34.

12.1K 175 47
                                    

~Zico on Mulmed~

.

.

Tapi boong😂
Blm end kok, jangan khawatir😘😘
.
.

Kia menatap langit-langit rumah sakit, memikirkan kemana kembarannya pergi, entah kenapa Kia menjadi kasihan pada Adiknya itu. Cia tampak benar-benar terpukul oleh perasaannya pada Zio yang begitu besar hingga menjadi tahab obsesi.

"Kamu ngelamunin apa?" Zio datang dan menarik kursi di samping brankar, mengusap wajah gadisnya lembut.

"Aku khawatir sama Cia.."

"Sstt. Kamu gak usah mikirin dia, dia udah jahat sama kamu."

"Zoo, kamu mikir gak sih kenapa Cia lakuin semua ini? Ini semua gara-gara kamu. Kenapa kamu malah berubah sama Cia? Kalo kamu gak bisa nerima dia, seenggaknya kamu nerima dia sebagai Ade kamu kayak biasa kamu lakuin sama kita dulu."

Zio mendadak kehilangan kata-kata, dia memang ingin memperlakukan Cia seperti itu, tapi hati kecilnya menolak, karena Zio sudah terlanjur ilfil pada Cia.
"Maafin aku.. tapi dia juga salah karna udah bikin kamu kayak gini," ucap Zio sembari mengusap lembut pipi Kia yang membiru, sudut bibir gadisnya itu nampak robek.

"Aku gak apa-apa kok." Kia tersenyum samar. Demi apapun dia tak bisa tenang saat ini. "Zoo, kamu bisa gak cari dimana Cia sekarang? Aku yakin dia pasti butuh kamu."

"Gak, Kia. Kamu gimana sih? Untung aja tadi aku gak tembak kepala Cia."

"Awas aja kamu lakuin itu." Kia menatap kekasihnya tajam. "Biarpun dia udah jahatin aku, dia tetap ade aku, Zoo."

"Iya aku tau, tapi dia udah bener-bener keterlaluan." Zio mendesah kasar.

"Aku udah ketemu sama Nasa.." Kia menjeda ucapannya. "Nasa lagi masa rehabilitas, dan dia bilang dia mau tanggung jawab, tapi sayangnya Cia udah gak mau sama Nasa."

"Udah kamu gak usah banyak mikir, sekarang mending kamu makan dulu." Zio bangkit berdiri, menyiapkan makanan yang baru saja ia beli.

"Zio, kamu udah telpon Mommy? Mereka udah denger belum aku di rumah sakit?"

Zio menggeleng, dia juga tidak tahu apa yang terjadi pada kedua orang itu, mereka seolah-olah tidak peduli pada anak-anak mereka.
"Ayo buka mulut kamu." Zio dengan penuh kesabaran menyuapi Kia dengan hati-hati, kadang gadis itu meringis karena susah menguyah makanan, jika bukan karena permintaan Kia membiarkan Cia pergi, Zio juga pasti akan memberi Cia pelajaran, lebih yang di lakukan oleh Leon.

"Udah, aku gak mau lagi, Zoo." Kia menggeleng.

"Dikit lagi, sayang.."

Dengan pasrah Kia menerima suapan terakhir, setelahnya meneguk air putih.
"Aku gak mau disini, aku mau pulang kerumah."

"Iya nanti kalo udah di bolehin, kita pulang kerumah."

"Aku maunya sekarang." Kia menatap Zio memelas, dia ingin tahu bagaimana keadaan rumah sekarang. "Ayo bawa aku pulang, Zoo."

"Gak bisa, sayang. Kamu masih belum di bolehin pulang."

Wajah Kia cemberut, dia memalingkan wajahnya ke arah lain, membuat Zio mengela napas kasar.

.
.
.

Akhirnya dengan pasrah Zio menuruti keinginan Kia untuk pulang kerumah di antarkan oleh Ellio, Ellio pun sudah menawarkan sebuah apartemen untuk mereka tinggali, tapi Zio berpikir dia sudah terlalu banyak merepotkan cowok itu.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang