"Nadia, I need your hugs!" Jevian berteriak sambil memasuki kamar Nadia.
Lelaki itu terkapar di atas kasur ketika Nadia tidak ada di kamarnya. Ia memutuskan tidur sembari menunggu kekasihnya pulang.
.
.
Nadia tersenyum melihat Jevian yang berada di kamarnya. Fyi, kos Nadia memang tidak ada aturan ketat sehingga Jevian bisa bolak-balik tidur di sana.
Kembali ke Nadia. Ia memutuskan mandi sebelum membangunkan Jevian, cuaca sangat panas karena Bogor sedang di musim kemarau.
"Udah bangun nih?"
Nadia menatap Jevian yang berdiri di depan kamar mandi. Kemudian lelaki itu memeluk Nadia dan mendusal di lehernya.
"Lama banget," lirihnya.
Nadia mengusap punggung Jevian, ia kasihan karena lelaki itu terus disibukkan dengan persiapan Makrab. Meskipun tidak sendiri tapi Jevian adalah Kadiv Acara yang tugasnya sangat banyak dan harus sesuai tuntutan pimpinan dosen.
Misalnya saja, Jevian sudah membuat banyak sekali rundown, tapi belum satu pun yang disetujui. Alasannya: terlalu sederhana/mahal/kurang cocok atau alasan lainnya.
"Capek ya?"
Jevian mengangguk.
"Mandi dulu biar seger," kata Nadia. "Malem ini mau makan masakan aku atau makan di luar?"
Jevian melepas pelukannya lalu berjalan ke kamar Nadia untuk mengambil baju ganti yang ia bawa di dalam tasnya.
"Aku ngikut kamu aja," balas lelaki itu.
Nadia berpikir sejenak. "Okai, kita makan di luar ya, biar gak suntuk di kamar terus."
.
.
"Katanya makan di luar? Kok kamu masak?" tanya Jevian ketika dirinya keluar dari kamar mandi.
Nadia terkekeh. "Makan di luar bukan berarti gak boleh masak kan?"
Jevian mengusak kepala Nadia dengan gemas. Seketika rasa lelahnya hilang begitu berinteraksi dengan gadis itu.
"Tolong keluarin buah-buahan dari kulkas dong. Terus masukin ke container yang udah aku siapin di meja. Campur aja buahnya."
"Noted."
Nadia melanjutkan kegiatan masaknya, yaitu cumi + udang saus asam manis. Beberapa hari yang lalu mereka belanja bulanan untuk stok di kamarnya, dan Jevian menyarankan aneka seafood. Lelaki itu memang pecinta seafood.
"Jadi ceritanya piknik nih?"
"Iyaa, aku pengen ajak kamu piknik malem-malem."
Jevian mengangguk, ide yang bagus untuk berpacaran.
"Apa lagi yang harus dimasukin?" tanya Jevian setelah beberapa makanan dan minuman masuk ke dalam totebag.
"Done."
Nadia menuntun Jevian untuk mengikuti arahannya. Gadis itu membawa Jevian ke kampus, tepatnya taman dengan hamparan rumput yang sangat luas. Cocok untuk me-refresh pikiran, udara yang sejuk dan langit yang cerah dengan benda-bendanya.
Keduanya sampai di taman yang lumayan jauh dari gerbang kampus. Termasuk salah satu taman hidden gem karena di sana hanya ada beberapa orang. Jevian menggelar karpet yang dibawanya, sementara Nadia menata makanan. Sesekali Jevian membantu atau malah merecoki kekasihnya.
Ckrek
"Jeviaann! Aku gak suka difoto, kamu tau itu!" ucap Nadia seraya mengejar Jevian yang tertawa sambil berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Friend [END]
Genç Kurgucw // harsh words Bagi Nadia, berteman dengan Jevian adalah hal yang patut ia syukuri. Jevian adalah orang yang baik dan tidak pernah memandang rendah orang lain. Sifatnya itulah yang perlahan membuat Nadia jatuh suka. Di samping itu, ada sosok lela...