17.

20.3K 150 2
                                    

Kebungkaman Kia pagi hari ini membuat Zio heran, ketika terbangun Zio sudah tidak mendapati gadis itu di sampingnya, dan saat Zio menuju meja makan, sarapan sudah tersaji disana, namun Kia tidak ada, Cia mengatakan bahwa gadis itu berangkat cepat.

Masalah tentang Cia tadi malam, Cia sudah sangat sadar pagi ini, dia juga berbincang dengan Zio seperti biasa, ucapan dan perlakuannya tadi malam benar-benar membuat Cia menyesal, pasalnya Cia menebak Zio pasti sangat jijik melihat penampilannya tadi malam.

"Kak, soal semalam maafin Cia.."

"Gak apa-apa, lagian semalam kamu mabuk," jawab Zio dengan cepat memotong ucapan cia, suaranya terdengar datar, ia pun tidak melihat kearah Cia.

Cia semakin tak enak, Cia sadar apa yang ia katakan pada Zio tadi malam, namun sekarang Cia menyesali itu karena Cia tidak menyangka tidak dapat mengontrol dirinya tadi malam. Cia menunduk, membayangkan bagaimana tadi malam ia dan Nasa bertengkar hebat, di karenakan gadis sialan bernama Reva, yang lagi-lagi mengganggu hubungannya dengan Nasa. Cia marah dan tidak bisa menahan diri untuk mengajak Nasa mengakhiri hubungan, di samping itu, Cia juga berpikir jika Zio memiliki perasaan terhadapnya.

Namun Cia salah, Zio tidak mungkin menyukainya pasalnya pemuda itu tahu bagaimana sikap jalangnya.

"Kenapa nangis?" Masih dengan suara datarnya Zio bertanya, meskipun dia sudah hilang respek pada Cia, namun bukankah ia sudah berjanji tadi malam akan menjaga gadis itu?

Cia menggeleng, lalu tersenyum menghapus air matanya pelan. Tadi malam, Nasa benar-benar kasar bahkan pagi ini Cia bisa merasakan tubuhnya sakit.

"Kamu ada masalah sama Nasa?" tanya Zio lagi.

"Gak, Kak. Gak ada masalah."

"Udah cukup bohongin Kakak, Cia. Aku masih jadi kakak kamu, jadi kakak berhak tau apa masalah kamu tadi malam." Zio mulai geram.

"Kakak gak usah ikut campur, bukannya Kakak jijik liat Cia?"

Zio mendesah kasar. "Kakak cuma pengen kamu berubah, stop bersikap seperti pelacur."

Cia terkekeh geram. "Iya, Cia emang pelacur. Tapi Kakak udah tidur sama pelacur ini, ya kan?"

Lagi, Zio menarik napas dalam-dalam sembari mengusap wajahnya. "Oke fine. Kakak minta maaf soal itu, tapi waktu itu kamu gak nolak, dan saat itu juga pertama kali buat kakak." Zio memutuskan untuk merendahkan egonya untuk meminta maaf atas kebejatannya waktu itu, meskipun sepenuhnya bukan salahnya, dan saat itu juga Zio sedikit kecewa saat tahu jika Cia sudah tidak perawan. Dan saat tiba ia melakukan pada Kia, Zio merasa ada rasa bangga karena sudah menjadi pertama untuk gadis itu. Zio tidak tahu lagi bagaimana cara memikirkan hubungan yang begitu rumit ini.

"Kakak gak salah. Cia yang salah, seharusnya Cia nolak kakak," gumamnya.

"Hm, Kakak minta mulai sekarang kita bisa jadi kakak Ade kayak biasa."

Cia hanya tersenyum tipis, bagaimana bisa? Setelah apa yang ia lalui dengan Zio, Cia tidak bisa kembali seperti awal lagi. "Cia gak tau, tapi mungkin besok Cia mau pulang kerumah."

"Pulang kerumah?" Zio mengerutkan keningnya.
"Bukannya tante Nathalie bilang kalo kamu netap disini?"

"Maaf kak, Cia gak bisa lagi. Cia sakit hati liat kak Zio terus."

Zio mendesah kasar, jika soal perasaan dia tidak bisa berkata-kata lagi, jujur saja perasaan Zio saat ini masih abu-abu.

"Cia suka sama Kakak, bahkan pertama kali liat Kak Zio waktu tiga tahun yang lalu."

Cia menatap Zio lekat-lekat, pemuda di hadapannya ini hanya diam membisu. "Lagian perasaan Cia gak penting, Cia tau diri kalo Cia gak pantas buat Kakak."

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang