14. Hukuman Satu Bulan

100K 8K 247
                                    

"Aku minta maaf." Lana bersujud semalaman di depan patung yang ada di sebuah kuil, dia mengakui kesalahan serta kecerobohan di hadapan patung itu sebab sudah hampir enam jam nonstop dia tak bergerak dari posisi itu.

"Ketika sampai disini aku sangat ketakutan, aku tidak mati karena keinginanku sendiri itu sebabnya aku sangat menghargai hidup sekali lagi yang diberikan padaku walau harus menjadi orang lain." Ujar Lana kepada patung yang dipercayai sebagai kepercayaan utama orang-orang di Sirasea.

Tatapannya lalu jatuh pada kedua tangan berjari kecil nan lentik miliknya, melihat tangan itu kini menjadi tangannya saja kadang Lana masih belum terbiasa.

Air mata mengalir dari masing-masing ekor mata Lana. "Aku akan lebih menerima takdirku mulai sekarang." Lalu ia membawa kedua tangannya mengusap wajah kemudian bangkit dan keluar dari kuil.

Suasana kuil yang tadinya sepi kini ramai, orang-orang berbondong-bondong datang hanya untuk memastikan Lana benar-benar melakukan pengakuan dosa di dalam dan ketika gadis itu keluar ia disambut banyak cemoohan.

"Untuk segala yang telah terjadi serta mengenai kabar kurang enak yang kalian ketahui tentangku, aku minta maaf." Lana berucap pelan, kedua tangannya terkatup seperti orang berdoa lalu membungkuk di hadapan orang-orang.

Ada yang bersorak riang memaafkan, ada juga yang membuang muka dan pergi menjauh karena merasa muak akan janji manis yang sering dilakukan oleh anggota pihak kerajaan.

"Yang Mulia telah memberikan hukuman ganti secara resmi padaku, aku akan tinggal di satu per satu rumah kalian secara bergiliran sampai sebulan penuh. Jadi, aku mohon atas bantuannya."

Benar. Yohan menawarkan dua pilihan pada Lana beberapa saat setelah pengumuman tadi pagi dibuat. Lana bisa memilih tidur di penjara tanpa mendapat fasilitas layak termasuk makanan atau tidur dari satu rumah ke rumah yang lain guna mendekatkan dirinya pada masyarakat.

Dan Lana memilih opsi kedua, itu sebabnya sekarang beberapa orang yang sudah memaafkan Lana sedang berdebat ingin memberikan tempat tinggal pada gadis itu untuk malam ini.

"Biarkan Yang Mulia berada ditempatku! Rumah milikku jauh lebih bagus dari milikmu!" Claire berdebat dengan seorang pria tambun yang bersikukuh supaya Lana tinggal di rumahnya terlebih dahulu.

"Hei hei! Jaga ucapanmu, ya!" peringat pria itu tak mau kalah. "Keluargaku akan melayani Yang Mulia lebih baik daripada keluargamu!"

"Hoh? Kau akan membuat pinggang Yang Mulia sakit dengan ranjang lapis batu buatanmu?" sahut Claire tak mau kalah.

Mengabaikan perdebatan keduanya, Lana mengedarkan pandangan lebih jauh mencari seseorang yang sekiranya paling tidak ingin rumahnya ditinggali oleh Lana karena seseorang seperti itulah yang wajib Lana luluhkan hatinya.

"Kau." Ujar Lana sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang nampak dua tahun lebih muda darinya dan ketika sadar Lana menunjuknya, dia nampak tak menyukai hal itu.

"Aku akan tinggal dirumahnya malam ini." Putus Lana membuat Claire dan Pria tadi berhenti berdebat seketika sambil memasang ekspresi kecewa serta bibir sama-sama mengerucut.

"Kenapa harus saya?" gadis itu bertanya dengan nada ketus. "Anda bisa tinggal ditempat lain." Segera setelah berucap demikian gadis itu berbalik dan pergi, langkahnya cepat sekali.

Lana tersenyum tipis lalu pamit pada orang-orang yang ada kemudian bergegas menyusul langkah gadis tadi yang sudah berada dalam jarak yang cukup jauh dari pandangan.

"Mengapa Anda mengikuti saya!?" tanya gadis itu emosi ketika melihat Lana ada di depan rumahnya. "Seharusnya Anda tahu saya menolak!"

"Meski rumah saya jelek, saya tidak akan membukakan pintu untuk anggota kerajaan manapun!" ucapnya tegas.

Lana's LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang