Salah satu acara angkatan yang sangat dinanti akhirnya tiba.
Prom Night.
Acara ini dilakukan di malam Selasa dengan segala pertimbangan, termasuk kemacetan. Hal ini karena lokasi Prom Night yang sangat strategis, yakni dilakukan di salah satu vila di Puncak Bogor.
Nadia berangkat bersama Zaid tentunya, mereka menggunakan mobil papanya yang dipinjamkan untuk acara itu.
Saat menjemput Nadia, Zaid tidak bisa melepaskan tatapannya karena terpana melihat kecantikan gadis itu.
Lemme tell you.
Malam ini Nadia memakai long dress berwarna hitam dengan ukuran yang pas di tubuhnya, membuat kulit putihnya terlihat sangat kontras. Lalu rambut panjangnya sengaja digerai dengan bahu yang sedikit terekspos sehingga tampak elegan. Selain itu, pemilihan makeup glossy membuat wajah gadis itu lebih bersinar. Nadia pun menggunakan high heels sehingga menambah kesan tinggi dan ramping. Terakhir dipadukan dengan hand bag yang juga berwarna hitam.
"Cantik." Adalah satu kata yang keluar dari mulut Zaid ketika lelaki itu menatap Nadia tanpa berkedip.
Nadia tersipu mendengar Zaid memujinya. Meskipun lelaki itu seringkali memuji tapi Nadia tetaplah Nadia yang akan malu.
"Match ya sama jas kamu," kata Nadia seraya memperhatikan jas yang digunakan Zaid. Keduanya sama-sama berpakaian hitam tanpa disengaja. "You look handsome, by the way."
"Thank you."
.
.
"Nad, kayaknya kamu yang paling cantik deh di sini," bisik Zaid ketika mereka memasuki kawasan vila. Spontan tatapan orang-orang tertuju pada keduanya.
"Plis, jangan gombal terus, akunya malu," balas Nadia setelah mencubit pelan lengan Zaid. Omong-omong keduanya berjalan sambil bergandengan tangan.
"Nadia cantik banget woi!"
"Zaid juga ganteng!"
"Elegan banget njir."
"Serasi juga bajunya."
"Dih, mendingan Zaid sama Selina gak sih? Cakepan juga Selina."
"Iya lagi, Selina lebih cocok."
Semenjak Nadia menginjakkan kaki di vila itu, ia tau ada banyak tatapan tidak suka ke arahnya. Yang paling kentara adalah tatapan dari Selina dan teman-temannya. Nadia sudah sering mendengar kalau Selina memang menyukai Zaid.
"Nadia!" panggil Salsa dari pintu masuk. Gadis itu memakai short dress berwarna navy yang terlihat cantik di tubuhnya. Tentunya ia menggandeng sang kekasih yang diajaknya untuk menemani Prom Night.
"Cantik banget, Sal. Akhirnya lo pake dress juga!" seru Nadia. Temannya itu memang jarang memakai dress, sepertinya baru di acara ini Nadia perdana melihatnya.
"Iyaa, thanks. Dan seperti biasa, lo cantik, Nad." Salsa berpamitan setelah mengucapkan itu. Katanya ia ingin mencoba banyak camilan yang ada sebelum acara dimulai.
Gadis itu memutar tubuhnya ketika mendengar beberapa orang berteriak memanggil Jevian.
"Aduuhh, Jevian ganteng banget pake jas maroon."
"Lo liat juga cewek yang digandengnya, mirip barbie anjir."
"Unreal banget huhu."
"The real bidadari."
"Lebih cantik daripada Nadia ya? Beruntung Jevian gak kepincut Nadia. Nanti jatuhnya buang berlian demi kerikil."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Friend [END]
Teen Fictioncw // harsh words Bagi Nadia, berteman dengan Jevian adalah hal yang patut ia syukuri. Jevian adalah orang yang baik dan tidak pernah memandang rendah orang lain. Sifatnya itulah yang perlahan membuat Nadia jatuh suka. Di samping itu, ada sosok lela...