03.

76.9K 405 21
                                    

"Kia, kamu marah sama Kakak?" tanya Zio khawatir, melihat Kiara sarapan dalam diam, sementara Ciara menatap kedua Kakaknya dengan tatapan bingung.

Kiara tetap membisu, wajah datar namun cantik itu membuat Zio ketar ketir, Kia bahkan tidak melirik Zio sama sekali, usai menyelesaikan sarapan, Kia bangkit berdiri lalu melenggang pergi.

Zio mendesah kasar, apakah dia sudah keterlaluan tadi malam? Ulahnya memang sangat kurang ajar terhadap Adiknya sendiri, dan lihatlah respon Kiara sekarang.. bagaimana jika gadis itu mengadu pada Daddy dan Mommy?!

Tidak, Zio yakin Kiara tidak akan seperti itu, pasalnya tadi malam saja Kiara tidak menolak, bahkan menyatakan perasaan padanya.

"Kakak lagi marahan sama kak Kia ya?" Cia berkata, kedua matanya yang besar mengerjab dengan polos.

"Hm, Kakak gak tau, tiba-tiba dia diamin Kakak."

"Kakak jangan khawatir ya, kak Kia emang suka gitu, em mungkin dia lagi ada masalah sama cowoknya."

"Cowoknya? Kiara udah punya pacar?" Entah kenapa Zio tidak suka mendengar hal itu.

Ciara mengangguk, detik kemudian dia menggeleng, membuat Zio mengerutkan keningnya. "Katanya lagi suka sama cowok sih kak, tapi Cia belum pernah liat kak Kia bareng cowok."

Zio mendesah lega. "Oh, yaudah.. sekarang kamu berangkat gih.. nanti telat."

"Kakak mau gak anterin Cia?"

Mengulum senyuman lalu mengangguk. "Boleh, sayang. Yaudah Kakak anter ya..."

Cia mengangguk semangat, lantas keduanya keluar dari rumah berjalan kaki bersama, pasalnya gedung sekolah hanya berjarak 200meter dari apartemen Zio, ini juga salah satu membuat kedua gadis itu suka tinggal di tempat Zio.

"Kak Zio, kakak udah punya pacar belum?" Cia bertanya dengan hati-hati, mendongak menatap wajah tampan saudara tirinya.

"Em, gak, kakak gak punya pacar. Kenapa?"

"Eh gak kok.." Wajah Ciara mendadak merona.

"Cia udah punya pacar?" tanya Zio kepo, jujur saja dia ingin mengetahui siapa yang mengambil keperawanan Adiknya yang polos ini.

Cia mengangguk. "Iya, Cia udah punya pacar."

Zio menghela napas panjang, langkah keduanya berhenti tepat di depan pagar gedung sekolah, jika di tanya mengapa Zio tidak sekolah? Jawabannya karena dia telah selesai mengikuti UN, jadi saat ini dia sedang libur, sementara Kia dan Cia sibuk untuk ujian kenaikan kelas tiga.

Zio mengusap rambut Cia dengan lembut, rasanya sangat di sayangkan sekali Cia melepaskan keperawanannya begitu cepat, tapi Zio tidak bisa mengatur apa yang Zia mau, termasuk melarang Zia berpacaran pada orang lain, karena itu bukan haknya, lagi pula, Zio sama brengseknya dengan kekasih Adiknya itu.
"Yaudah gak apa-apa, lainkali Kakak pengen ketemu sama pacar kamu itu ya.."

"Iya kak, Cia masuk dulu ya." Cia langsung saja mendekat, berjinji lalu mengecup pipi Zio sekilas, lalu berlari.

Zio mematung di tempat sembari menatap kepergian Cia. Zio mendesah kasar, kembali melangkahkan kaki pulang ke apartemen, sesampainya disana, Zio hanya duduk termenung di sofa sembari menatap ke arah jendela kaca.

Jika lulus nanti, Zio memiliki keinginan berkuliah di Harvard jika di izinkan oleh Tuhan, namun Zio ingin menganggur setahun untuk bekerja demi kelangsungan kuliahnya kedepan, karena Zio tahu sekarang Ayahnya yang super sibuk itu tidak memperdulikan dirinya, terutama Ibu tirinya yang sangat royal itu.

Ayah Zio memang tidak pernah membatasi Zio untuk memakai uang, tapi Zio hanya ingin menikmati penghasiannya sendiri.

Zio juga tidak ingin membuang-buang waktu keluar rumah sembarangan, bahkan bepergian bersama teman-temannya kini sudah jarang sekali, wajar saja satu persatu teman-temannya menjauhinya sekarang.

Passionate Love [Zio&Kiara]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang