Tadi malam Kia menghabiskan waktunya di dalam kamar seorang diri, kedua matanya yang membengkak karena terlalu lama menangis, dan pagi ini Kia menatap pantulan dirinya yang tampak di depan cermin besar, kantung mata menghitam, mata membengkak, serta wajah sembab, sudut bibir Kia juga terluka di sebabkan oleh ciuman Zio semalam.
Kia mendesah kasar, dia memang sangat membenci Zio kini, namun apa lagi yang harus ia lakukan? Semuanya sudah berlalu, lagi pula Kia sudah tahu bagaimana kelakuan Adiknya bersama Nasa, Kia juga yakin Adiknya pernah tidur dengan Nasa, pasalnya Kia mengetahui dari sahabat kembarannya.
Jujur saja, Kia tak terima ketika mengetahui laki-laki yang ia cintai pernah tidur dengan perempuan lain, terlebih saudarinya sendiri. Rasanya Kia ingin sekali menjauhi Zio, namun sialnya perasaan ini tak bisa di ajak kompromi.
Usai Kia menampar wajah tampan Zio, setelahnya Zio tidak bersuara lagi, cowok itu pun tidak berusaha membujuk Kia lagi, dan juga pagi ini... Zio tidak mengetuk pintu kamar seperti biasanya, padahal sekarang sudah pukul 7 pagi.
Secepat mungkin Kia mempersiapkan diri berangkat sekolah meskipun terlambat, keluar dari kamar sembari melirik ke arah dapur yang tidak ada siapa-siapa. Oh shit! Apa yang harus Kia harapkan? Berharap Zio duduk di meja makan menunggunya memasak sesuatu, atau berharap Zio mengucapkan selamat pagi padanya seperti biasanya.
Oh tidak, come on Kia.. Zio itu brengsek.
Kia mendesah kasar, melangkah ke arah pintu utama, sebelum itu ia sempat melihat pintu kamar Zio yang masih tertutup dengan rapat.
Seperti yang Kia duga, pagi ini dia memang benar-benar terlambat sehingga mengharuskan ia menjalani hukuman sampai les pertama berakhir. Gadis itu mengusap pelipisnya, lalu menarik napas panjang. Rasanya tidak seperti hari-hari sebelumnya, jika bukan karena ulangan, Kia tak ingin kesekolah hari ini.
"Eh Kia, Ade lo mana?" Seorang gadis berambut pendek, bernama Viera bertanya pada Kia.
"Gak tau, paling sama Nasa," jawab Kia cuek. Yah, dia tidak heran lagi pada Adiknya, Cia memang sering menginap bersama Nasa, meskipun Cia selalu berbohong padanya mengatakan menginap dirumah teman perempuan.
Viera sahabat Cia itu hanya ber oh ria lalu melengang pergi, sementara Kia memutuskan untuk pergi ke kelas. Suasana isi kelas tampak ramai, sepertinya guru les kedua tidak hadir.
"Lo kenapa?" tanya Echa saat melihat Kia duduk di sampingnya dengan wajah yang di tekuk. Terlebih kedua mata Kia yang membengkak membuatnya berpikir pasti ada sesuatu dengan sahabatnya ini.
"Gak apa-apa."
"Ck, lo selalu gitu. Kalo ada apa-apa cerita lah, kita sahabat lo, Kia," sahut Kanaya yang ikut bergabung, lalu di angguki oleh Echa.
Kia mendesah kasar. "Gue gak tau lagi, Cha, Nay.."
"Gak tau gimana? Makanya buruan cerita," sungut Echa menggebu-gebu.
Lagi, Kia menghela napas, kali ini dengan kedua mata yang mulai memerah.
"Gue gak tau mulai cerita dari mana, Cha. Intinya sekarang hati gue sakit banget."Echa dan Kanaya merasa gemas melihat Kia berbicara setengah-setengah.
"Gara-gara Zio?" tanya Echa, dan Kia mengangguk."Shit." Kanaya dapat melihat air mata Kia jatuh, namun Kia dengan cepat mengusapnya.
"Apa yang Zio lakuin sama lo? Ayo bilang, gue hajar tu cowok." Kanaya berkata, memperlihatkan kepalan tangannya yang kecil, wajah cantiknya memerah napasnya memburu, membuat Echa menggeleng pelan.
Akhirnya dengan berat hati Kia menceritakan apa yang membuatnya sakit hati danpada kedua sahabatnya dengan air mata berjatuhan, Echa dan Kanaya tertegun merasa ikut bersedih pada Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Love [Zio&Kiara]✔
Fiksi RemajaFollow untuk membuka bab terkunci ! D3w4sa21++ Kis4h cinta antara seorang Kakak dan Adik tiriny4.. Warn⚠️ - Dibawah umur silakan menjauh (bocil di larang mendekat-_) -Berisikan adegab vulgar bgttt, hot bgt, pokonya gak pantes di tiru ya cuy. -umpata...