Cia gak tau, gak usah tanya-tanya Cia!" Cia mengangkat wajahnya, kedua matanya berkaca-kaca, menatap Kia tajam bersama bibir yang bergetar. "Kak Kia suka kan sama kak Zio? Apa kak Kia juga udah tidur sama kak Zio?!" ujarnya dengan suara agak tinggi, membuat Kia membeku di tempat.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang