28.

12.7K 191 38
                                    

Hallo, moga ide aku ngalir terus ya wkwk😅

Wajah tampan Zio di penuhi luka lebam, bibir yang robek, mulutnya di penuhi oleh darah. Zio tidak mampu berdiri lagi hanya untuk menopang tubuhnya demi menerima pukulan sadis dari Daniel.

"Kamu masih belum mau ngaku?!" tanya Daniel dengan suara tegas dan beratnya. Aura dominan pun nampak menguar dari pria gagah itu, dia kembali menarik kerah baju putra tunggalnya, menatap Zio dengan tatapan murka dan kecewa.

Bug!

Lagi, Zio jatuh tersungkur. Sakit di wajah dan perutnya tidak berarti apa-apa di bandingkan dengan rasa sakit hatinya. Daniel tidak pernah percaya padanya, baik sekarang maupun dulu saat dia duduk di bangku smp.

Yah, ini merupakan kedua kali Daniel murka padanya yang sama sekali bukan kesalahannya. Dulu Daniel hampir saja membunuh Zio hanya karena sebelah kaki kiri Zico patah karena ikut balapan, padahal Zio bukan dalang dari peristiwa tersebut, Zio hanya memenangkan pertandingan, lalu Zico lah yang kalah.

Dengan liciknya, Zico membuat seolah-solah Zio lah yang salah, dan membuat Daniel memukulnya hingga di larikan di rumah sakit.

Dan sekarang kejadian itu pun kembali terulang. Shit! Zio tidak peduli dengan pukulan Daniel sekarang, yang ia khawatirkan adalah Kia--gadisnya. Zio takut jika Kia percaya dengan bualan pelacur itu.

"Bahkan sampe mati sekalipun, jawaban Zio tetap sama. Bukan Zio yang ngehamilin Cia!" ucapnya dengan lantang. Mampu membuat Daniel semakin terbakar amarah.

"Daddy tidak pernah mengira kamu tumbuh menjadi laki-laki brengsek seperti ini! Daddy tidak peduli dengan jawabanmu, kamu harus tanggung jawab sama Cia!"

Dengab sisa-sisa tenaganya, Zio bangkit berdiri menatap Daniel dengan tatapan tajam pula. Mungkin jika Zio tak bisa menahan dirinya, bisa saja dia memukul Ayahnya sekarang.

Zio tersenyum miring sembari mengusap darah di sudut bibirnya.
"Daddy emang gak pernah berubah dari dulu. Selalu ngambil keputusan sepihak tanpa melihat bukti terlebih dahulu."

"Gak usah banyak ngomong kamu, Daddy hanya perlu kamu tanggung jawab sama Cia!"

"Zio lebih milih mati dari pada tanggung jawab yang bukan Zio perbuat. Kalo Daddy terus nuduh Zio kayak gini.. jangan harap Daddy bisa lihat Zio lagi."

"Memangnya kamu bisa apa? Kamu gak bisa tanpa Daddy." Daniel mengepalkan tangannya murka ketika melihat seringaian di wajah putranya.

Zio tak lagi menjawab, cowok itu memilih keluar dari ruangan kerja Ayahnya dengan penampilan yang sangat berantakan, wajah tampan yang sudah tak terbentuk, membuat para pelayan disana bergidik ngeri.

Kejadian ini pernah mereka lihat saat lima tahun lalu, namun bedanya sekarang Zio cukup tangguh hingga tak perlu di larikan di rumah sakit.

"Jaga di luar kamar Zio, pastikan dia tidak keluar." Daniel memberi perintah pada lima orang bodyguard, Daniel memilih memperketat perjagaan, jika Zio keras kepala, Daniel pun bisa melakukan hal yang sama. Dia bisa memaksakan apapun sesuai dengan kehendaknya.

Pukulan Daniel bukan main-main, di dalam kamar, Zio terbatuk darah, perutnya pun sudah di pukul Ayahnya berulang kali. Dan mulai saat ini, Zio tidak memiliki alasan untuk tetap tinggal di rumah besar ini,   persetan jika Daniel tak membiayainya kuliah di Harvard, Zio masih bisa menempuh pendidikan dengan caranya sendiri nanti. Yang terpenting, dia harus keluar dari jeratan Daniel dan...

Membawa Kia bersamanya...

Yah, hanya itulah jalan satu-satunya saat ini, Zio tak ingin hidupnya sia-sia karena menikahi Cia.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang