Selama di kapal, Jevian tidak henti-hentinya berbicara banyak hal pada sang ayah. Keduanya mengobrol segala hal yang belum sempat diceritakan. Mulai dari Jevian yang masuk ke salah satu kampus terbaik, bertemu dengan teman-teman kosnya, hingga awal mula ia menjalin persahabatan dengan Nadia.
Lucunya, Jevian dan Nadia dipertemukan pertama kali saat menjadi panitia yang sama di salah satu event di semester 4. Dari sana mereka mulai sering berinteraksi hingga saat ini keduanya sering bertemu dan menjadi sahabat karena satu kelas di semester 7.
"Waaahhh!"
Seruan Nadia mengundang Jevian dan Ayah untuk mendekat. Gadis itu terpesona dengan keindahan di tengah laut. Pertama kalinya ia menaiki kapal dan pergi sejauh ini.
"Bagus kan?" Jevian berdiri di samping Nadia, memandang ke arah yang sama dengan gadis itu.
"BANGEETTT! Makasih udah ajak Nadia ke sini, Ayah."
Nadia menutup matanya, menikmati angin laut yang menerpa wajah cantik gadis itu. Telinganya mendengar alunan gemuruh ombak yang tidak begitu besar. Dan indra penciumnya menghirup udara segar di tengah lautan.
"Mau diving?" tanya Ayah.
Nadia seketika langsung membuka matanya, ia sangat terkejut, begitu pun dengan Jevian. Spontan Nadia melihat ke arah lelaki itu, terlihat raut wajah yang takut dan juga ragu. Ia memegang tangan sang sahabat, tersenyum seraya berkata, "Semua baik-baik aja sekarang."
Jevian mengangguk. "Jean mau, Yah."
Nadia pun menyetujui perkataan Jevian. Ini akan menjadi pengalaman pertamanya lagi untuk gadis itu.
Semua perlengkapan dipasang di tubuh Nadia dan Jevian. Oksigen, alat komunikasi, dan perlengkapan renang. Keduanya gugup tapi tidak menghentikan keinginannya untuk turun ke laut.
Setelah yakin semuanya aman, mereka turun bersama pemandu. Nadia tidak melepas genggaman tangannya pada Jevian, hingga lelaki itu siap untuk melepasnya.
"Bagus banget," kata Nadia ketika dirinya disuguhi pemandangan biota-biota laut.
Jevian mengangguk dengan susah payah, menahan gugup dan mengatur napasnya dengan baik.
Jevian dan Nadia berenang mengikuti arahan dari pemandu. Hingga mencapai kedalaman 15 meter Jevian mulai melepas tangan Nadia. Lelaki itu sudah merasa aman, terlihat dari tubuhnya yang rileks.
Setelah puas berenang, mereka kembali ke permukaan. Diving pun selesai.
"Gue bangga sama lo!!" Nadia tersenyum gembira sekaligus mencium pucuk kepala Jevian dengan spontan. "Lo hebat!"
Tidak lama kemudian Ayah datang dan memeluk Jevian sembari menciumi kepalanya berkali-kali.
"Anak Ayah hebat sekali."
Selagi melihat pemandangan dua orang tersebut, Nadia tiba-tiba ditarik untuk berpelukan dengan keduanya.
"Nadia juga hebat," kata Ayah.
Gadis itu membalas pelukan Ayah dan Jevian.
"Kita hebat," ujar Jevian. "Jean sayang Ayah. Jean sayang Nadia juga. Makasih udah selalu di samping Jean."
Ayah, Jevian, semoga kalian selalu bahagia ya.
.
.
"Selamat istirahat," ujar Ayah setelah ketiganya sampai di rumah.
"Ayah juga," balas Nadia kemudian pamit pergi ke kamarnya.
"Malam ini Ayah gak ke laut. Jean mau tidur sama Ayah?" Pertanyaan Ayah yang juga sampai di telinga Nadia sebelum dirinya menghilang di balik pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Friend [END]
Fiksi Remajacw // harsh words Bagi Nadia, berteman dengan Jevian adalah hal yang patut ia syukuri. Jevian adalah orang yang baik dan tidak pernah memandang rendah orang lain. Sifatnya itulah yang perlahan membuat Nadia jatuh suka. Di samping itu, ada sosok lela...